LUKA

160 17 1
                                    

Aku disini, menunggu dalam kegelapan.
Menunggu kamu tanpa kepastian.
Entah bagaimana bisa aku bertahan.
Selama itu, tanpa merasa bosan.

Perjuangan, penantian, dan pertahanan ini semuanya.
Kamu tetap bukan milik ku, semuanya sia - sia.

Aku tidak akan pernah mendapatkanya.
Mendapatkan hatimu, yang tak pernah tau rasanya,
Rasa yang hanya aku yang memilikinya.

Aku sadar, dari awal rasanya saja begitu sakit.
Kamu yang datang, lalu pergi sesuka mu.
Kamu yang meminta agar hatimu tidak dipermainkan.

Tapi, mengapa kenyataannya aku yang terluka oleh permainan mu?
Kamu melukai luka yang taakan pernah kering.
Kamu menggoreskan begitu banyak kenangan yang taakan terlupakan.
Bagaikan sayatan luka yang taakan pernah hilang.
Berkali kali, kamu merobek kembali luka itu, semakin lebar.

Lalu ketika aku mencoba melupakan nya, kamu kembali.
Persetan dengan kamu, sepertinya kamu memang tidak pernah mengizinkan aku sembuh dari luka yang kamu ciptakan.

Lalu ketika aku bertahan dalam keaadaan terluka, kamu pergi menghilang.
Seakaan tak peduli apa yang telah kau lakukan.
Aku terluka, dan sekarang aku menyerah.
Aku lelah memperjuangkan kamu.
Pertahananku hancur
Perjuanganku selesai.
Semuanya sia - sia, kamu memang tak pernah bisa mengerti.

Hati milikku bukan cuma retak atau remuk lagi, tapi hancur.
Hancur bak serpihan kaca yang pecah.
Kumohon, jangan kembali lagi disaat pertahanan ku mulai kokoh.

Percayalah, aku taakan melupakan kenangan tentang kita.
Karena kenangan adalah jejak untuk sampai pada saat ini.
Terimakasih atas luka yang kau berikan.
Kamu berhasil, melukaiku.

-Arin-
231 words

Sebait KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang