Episode 2

44.4K 2.4K 244
                                    

Tangisan bayi laki-laki menggema di sebuah ruangan bernuansa putih. Sekarang dia berada di sampingmu mata,bibir bahkan pipi yang tidak jauh berbeda dengan ayahnya. Sekilas saja kau bisa melihat sosok park jimin dalam diri anakmu. Tentu saja karna anak ini adalah anak park jimin.Kau sangat mengaguminya bagaimana keturunanmu bisa setampan ini.

"Kau mirip sekali dengan papamu nak"
Jari-jari mungil itu bergerak menggenggam telunjukmu.

"Nuna apa dia sudah lahir"

Namja bergigi kelinci muncul dari balik pintu dan cukup mengagetkanmu. Bagaimana dia tau kau berada di sini.
Ya.jungkook lah yang membawamu kesini. Berterimakasihlah pada jungkook karna dia sudah menyelamatkan 2 nyawa sekaligus. Nyawa ibu dan nyawa seorang anak.

"Dia laki-laki? Woahh dia mirip sekali dengan jimin hyung"

Terlihat kebagiaan pada raut wajahya, dia mendekat dan mengecup pipi gembul anakmu yang tidak lepas dari ayahnya. Namun,tiba-tiba tercetak kesedihan dimata jungkook kau bisa membaca itu semua. Kau menerka apa yang ada dalam fikirannya.

"Jungkook-ah we? gwencana?"

"Oh gwencana"

Dia baik saja tapi tidak dengan hatinya. Jungkook sedih dia tau bahwa kenyataan hyungnya sedang bersenang-senang dengan wanita lain. Dia bukan satu-satunya yang mengetahu hal tersebut. Di sisi lain istrinya berkorban hidup dan mati demi kehidupan bayi mungil yang tak lain lagi adalah anak dari buah cintamu dan juga park jimin.

"Yn nuna,  jimin hyung sedang ada rapat sekarang jadi tidak bisa datang mungkin dia akan datang dengan yang lain nanti"

Kebohongan itu jungkook katakan untuk menenangkan hatimu. Tapi kau sadar selama kehamilanmu jimin bahkan seperti tidak peduli. Kau tidak yakin apakah dia akan datang. Jika tidak menemuimu seharusnya dia menemui anaknya bukan? Apakah dia juga tidak peduli pada anaknya sendiri?. Saat ini berusaha tidak peduli itu yang terbaik. Bukankah ini moment bahagia.

"Siapa namanya?"
Kau hampir lupa memberi nama untuk anakmu sendiri karna memikirkan ayahnya.

"Park jiwon"  entahlah nama itu melintas dalam otakmu.

"Sayang sekarang namamu park jiwon"

kau mencubit hidung mungil itu pelan. Seakan senang dengan nama baru yang ibunya berikan garis bibirnya melengkung menggambarkan bahwa dia suka dengan nama itu.

"Woaaahhhh jiwoni senang dia suka nama itu nun"

Jungkook terlihat bahagia. Dia ingin cepat menikah dan menghasilkan banyak bayi-bayi kecil yang lucu.

Selang beberapa detik setelah aksi kekaguman jungkook seorang suster datang dan membawamu menuju ruang perawatan lain untuk di periksa. Bagaimana dengan bayimu tidak usah khawatir keberadaan jungkook bisa dimanfaatkan. Jungkook sangat senang dengan bayi jadi kau tidak cemas anakmu bersama namja kelinci itu.

Di sisi lain seseorang memandangimu dari kejauhan. Ingin rasanya datang dan memeluk tubuh ringkih itu tapi dia urungkan. Dia meruntuki kebodohannya selama ini telah menyakitimu. Namja itu bertanya-tanya dimana bayimu buah cintanya denganmu. Apakah dia baik-baik saja mengapa dia tidak bersamamu. Hingga seseorang menepuk pundak namja yang sedang kebingungan itu.

"Hyung kau datang ?"
 
Jungkook menepuk pundak namja yang sedang berdiri mematung di depan pintu kamarmu. Ya dia park jimin. Mata itu beralih memandang bayi mungil yang berada digendongan jungkook. Matanya seakan meminta jawaban bahwa bayi digendongan dongsaenya adalah anaknya.

"Dia park jiwon yn nuna yang memberikan nama itu"

"Kau tau hyung jiwon sangat suka dengan nama itu. bahkan dia tersenyum saat eomanya meberikan nama itu"

"Nama yang bagus bukan hyung?"

Jungkook menceritakan semua itu agar jimin luluh. Tapi salah jimin hanya melirik bayi itu lalu dia pergi tanpa sepatah katapun. Sadar akan kehadiran ayahnya jiwon siap menangis. Jiwon menangis kencang dan jimin masih tidak perduli.

"Uljima jiwonie sstttt sstttt"

Dengan sangat hati-hati jungkook menimang bayimu dan namja yang disebut seorang ayah tetap tidak peduli dengan keadaan. Ayah yang baik akan senang melihat anaknya bahkan dia akan rela sekalipun bajunya basah terkena air kencing.

"Hyung kau tidak mau menemui yn nuna?"

"Baiklah jika kau kesini nanti"

Jimin hanya berjalan lurus. Dia tidak menoleh sedikitpun saat berpapasan denganmu. Entahlah dia sadar atau tidak yang pasti dia tidak mempedulikanmu bahkan anaknya yang sedang menangis digendongan dongsengnya.

💛💛💛💛💛💓



Park Jimin X You || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang