06 - Sebelah Mata

3.5K 266 48
                                    

Setelah mengetahui kebenaran yang telah terjadi antara permusuhan Jampang dan Onjes, kini tiba-tiba saja perasaan Fauzan kian merasa sedikit bimbang.

Pasalnya, Jampang yang selama ini Fauzan kenal adalah sosok bajingan kejam tanpa belas kasih dan juga orang yang berhati dingin pada orang lain.

Tapi entah kenapa, cerita yang baru saja Adam ceritakan barusan kini seolah membuat sosok Jampang yang ia kenal menjadi sosok asing, yang tentunya jauh sangat berbeda.

Mungkinkah Jampang memang tidak seburuk yang selama ini telah ia pikirkan? Fauzan kian bertanya-tanya dalam hati, mencoba mencari jawabannya seorang diri.

Rasanya seolah masih terasa sulit sekali untuk diterima secara logika. Padahal, jelas-jelas Jampang itu memang dingin dan tampak arogan dimatanya. Fauzan pun kian menolak untuk percaya pada cerita Adam yang kebenarannya pun masih ia diragukan. Tak ada yang bisa menjamin apa yang telah Adam ceritakan pada mereka itu merupakan cerita yang sebenarnya, tanpa adanya penambahan, maupun pengurangan.

Karena yang keras kepala, akan terus berkeras kepala seolah hatinya sudah tertutup rapat. Telinganya tak mau mendengar. Matanya mendadak buta sengaja.

"Oh iya Dam, emang bener anak Jaley ada yang pernah kena ama anak Pasar Baya? Pas malem-malem lagi lewat daerah sono katanya, tapi kaga tau siapa." Tanya Fauzan penasaran, tanpa bermaksud ingin sengaja mengungkit kejadian memalukan tersebut.

Pasalnya, beberapa hari yang lalu dia telah mendengar sebuah isu tentang anak Jaley. Isu itu ia ketahui dari status salah satu anak Paya (Pasar Baya) di beranda Facebook-nya. Perihal anak Jaley yang berhasil tertangkap oleh anak-anak kampung mereka hingga kabur dan bersembunyi di rumah warga.

Kejadian itu pun diketahui sempat membuat nama Jaley Gangster kian tercoreng bahkan sampai menjadi bahan olokan oleh para gangster dan anak geng motor yang ada di Jakarta.

Saat itu, berita tersebut sangat ramai diperbincangkan di facebook, twitter, dan BBM, entah di akun-akun grup anak STM se-Jakarta, maupun akun-akun pembagi informasi daerah khusus Jabodetabek.

Aceng yang tadinya tengah sibuk mengobrol dengan Fajar pun kian teralihkan perhatiannya seolah tampak tertarik pada ucapan yang baru saja Fauzan lontarkan, dia bahkan menoleh dengan cepat dengan senyuman kecil agak simpul.

Ngakunya doang petarung, dikejar malah ngumpet di rumah warga. Petarung apanya? Pemuda Tai Burung kali ah! Aceng kian mengoceh dalam hati. Mulutnya kian tersungging sebelah.

"Eh Jan! Gue juga denger tuh. Katanya ampe minta tolong dikawal buat balik kerumah malah." Sahut Aceng menimbrung percakapan. Dia pun mendengar isu yang sama seperti yang telah Fauzan dengar.

Aceng sendiri mengetahui isu tersebut dari teman-teman tongkrongan-nya di daerah rumah. Dia memang sangat update sekali jika sudah menyangkut kabar-kabar mengenai para gangster yang tersebar di Jakarta, terlebih lagi Jaley Gangster. Seolah Aceng benar-benar tidak ingin kehilangan satu pun berita jika itu mengenai Jaley Gangster, si para penjaga Jakarta dikala malam.

"Ah elah, anak Jaley gimana sih. Udah pada make ilmu tinggi-tingi juga, masih aja pake kabur segala. Mana kaburnya ke rumah warga hahahaha." Lanjut Aceng yang tak mampu untuk menahan tawanya.

Ucapan Aceng itupun kian membuat kuping Adam merasa panas ketika mendengarnya. Seolah Aceng memang sengaja berniat untuk menghina mereka namun secara halus dan tersirat.

Kini tatapan Adam pun tampak kian berubah, terkesan seperti orang yang sedang menahan kesal. Bagaimana bisa kedua orang tersebut mengejek Jaley Gangster di hadapannya dan Sufi yang sudah jelas-jelas adalah anak Jaley Gangster itu sendiri?

Tears DecemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang