“Itu muka apa keset sih, Le? Kusut amat.”
Jin mengatakan kalimat seperti itu bukan tanpa alasan.
Sejak melihat Lea muncul ke gedung agensi dengan muka yang seakan mengatakan don’t-ask-I’m-in-the-mood-no-talk-right-now diikuti Taehyung di belakang, Jin jadi bertanya-tanya apa yang terjadi.
Dan meskipun Lea sedang dalam kondisi no talk, Jin tetap memutuskan untuk bertanya.
That’s woman, isn’t it? Wajahnya menggambarkan seakan mereka tidak ingin ditanyai tapi dalam hati mereka ingin seseorang menanyai keadaan mereka untuk menunjukkan kalau ada yang peduli.
Memang membingungkan.Ya, namanya juga wanita.
Jin duduk di samping Lea yang tengah mengeluarkan laptop di mejanya.
“Did something happen between you two?” tanya Jin lagi. Kali ini kepalanya menoleh ke arah Lea.
Lea menolehkan kepalanya ke arah kiri, memandangi Jin datar sebelum kembali memandangi laptop di depannya.
“Dibanding “us”, kayaknya lebih cocok “you” deh, Bang,” balas Lea. Dari nada bicaranya saja sudah seperti orang yang tengah putus asa.
“Ada masalah sama Jimin, Le?”
“Masalah sama Jimin on-going, Bang Jin.” Lea menghembuskan napas kasar tanpa menoleh.
“Lho?”
Lea mencoba menggerakkan tangannya seakan dia tengah memegang ponsel. Dan dengan lesunya, dia kembali berkata, “Handphone gue baru wafat tadi pagi.”
“Wah, dimakamin kapan, Mbak Le? Sakit apa?”
Kepala Lea spontan menoleh ke belakang. Di detik berikutnya matanya sudah menangkap sosok Jungkook yang tengah meminum air mineral sambil berjalan ke arahnya.
“Lucu ya, Kook?”
Jungkook menjulurkan sedikit lidahnya. “Kalau gitu ketawa dong, Mbak Le. Katanya lucu.”
Melihat Jungkook yang tidak bisa membaca suasana, Jin langsung beranjak dari kursinya, mendekati Jungkook, pinched his nipple.
Untungnya, Jungkook masih manusia. Jadi laki-laki itu mendesis kecil.
“Bang, mainan lo kotor sih,” omel Jungkook yang langsung mundur beberapa langkah dari Jin, seperti anak perawan yang baru saja digoda preman gang.
“Lagian lo sih, Lea malah lo gangguin.”
Alasan kenapa Lea masih bertahan di Devil D bukan hanya karena Jimin saja. Tapi juga Jin. Setidaknya ada satu laki-laki yang cukup mengerti wanita seperti Lea. A man who knows the limit between “joke” and “serious”. Dan orang itu adalah Jin.
It was lucky that this kind of man exist in the band.
Jin kemudian kembali duduk ke kursi yang ada di samping Lea.
“Jadi gimana, Le?”
“Ya gitu, Bang. Mau nggak mau harus beli yang baru,” ujar Lea dengan pasrahnya. “Mungkin gue beli minggu depan setelah gajian.”
Jungkook yang awalnya berniat mengganggu Lea akhirnya diam juga. Dia menyandarkan pinggulnya di pinggiran meja lalu mengalihkan kepalanya ke arah Lea.
“Nanti gue kabarin pacar lo deh, Mbak.”
“Thanks.”
Tahu apa yang Jungkook sukai dari Lea?
Mau dijahili juga, gadis satu ini tahu apa itu “terima kasih”. Sayang sih sudah diserbu duluan sama Jimin. Jungkook kalah dengan yang lebih pendek darinya. Damn.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVIL IN THE SHIRT
FanfictionHal yang Hwan Lea tahu tentang Devil D: Ada Park Jimin, pacarnya, yang membuatnya menjadi manager band, Kim Seokjin si gitaris, dan Jeon Jungkook si bassist sekaligus vokalis. Tapi yang Lea tidak tahu, Devil D punya drummer yang benar-benar mencermi...