Coma

70 8 0
                                    

Beep... Beep... Beep... Beep...

Suara alat monitor EKG memenuhi ruangan 107 yang sunyi oleh kebisingan.

Tangis? Kemana tangisan orang-orang yang menangis di ruangan itu, beberapa hari lalu? Di saat yeoja itu baru mengalami koma?

Tidak ada lagi suara tangisan yang memenuhi ruangan itu. Hanya terdengar suara alat monitor EKG yang terus mengontrol detak jantung seorang yeoja yang jatuh koma akibat tertembak dan mengalami pendarahan di kepalanya.

Srekkkk

Tiba-tiba seseorang membuka pintu ruangan rawat yang sunyi senyap itu.

Tuk tuk tuk

Suara benturan sepatu dari seseorang yang memasuki ruang rawat nomer 107 sangat terdengar. Andai saja Jiu. Yeoja yang kini sedang terbaring koma di ruangan itu sudah terbangun dan sadar dari komanya. Mungkin saat ini dia sudah mendengar suara langkah kaki itu dan menatap orang yang memasuki ruang rawatnya.

Orang itu adalah seorang namja tampan dan juga muda.

Namja itu terlihat menatap lirih tubuh Jiu yang tidak sadarkan diri, dan terbaring koma.

"Jiu..." suara namja itu terdengar lirih dan serak.

Namja itu kini berjalan ke arah samping ranjang rawat Jiu dan menggenggam tangan Jiu.

"Tangan mu masih terasa sangat hangat. Masih sama seperti pertama kali aku menggenggam tangan mu. Kenapa kau jadi seperti ini Jiu?" ujar namja tampan tersebut dengan lirih.

Sedih, sakit dan hancur. Mungkin itu yang di rasakan namja tersebut.

Terlihat dengan sangat jelas dari sorot matanya, bahwa dia sangat sedih dan terluka.

"Andai waktu bisa ku putar kembali. Aku ingin menggantikan diri ku di posisi mu Jiu. Ku mohon...cepatlah sadar kembali...dan kita bisa bersama seperti dulu" ujar namja yang tidak di ketahui namanya itu dengan air mata yang mulai mengalir dari pelupuk matanya.

Tes...Tes...Tes...

Buliran air mata namja itu, jatuh tepat di punggung tangan kiri Jiu yang di genggamnya.

Beep...Beep...Beep...

Kini terlihat gelombang jantung Jiu yang di monitori oleh alat monitor mulai menaik, dan itu menandakan bahwa Jiu masih dapat mendengar apapun yang di ucapkan seseorang terhadapnya.

Artinya Jiu masih dapat merespon dan mendengar dengan baik semua yang ada di dunia ini.

Tubuh Jiu mungkin  kini sedang mati untuk sementara. Tapi hatinya? Hatinya tetap hidup di dalam sana. Jiu masih dapat merasakan hangatnya cinta yang di berikan oleh orang-orang yang mencintainya.

Setelah cukup lama namja itu menjenguk dan menggenggam tangan Jiu, akhirnya namja itu memutuskan untuk pergi.

"Jiu...aku pergi dulu ya. Besok aku akan ke sini lagi menjenguk mu. Cepatlah sadar dan lihat aku Jiu. Aku mencintai mu..." ujar namja itu dengan lembut dan berlalu keluar dari dalam ruangan Jiu.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Apa kau lapar? Hm?" tanya seorang namja pada kekasihnya yang kini hanya terduduk di sofa di  dalam ruang rawat Jiu.

Gahyeon hanya diam dan menggelengkan kepalanya.

Jung hanya mampu menghela nafasnya.

"Kau harus makan Gahyeon. Eonni mu tidak akan pernah suka, jika kau melakukan semua ini" ujar Chanyeol menasehati Gahyeon.

Detective LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang