episode 1

103K 3.3K 303
                                    

" cagiaa"

suara berat seorang namja terdengar samar dari luar kamar. Namja yang selalu kau rindukan setiap waktu. Namja yang sangat berarti untukmu dan juga hidupmu. Ya dia park jimin.

" oh kau pulang sayang?!"

Kau berhamburan memeluknya. Sungguh kau merindukan wangi tubuh namja ini dan rindu kehangatanya. Setelah meninggalkanmu selama sebulan dia kembali dengan kebahagiaan dan sedikit kekhawatiran tercetak pada raut wajahya. Tidak bisa dipungkiri lagi selama tour dia meninggalkanmu dan juga aegi di perutmu. Bahkan kamu sempat masuk rumahsakit saat jimin tak ada di sampingmu.

"Maafkan aku, kau menahan itu sendiri tanpa kehadiranku"

tidak berada di samping istrinya saat hamil jimin merasa bersalah dan mengutuk dirinya sendiri. Usia kehamilan yang baru seumur jagung itu berat bagi sang ibu. Rasa mual dan nafsu makan berkurang harus ada seseorang di sisihmu dalam masa-masa sulit itu harus ada yang membujukmu untuk makan. Tapi tidak dengan jimin dia tidak bisa berada di sisihmu pada saat-saat sulit itu.

"Gewencana lihatlah aku baik saja sekarang ote?"
dia membalik-mbalikan tubuhmu seperti mainan. Hingga matanya beralih ke perutmu yang sedikit membuncit walau baru menginjak bulan ke3.

"Kata dokter hanya kontraksi biasa ini sering terjadi pada ibu hamil"

"Tapi tetap saja aku tak ada disampingmu saat itu"
Tangan kekarnya beralih mengelus perutmu dengan lembut.

"Kau nakal sekali"

"Bukankah papa sudah bilang selama papa pergi kau tidak boleh nakal didalam sana?"

"Nde papa aegi nurut sama papa" jimin membalas pertanyaanya sendiri seakan aegi di dalam perutmu bisa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh sang ayah.

"Anak pintar itu baru anak papa".

"Hahahah aigo"

Kau tertawa sembari memandangi park jimin yang sedang berdialok dengan aegi di dalam perutmu. Tingkahnya sangat lucu. Kaupun sering di bikin tertawa dengan tingkah konyol suamimu, jangan lupa dia juga penurut. Saat kau bosan karna bawaan aegi. Jimin akan menuruti semua permintaanmu bahkan hal konyol sekalipun sepeti yang sering hyungnya lakukan. Setelah berhasil membuatmu tertawa jimin akan berjingkrak riang. Tidak hanya itu dia akan berubah menjadi anak anjing yang menggemaskan. Kau sangat bahagia bahkan kau merasa menjadi yeoja yang sangat beruntung.

=><=
=><=
=><=

Tidak dengan hari-hari yang kamu lewati sekarang hari indah,hari kebahagiaan kini hanya diselimuti dengan awan pekat. Meskipun kandunganmu menginjak usia ke9. Jimin seakan tidak pernah peduli denganmu lagi. Pulang larut malam bahkan pergi berminggu-minggu tanpa menghubungimu. Entah hal apa yang membuat jimin berubah.

Jimin memperlakukanmu seperti seorang pembantu dia tidak menghargaimu sebagai istrinya lagi. Nafasmu semakin sesak, saat mengingat kenyataan bahwa jimin pergi dengan wanita lain. Ya kau penah memergokinya saat mereka jalan berdua bergandengan tangan seperti sepasang kekasih. Jika itu alasanya untuk apa jimin masih mempertahankanmu. Bukankah akan lebih baik jika dia hidup bersama yeoja itu. Kau akan merelakanya,merelakan jimin bahagia dengan yeoja yang dia cintai walaupun kenyataanya bukan dirimu.

Kau ingin pergi ingin mengakhiri semuanya. Tapi aegi yang kau kandung kau mendapat kekuatan darinya kekuatan untuk bertahan.

"Bukakah tak masalah jika kita hanya berdua? Mama janji mama bisa membesarkanmu sendiri tanpa papa"

tanganmu bergerak mengelus perut yang sudah membesar meminta izin pada aegi di dalam sana untuk pegi meninggalkan ayahnya park jimin. Memberikan sebuah perjanjian bahwa hidup denganmu bukan sebuah kesalahan dan kamu berjanji anakan membahagiakannya. Seakan bisa mendengar ucapanmu kaki mungil itu bersemangat menendang rahimmu di dalam sana. Sampai beberapa menit dan kau merasakan sesuatu yang akan keluar.

"Apakah ini saatnya?, kau tak ingin mama meninggalkan papa nak?"
Kontraksi perutmu sangat luar biasa. Kau hanya bisa merintih kesakitan

"Hiiiiksss appoo"

Pandanganmu kabur dan saat itu juga seseorang berlarian menghampirimu.

💛💛💛💛💛💛💛💛




Park Jimin X You || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang