"Dia unik, entah kenapa bikin hati gue langsung tertarik."
¤
Seorang cewek berkuncir satu menatap cewek di sebelahnya yang sedang menyilangkan kedua kaki dengan tatapan heran. Mereka berdua sedang meng-antre untuk membayar setumpuk novel di kasir.
"Napa lo?" Tanya Emely sinis.
Cewek di sebelahnya berdecak sebal, "Ck! Sinis amat bu," Gisele mencibir membuat Emely memutar bola matanya malas, "Kebelet pipis gue." ucap Gisele kemudian dengan suara yang begitu pelan, nyaris berbisik.
"Ish, cepetan sono!" usir Emely langsung "Kalo ngompol gue ga mau tanggung malu." tambahnya ketus.
Gisele menunjukkan cengirannya. Setelah itu ia lari terbirit-birit keluar dari toko buku untuk mencari toilet terdekat.
Sekarang giliran Emely yang membayar 5 novel yang diinginkan oleh Gisele, saudara kembarnya.
"Suka baca novel? Apa mau buka toko buku?" Suara seseorang yang dekat dengan pendengaran Emely, membuat cewek itu berbalik.
Emely menatap cowok itu heran sambil menautkan kedua alisnya, "Mau gue makan." jawabnya asal ceplos. Kemudian mengalihkan tatapannya kembali ke petugas kasir.
"Kambing atau tikus lo? Makanin kertas." ledek cowok itu sambil tertawa geli.
Emely memutar bola matanya malas, "Jadi berapa mbak?" Tanya Emely pada petugas kasir, tidak berniat menggubris lagi celotehan cowok asing itu.
"Semuanya jadi lima ratus dua puluh satu ribu mbak." jawab sang kasir dengan ramah.
Emely pun merogoh dompetnya dan mengeluarkan enam lembar uang kertas dengan nominal 100.000-an.
"Seribunya tanggung mbak, lempengin aja." ujar cowok di belakang Emely.
Oke. Emely benar-benar kesal sekarang.
Ia pun menarik napas panjang, "Lo pikir ini pasar loak apa yang bisa lo tawar seenaknya!" sambar Emely dengan sewot, tidak sedikit dari mereka yang memperhatikan Emely.
Cowok itu terkekeh. Lesung pipitnya terlihat, jujur itu sedikit menganggu konsentrasi Emely. "Mbak-nya aja senyum, kenapa lo yang sewot? " balas si cowok.
Memang benar apa yang dibilang cowok itu. Petugas kasir malah senyum-senyum ga jelas melihat cowok yang mengganggu Emely itu. Wajar saja kalo petugas kasir itu senyum, berarti dia cewek normal. Karena si cowok memang tampan.
Hawa tubuh Emely mulai terasa panas sekarang. Kalo ia tidak cepat-cepat pergi, amarahnya akan terbakar.
Cewek itu menyodorkan uang tadi dan mengambil kantung belanjaannya, "Ambil aja kembaliannya." ucapnya lalu pergi dari situ dengan langkah cepat dan lebar.
***
"Kelamaan sih lo! Kebelet pipis atau boker bu." cibir Emely dengan amat sangat ketus. Ia bersidekap seraya membuang mukanya ke samping, enggan bertatap muka dengan Gisele.
Gisele tertawa geli melihat wajah bete dari saudara kembarnya ini, "Ya maaf." ucapnya dengan sok polos. "Tadi ada dress cantik yang manggilin gue gitu, makanya gue samperin." jelasnya yang terdengar tidak masuk akal.
"Lebay lo." cibir Emely nyolot.
Hal itu membuat Gisele kembali tertawa, "Jangan galak amat napa, ntar cowok pada minggat." ledeknya disusul deraian tawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tomboy Vs Playboy
Teen FictionCewek tomboy tapi bawel? Kisah ini bermula karena sebuah novel. "Lo pikir sebuah novel bisa bikin lo jatuh cinta?" "Iya. Nih" seorang cowok tiba-tiba datang menyambar omongan Emely sambil menyodorkan sebuah novel "Baca deh, gue jamin setelah ini lo...