Puisi

1.7K 145 6
                                    

Puisi

Aku masih ingat momen saat itu.

Sungguh jika ku ingat kembali aku merasa seperti orang bodoh sekarang.

Kenapa?

Karena aku sangat tidak peka saat itu.

Sangat tidak peka.

Kaizo P.O.V

Keesokan harinya,aku pergi ke Kedai Tok Aba. Di sana aku sedang mencari inspirasi untuk mengerjakan pr adikku. Pr untuk menulis sebuah puisi.

Sungguh,ini sangat merepotkan. Daritadi ia merengek untuk minta di kerjakan,karena otak dia lagi konslek sekarang.

Saat aku menulis,tiba tiba seorang gadis pun datang dan duduk di kursi sebelah kiriku.

Tuhan,jangan bilang kalo kau sedang menjodohkan kita,dia berumur 17 tahun,sedangkan aku 22 tahun,Tuhan. Plis deh.

"SIANG KAPTEN~!", sapa YN.

Aku pun cuekin dia. Males liatin tu muka terus.

Tapi,dia selalu cerewet seperti biasa walau aku cuekin dia😑

Siang ini terasa panas. Keringatku pun bercucuran dari kening hingga pipiku. Aku pun mengelap pipiku.

Oh dan aku lupa jika tangan yang mengelap pipiku adalah tangan yang memegang pulpen.

"Kapten," panggil YN.

"Hm," balasku.

Dia pun menunjuk pipinya dengan senyuman yang menurutku menyebalkan.

Aku pun hanya face palm. Jangan bilang kalo dia memintaku untuk mencium pipinya.

"Kalo,kau memintaku untuk mencium pipimu. Aku takkan melakukannya," jawabku.

YN terdiam. Lalu,ia tertawa terbahak bahak.

"Astaga kapten. Maksudku pipi kapten tercoret pulpen. HAHAHAHAH astaga. Boleh juga tu ciuman pipinya~," goda YN

Apa yang aku katakan tadi?

Astaga,DRAGON BALL!

Aku pun membuang mukaku. Dan aku sangat yakin,jika aku sedang merona berat sekarang.

"Cieeee,kapten. Cieeee....Yang salah paham," goda YN.

"DIAM!", teriak kapten.

"Cieeee,"

"DIAM!",

"Cieeeee,"

"Diam!",

-To be continue-

"Seharusnya aku mencium pipimu saat itu."
-Kaizo-

Spin Off [Completed] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang