💌
“Sebentar lagi kamu akan mengetahui segalanya.”
Aku sama sekali tidak bisa mencerna apa yang baru saja dikatakannya. Sosok misterius dengan jaket kulit tebal yang hampir melingkupi separuh badannya ditambah topi hitam yang melekat di kepala.
“Apa maksud kamu? Apa yang akan aku ketahui?” Aku memalingkan wajah, menyeka sisa-sisa air mata. “Tidak perlu berbasa-basi. Katakan apa yang kamu ketahui, sekarang juga.”
“Aku memutuskan untuk menyudahi semuanya. Dan kamu datang.. Siapa kamu? Sebenarnya apa yang kamu inginkan dariku?” tanyaku beruntun saat dia malah diam seperti tak ingin menjawab semua pertanyaanku.
“Aku tidak menginginkan apapun darimu, aku memang harus menunjukkannya padamu. Dan kamu akan mengetahuinya sebentar lagi.”
“Apa yang kamu katakan? Aku sama sekali tidak mengerti.”
Sosok di hadapanku itu seperti menyembunyikan sesuatu saat melihat wajahku yang kebingungan lewat ekor matanya, bahkan dia berbicara denganku masih dengan kepala yang menunduk. Seolah enggan menampilkan wajahnya padaku. Lelaki itu mengambil napas dalam dan menghembuskannya perlahan, napasnya terdengar seperti nada keputusasaan.
“Kalau begitu, aku akan membuatmu mengerti..”
Dia membalikkan badan sepenuhnya menghadapku, berjalan sambil menunduk menuju ke arahku. Melepas topi hitam yang melekat dengan tangannya yang tadi ia selipkan di saku celana jins biru terangnya. Aku menelusuri lekuk wajahnya, melihat tepat pada retinanya.
“Kamu—Sam?”
💌
Letter for Samuel
July, 29.
KAMU SEDANG MEMBACA
Letter for Samuel
Historia Corta[SELESAI] "Tidak pernah terselip rasa lelah untuk mengirimu surat, yang entah kamu baca atau tidak. Hanya dengan begitu aku bisa berbincang denganmu, mencurahkan betapa berat hari-hari yang aku lalui tanpa hadirmu. Aku merindukanmu, Sam. Sangat mer...