Aku berdiri di sebuah padang. Padang yang sangat luas. Daratan yang ditutupi oleh salju.
Putih.
Hanya itu yang dapat kulihat.
Di mana aku sekarang?
Kenapa aku ada di sini?
"LUHAN!"
Seseorang memanggilku dari mana. Ake menolehkan kepalaku. Ke kanan dan ke kiri mencari sumber suara itu.
"LUHAN!" bunyinya lagi.
"KAU DI MANA?!" balasku pada suara itu.
Seseorang memegang pundakku. "Aku di sini, Lu..."
Aku berbalik badan.
Aku melihat Lay Hyung berdiri depanku tanpa baju. Hanya ripped jeans hitam yang ia kenakan. Berdiri tanpa baju dan alas kaki di padang salju yang begitu dingin.
"Apa yang kau lakukan di sini, Hyung?" tanyaku. "Kenapa juga kau tidak menggunakan baju? di sini sangat dingin."
"Tidak ada. Hanya jalan-jalan saja. Hehe..." Balasnya sambil terkekeh.
"Aish! Jalan-jalan apanya?! Cepat pulang." Aku menarik tangannya dan kami berjalan pulang. "Tapi... di mana jalan keluarnya? Kenapa kita ada di sini?"
"Apa kau kedinginan, Lu?" Tanya Lay Hyung.
"Tentu saja!" Balasku. "Bagaimana kita keluar dari sini, Hyung."
"Entah. Aku juga tidak tau." Balasnya enteng. "Tapi Lu, kenapa dengan baju?"
Aku mengernyitkan alis. "Kenapa dengan bajuku?" Aku melihat baju yang kenakan. Bajuku dipenuhi darah yang terus mengalir secara perlahan luar dari dadaku.
Aku panik. Otot-ototku menegang. Bibirku bergetar. Kenapa ini?
Aku memandang Lay Hyung yang juga sedang memandang serius kepadaku.
"Hyung..." Ucapku gemetar.
"Mereka datang..." Gumam Lay Hyung.
Aku bingung dengan perkataan Lay Hyung. Badanku masih bergetar.
"Mereka datang, Lu..." Ucapnya lagi.
"Mereka siapa?" tanyaku pelan.
"Orang-orang dingin." Balasnya serius. Lay Hyung menarik tanganku dan membawaku berlari. "Kita harus pergi dari sini, Lu." Tambahnya.
Aku hanya mengikutinya berlari. Aku bingung. Ada apa ini?
Kami terus berlari. Dan aku terus berdarah. Setelah itu langkah kami terhenti.
Kami melihat banyak orang sedang berdiri di seberang sana. Tidak jauh dari kami. Mereka semua memandang kami datar.
Lay Hyung menghadapkan badannya ke arahku dan memegang kedua pundakku. "Dengar baik-baik, Lu. Kau harus lari dari sini sejauh mungkin. Jika kau tidak kuat untuk berlari lagi, bersembunyilah di salju. Mengerti, Lu?
"Ada apa Hyung?!" Tanyaku panik.
"Pokoknya lari saja, Lu." Lay Hyung melepaskan pegangannya pada pundakku. Dan mengambil sesuatu yang ada di kantong celananya. Paku.
Lay Hyung tersenyum. "Lu. Hyung bangga padamu. Kuharap kau bisa tumbuh dengan baik. Aku menyayangimu, Lu."
"Bicara apa kau, Hyung?! Apa yang terjadi?!" Tanyaku panik.
Lay Hyung menggenggam paku yang diambilnya tadi. Mengangkatnya tinggi-tinggi dan...
"HYUNG!!!" Teriakku. Lay Hyung baru saja menajamkan paku dadanya. "Apa yang kaulakukan, bego?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
moonlight - HunHan
Fanfiction(BEBERAPA PART DIPRIVASI) "K-kau bukan manusia?" Aku memegang dadanya yang dingin. Tepat di atas jantungnya. "Ya..." gumamnya. "Apakah kau akan menjauhiku?" Ucapnya sambil menatap padaku. Kulihat matanya yang sayu. "A-aku..." aku bahkan gugup untuk...