Ia hanyalah roh yang suka mengembara tanpa tujuan. Pergi kemana pun dan mendapat teman baru yang senasib dengannya. Namun ia bosan mengembara sendirian. Suatu hari, ia melihatku dan ingin menjadikanku teman seperjalanannya karena ia tau aku merasa tidak mendapatkan tempat dimanapun.
Ia membuatku terhindar dari kematian. Ia membuatku membalas apa yang dilakukan orang-orang padaku, sekecil apapun kesalahan itu. Ia menghindariku dari orang-orang yang salah. Karena ia ingin membuatku aman.
Aku merasa kecewa sekaligus bahagia mendengarkan penjelasannya. Setidaknya aku memiliki sesuatu yang menganggapku berharga.
"Kau tak perlu pulang" ia merengek padaku.
"Lupakan tentang hidup. Ikutlah aku. Kau sudah selamat sekarang."Aku sedikit bimbang. Tapi ia meyakinkanku bahwa ia membawa kemanapun yang aku mau. Kemanapun. Asalkan aku bersamanya. Aku menyetujui permintaannya yang sekarang sudah menjadi sahabatku. Aku tidak peduli jika aku harus menjadi roh gentayangan sepertinya. Hal yang terpenting bagiku adalah aku sudah diterima ditempat tersebut. Pencarian ku berakhir sampai disini.
Suatu hari ia mengajakku berjalan-jalan lagi. Ia bilang bahwa ia mempunyai banyak teman di kuburan dekat rumahku dan mengajakku ke sana. Aku sedikit takut, tapi aku tau, sekarang aku bagian dari mereka.
Ketika kami terbang di langit, tepat di atas langit pemakaman. Aku melihat banyak sekali orang yang berpakaian serba hitam. Tidak salah lagi, ada seseorang di lingkungan ku yang meninggal dunia. Aku mendekati kerumunan itu. Banyak orang yang sepertinga ku kenal sedang menangis disana. Aku tertegun membaca nisan dari kuburan yang mereka kelilingi itu.
Disana terukir namaku dalam damai. Aku lupa, jika aku memutuskan untuk menjadi roh gentayangan, aku akan meninggal di dunia nyata. Mungkin gadis yang mengajakku itu adalah manusia biasa sebelumnya. Tapi aku tersenyum tanpa penyesalan.
Ini cara bunuh diri yang menyenangkan. Tanpa rasa sakit dan penderitaan. Aku melihat mereka menangis. Mereka terlambat menyadari bahwa aku adalah orang yang berharga untuk mereka.
Tapi maaf, Tuhan sepertinya telah menunjukkan tempat yang benar untukku.
Yaitu, dimana pun aku menginginkannya......
KAMU SEDANG MEMBACA
Anywhere!!
Fiksi RemajaJika Tuhan mengizinkan, aku ingin pergi. Dimanapun. Kemanapun. Asalkan aku diterima ditempat tersebut. Namun, sepertinya Tuhan tidak memberiku izin untuk itu. Aku tetap berada disini. Dimana sekolah adalah neraka, dan rumah adalah surga palsu.