Tubuh Taka terlentang di atas kasur empuknya dengan wajah yang dihiasi dengan senyum merekahnya.
"Hoi, lo kenapa? Rada gila ya?" Ucap seseorang berambut putih yang bersandar pada pintu.
Taka mengangkat kepalanya sedikit dan melihat siapa yang sedang bicara. Ketika tau, sontak Taka terkejut.
"Hiro?"
"Santai, papa gak ada kok. Gue dateng sendirian."
"Sejak kapan lo dateng?"
"Beberapa menit yang lalu. Dari tadi mama teriak-teriak manggilin lo, tapi lo sekali pun gak nyaut."
"Denger aja kagak."
Hiro mendekati Taka. "Gue kesini mau mastiin aja, lo udah siap atau belom ketemu papa."
"Gue selalu siap kali."
"Kalo lo masih jalan sama kak Toru, 100% lo gak siap ketemu papa."
"Cih."
"Kenapa dari tadi senyum-senyum gitu?"
"Kepo amat lo."
"Terserah deh. Kalo mau tau kapan papa dateng, gue ada di kamar sebelah."
Hiro pergi, Taka tak bergeming. Dia masih terus senyum-senyum memikirkan kesenangan hari ini.
2 menit kemudian.
Taka membuka pintu, dan menutupnya cepat. "Dek, kapan papa dateng?"
Hiro menoleh dan tersenyum. "Pertahanan lo cuma 2 menit kak."
Mereka sama-sama tersenyum. Kemudian saling mendekat dan memberikan pelukan persaudaraan.
Sudah lama mareka tak bertemu. Karena rumah mereka yang sudah berbeda, juga karena kesibukan mereka masing-masing.
Melepas pelukan.
"Lo gak kangen sama kakak lo ini hah? Jarang banget main kesini."
"Gak, ngapain? Yang ada kalo gue sering kesini, rambut gue jadi berantakan karna lo uyel-uyel kak."
"Ohh gitu?? Gue uyel-uyel nih." Taka yang geram, segera melancarkan serangan khas pada adik bungsunya itu. "Makan nih jurus uyel-uyel gue."
"Aduh, ampun kak.. Ampun.. stop."
Taka menghentikan serangannya.
"Gue habis perawatan rambut tau. Main uyel-uyel aja." Ucap Hiro sambil merapikan rambutnya yang berantakan.
"Kalo gak mau gue uyel lagi, kasih tau gue kapan papa fix dateng?"
"Besok pagi."
"Kok mendadak?"
"Papa emang gitu kali kak. Suka mendadak-mendadak."
Taka hanya menghela nafas panjang, seakan berkata 'sudah kuduga'.
Hiro duduk di kasurnya. "Kak, lo masih sama kak Toru?"
Taka ikut duduk di kasur Hiro. "Menurut lo?"
"Kak, ayolah. Seenggaknya cari pandangan lain gitu. Cewek! Jangan cowok."
"Udah."
"Jangan bilang kalo tetep aja gak minat?" Tanya Hiro dengan ekspresi datar.
"Tapi yang ini beda."
Tiba-tiba Hiro sangat exited mendengar kata Taka. "Serius kak? Ceritain cepet."
"Hm.. Dia cuma penjaga toko bunga sih, tapi dia orang pertama yang ngenal gue sebagai Taka. Bukan sebagai vokalis OOR."
"Maksud lo kak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken
FanfictionTaka yang sudah 29 tahun belum menikah sedangkan ibunya yang sedang sakit terus-terusan menagih cucu padanya, membuatnya harus berpura-pura pacaran dengan beberapa perempuan. Di sisi lain, kenyataan bahwa Taka dan Toru yang saling mencintai semakin...