"Unik ya? Cocok lah sama gue."
¤
Belum lama ini Gisele dan Emely berstatus sebagai siswi baru di SMA mereka. Bukan sebagai siswi pindahan, tapi mereka baru memasuki tahun ajaran baru. Tiga bulan bersekolah dengan seragaman putih abu-abu, membuat mereka memegang prinsip untuk tidak berulah dulu. Entah lah jika pada semester berikutnya atau tingkatan kelas selanjutnya.
"Emely, kalo kamu bisa merubah sikap kamu itu, Papa baru akan membelikan kamu mobil." ujar Preston, Papanya Emely yang juga Papa Gisele dan Vado.
Emely menggerutu dalam diam, peduli setan elah. - batinnya. Gadis itu memilih fokus menyantap nasi goreng favoritnya.
Preston sudah selesai sarapan, "Papa harus berangkat sekarang. Vado, kamu tetap awasi adik kamu yang satu ini." ujar Preston mengingatkan sambil melirik ke arah Emely.
Emely hanya bergumam malas, sedangkan Vado terkekeh melihat raut bete yang menghiasi cantiknya wajah sang adik.
"Stefi, Papa harap kuliah kamu baik-baik saja. Papa berangkat dulu." Preston meraih tasnya dari Shopie sang istri.
Ia pun mencium kening Shopie dan juga Stefi yang berada di dekat mereka sekarang.
"Ekhem," salah satu dari anggota keluarga itu berdeham sengaja.
Preston menghentikan langkahnya, lalu menatap kembaran Emely. "Gisele ga ditanya nih?" Tanya Gisele menyindir, tangannya mengaduk-ngaduk nasi goreng menggunakan sendok dengan hati yang merasa gondok.
Pria setengah baru baya itu menghela napasnya, "Gisele, jangan terlalu aktif di sosial media, jangan terlalu banyak tingkah, jaga pergaulan kamu, belajar yang sungguh-sungguh." cerocos Preston panjang lebar.
Gisele menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia malu karena merasa tidak diperhatikan. Tapi nyatanya, Preston mengetahui apa saja yang dilakukan oleh Gisele. Meskipun tidak separah Emely.
"Kak Gisele baper, Jon biasa aja kok ga kena bawelan Papa." cibir Jonathan, anak bungsu di keluarga Richardo.
"Udah-udah. Kalian cepetan sarapannya, Mama mau anter Papa ke depan dulu." ujar Shopie menengahi.
Setelah pamit kepada ke lima anaknya, Preston berangkat ke kantor. Tentu saja untuk bekerja. Anak-anak mereka pun berangkat ke sekolah masing-masing.
***
Emely berjalan dengan langkah yang lebar seperti biasa. Dilihat dari cara berjalannya, tidak feminim apalagi anggun sama sekali. Jelas kedua kriteria itu tidak ada dalam diri Emely.
"Pagi-pagi udah garang aja tuh muka." cibiran itu menyambut kedatangan Emely di ambang pintu kelasnya.
"Yaelah Sel, belum sarapan dia makanya tuh muka udah kek pen makan orang." sahut temannya yang bernama Sela.
"Iya. Lo orang nya!" sambar Hana sewot, tiba-tiba ia sudah ada di belakang Emely. "Ngomong masih belepotan juga." ia terus menggerutu.
Sely dan Sela ikut menggerutu sebal karena Hana menganggunya untuk menangkap hasil pancingan mereka berdua. Masih pagi sudah berhasil membuat Emely kesal hingga terjadi pertengkaran kan seru.
"Kagak usah diladenin Em, mereka berdua tuh kembar idiot." cibir Hana sambil menatap Sely dan Sela dengan tatapan meremehkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tomboy Vs Playboy
Fiksi RemajaCewek tomboy tapi bawel? Kisah ini bermula karena sebuah novel. "Lo pikir sebuah novel bisa bikin lo jatuh cinta?" "Iya. Nih" seorang cowok tiba-tiba datang menyambar omongan Emely sambil menyodorkan sebuah novel "Baca deh, gue jamin setelah ini lo...