Chapter 15

135 10 1
                                    

            "Heh?" Crow masih heran. "Benar, Tanya memiliki adik yang beberapa tahun lebih muda darinya. Dia sangat menyayangi adiknya hingga akhirnya insiden itu terjadi. Dulu Tanya adalah anak perempuan yang periang. Dia selalu tersenyum pada orang lain. Tapi senyuman itu direnggut begitu saja bersamaan dengan adiknya, tuan detektif." Crow terdiam lalu ikut bersandar di kursinya, "Anda sepertinya sangat akrab dengan Nona Tanya." "Iya, itu benar," jawab Robert langsung, "Aku dan Tanya adalah teman sejak kecil, tuan detektif." "Begitu rupanya. Yah, karena kamu ini laki-laki, kamu harus menjaga temanmu itu." ujar Crow. "Tentu saja, aku akan menjaga semua temanku. Dia dan semua warga desa adalah keluargaku." jawab Robert dengan senyuman lebar di wajahnya.

           "Baguslah kalau begitu." Crow ikut tersenyum, "Toh, kamu juga masih muda. Ngomong-ngomong, berapa usiamu, Robert?" "Usiaku 26 tahun, begitu pula dengan Tanya, tuan detektif. Mengapa anda bertanya?" tanya Robert. "Yah, tidak apa-apa. Aku hanya penasaran. Berarti kalian lebih muda sebelas tahun dariku. Usiaku 37 tahun sekarang. Wah, aku sudah tua rupanya." Crow tertawa dan tawanya diikuti oleh Robert. Setelahnya, Crow melanjutkan, "Berhubung kamu polisi, apa kamu dapat mencarikanku sebuah data?" mendengarnya, Robert tidak langsung berkata iya. Dia bertanya terlebih dahulu perihal informasi apa yang dia inginkan.

   "Yah, ini hanya sekadar informasi biasa. Kudengar Nona Luna memiliki kakak. Bukankah begitu?" ujar Crow.

   "Itu benar, tuan detektif. Nino adalah kakaknya. Apa ada masalah dengannya? Apa dia ada kaitannya dengan kasus ini?"

   "Yah, bukannya begitu. Aku hanya ingin mencari informasi lebih lagi tentang anak itu, Luna. Dia,'kan saksi." jawab Crow dengan santainya, "Jadi, bisakah kamu membantuku mencari data tentang Nino, kakaknya itu?"

   "Akan kucoba, tuan detektif." sahut Robert dengan segera sambil membongkar-bongkar sebuah almari yang cukup besar yang dibuat untuk menaruh data kependudukan.

           Dan tidak lama Robert kembali datang sambil membawa berkas-berkas dengan begitu bersemangat, "Aku mendapatkannya, tuan detektif!" "Kerja bagus, nak!" sahut Crow pada polisi muda itu, "Mari kita lihat isinya." mereka membaca berkas-berkas itu. Mereka melihat data Luna dan kakaknya. Foto mereka juga dilampirkan di sana. Kakak Luna, Nino. Jenis kelamin laki-laki dengan tanggal lahir yang terpampang di sana dapat dihitung usianya sekarang sudah menginjak 24 tahun. Pekerjaannya sebagai pedagang.

   "Menurut pengakuan Luna, Nino jarang pulang." kata Crow.


   "Itu benar, Nino memang jarang pulang ke desa. Dia selalu pergi ke luar kota untuk berdagang." kata Robert.

   "Apa yang dia jual?" tanya Crow.

   "Setahuku dia menjual banyak barang. Mulai dari cangkir dan piring keramik sampai alat bersih-bersih seperti sapu dan pel dijualnya." jawab Robert.

   "Sepertinya kamu tahu banyak tentang orang bernama Nino ini."

   "Sebenarnya tidak banyak juga, tuan detektif. Tapi setidaknya aku cukup mengenalnya. Dia adik kelasku dulu." ujar Robert.

           Crow berdiri, membawa semua berkas-berkas itu di tangannya. Robert mencegahnya sebelum dia ke luar, "Sebenarnya ada apa, tuan detektif? Apa yang akan anda lakukan dengan itu? Tolong jawab yang sesungguhnya. Apa Nino terlibat dengan semua ini?"

   Crow menghela napas, "Yah, aku juga belum tahu."

   "Apa?" wajah Robert terlihat begitu heran.

   "Karena aku belum tahu, bukankah sebaiknya kita mencari tahu? Dengan adanya berkas-berkas ini, kenapa kita tidak menanyakannya langsung kepada orang yang benar-benar terlibat?"

***

          Mereka berjalan kembali menuju penjara tua itu di tengah gelapnya tengah malam. Mereka masuk menggunakan kunci cadangan milik Robert. Mereka menuruni satu per satu tangga dengan hati-hati. Hingga sampailah mereka di tempat wanita itu dikurung sendirian. Tapi begitu terkejutnya mereka mendapati dia sedang bersama orang lain. Orang itu sedang menjambak rambut Diana dengan tangan kanan yang memegang pisau. Orang itu menggunakan jubah hitam dan topeng.

Umbrella Full of RosesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang