#5 Don't Care?

490 25 17
                                    


"Ketidakpedulian dan keangkuhanmu itu akan membuat diriku mencari tau tentangmu."

-Nana-

**†**

"Ngapain lo tadi ngajakin Evan, Na?" Tanya Dava dia sesampainya di kantin.

"Entahlah, gue rada kasian aja sama dia." Jawab Nana sekenanya.

"Kalian mau mesen apa nih? Hari ini giliran gue kan yang mesenin!" Ujar Soni.

"Gue mesen siomay 1, jus alpukat spesial 1!" Pinta Dava.

"Gue mesen jus alpukat aja deh son!" Kata Nana.

"Lo gak makan Na?" Tanyanya.

"Gak, gue lagi diet nih hehe.." Ucapnya.

"Ngapain harus diet sih Na, lo udah langsing. Nanti kalo lo sakit gimana?" Omel Dava.

"Biarin aja, kalo gue mati gak akan ada yang peduli juga kan?" Ucapnya, lalu memainkan handphonenya lagi.

**†**

*Nana POV

Gue merenung, memikirkan apa yang baru saja gue ucapkan kepada Dava. Memang tidak ada yang peduli sama gue, dia pun tak peduli dengan keadaan gue saat ini. Dia hanya meninggalkan gue begitu saja tanpa memikirkan keadaan gue saat ini.

Dia, benar dia adalah mantan gue yang baru saja di rebut sama tante cabe. Gue masih cinta, tapi apa dia peduli? Apa dia melirik gue sebentar saja?

Tidak! Dia sama sekali tidak peduli dengan gue, bahkan untuk melihat gue dia selalu mengalihkan pandangannya, seakan - akan gue sampah di matanya.

**†**

*Author POV

Dava memegang kedua pipi Nana dengan menggunakan tangannya, "Jangan gitu dong Na, gue sayang sama lo, gue peduli juga sama lo!"

"Tapi, orang yang gue harapin tidak peduli sama gue Dav!" Kata Nana sambil menyandarkan kepalanya ke bahu Dava. Tanpa disadari, sepasang mata di ujung sana melihat dengan tatapan sendunya.

Dava terkejut dengan kelakuan Nana secara tiba - tiba, biasanya Nana tidak pernah menampakkan kesedihan di hadapannya.

"Lo tau dav, gue juga sedih disini! Sakit Dav, sakitt hiks.." Gumam seseorang di balik pilar.

"Udah ya Na nangisnya, nanti dikira gue ngehamilin lo dan gak mau tanggung jawab lagi hehe!" Kekeh Dava, yang mau tidak mau membuat Nana melayangkan tinjunya ke bahu Dava, dan tersenyum.

"Aduhh sakitt Na, gini - gini bahu gue yang lu senderin tadi, masa di pukulin.."

"Biarin, makannya jangan ngomong yang nggak - nggak deh!" Lalu mereka tertawa bersama.

"Soni mana ya? Kok lama banget sih!" Ucap Nana sambil mengetuk - ngetuk meja kantin dengan sendoknya.

"Entahlah, palingan antri kali ya!" Katanya.

"Nana!" Panggil seseorang, Nana pun menoleh ke arah sumber suara.

"Eh, bang Niel. Sinii bang!" Teriaknya sudah kayak toa masjid, sumpah malu - maluin.

Just DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang