Keesokan harinya, setelah pertimbangan yang matang dari kepanitiaan MOS tahun ini maka diputuskan bahwa penutupan masa orientasi siswa akan diselenggarakan pada hari ini. Mengingat bahwa program kerja mereka yang belum tuntas, mereka menyetujui untuk merelakan hari liburnya, namun dengan syarat dua orang terdakwa yaitu Hyoyeon dan Yuri dapat dihukum dengan seadil-adilnya.
"Yuri, beliin gue minum. Gue haus."
"Hyoyeon, tolong angkatin semua kursi disini ya, ke dalam aula."
"Yuri, ini sound systemnya nggak mau nyala, panggilin Jiyong ya."
"Hyoyeon, ini tali sepatu gue lepas. Tolong ikatin dong."
Hyoyeon menghentakkan kakinya kesal mengingat permintaan terakhir dari Sunny. Bagaimana ia bisa mengikat tali sepatu Sunny jika gadis itu hari ini tak memakai sepatu bertali? Ia mendesah panjang sambil memperhatikan Yuri yang tak jauh di dekatnya sedang mengangkat sebuah meja menuju ke dalam aula.
"Yul, sini!"Panggil Hyoyeon sehingga membuat Yuri menoleh.
"Bentar, aing mau letakin ini dulu di suruh Tippany,"Yuri menjawab seadanya dan kembali meneruskan langkahnya ke dalam aula. Setelah meletakkan meja tersebut, ia kembali ke hadapan Hyoyeon dengan dua buah botol aqua di tangannya. Dengan baik hati, ia memberi satu botol pada Hyoyeon sambil menghempaskan tubuh lelahnya di sebelah gadis itu. "Ada perlu apa Hyo?"
"Yul, kita nggak bisa diginiin terus."Kata Hyoyeon kesal, "Yang ada nanti lama-lama kita mati."
"Astaghfirullah. Hus, nggak boleh ngomong kayak gitu."Ucap Yuri memperingatkan, "Lagian ini juga karena kita kan acaranya jadi kacau?"
"Gue tau sih.."Hyoyeon menunduk sedih, "Tapi permintaan mereka udah gila Yul, masa tadi gue disuruh ikat sepatu Sunny, padahal sepatunya ga pake tali."Adu Hyoyeon sebal, "Kan ampas banget dia."
Yuri tertawa kecil, "Maneh teh masih mending dari pada aing. Masa tadi aing disuruh Taeyeon nyari Pak Yang Hyunsuk. Aing udah nyari ke kantor guru, ke ruang TU sampai ke ruangan pak Soo Man. Tapi tetep aja gak ketemu. Aing udah bilang ke Taeyeon kalau pak Hyunsuk gaada tapi dia tetep ngotot aing harus nyari bapak itu."Ucapnya sambil mengerucutkan bibir kesal, "Belum lagi tadi Tippany nyuruh ngangkatin meja lima buah. Kuli aja masih dikasih gaji lah kita enggak."
"Sumpah Yul, kita nggak boleh ngebiarin ini semua. Ini namanya kerja rodi! Kita harus lapor ke pihak berwajib!"Ucap Hyoyeon berapi-api.
"Hah pihak berwajib? Kalo gak kita lakuin dosa ya? Mending kita lapor ke pihak yang sunah aja biar kalo dikerjakan berpahala ditinggalkan gapapa."Usul Yuri sambil mengingat pelajaran agamanya dulu.
Hyoyeon kembali menghela nafasnya panjang dan menepuk bahu Yuri pelan, "Yul, by the way lo gausah cari pak Hyunsuk lagi deh."Hyoyeon tersenyum sedih melihat pandangan penuh tanya Yuri, "Pak Hyunsuk itu.. Kepala Sekolah di sekolah sebelah Yul."
***
Para siswa yang berada di dalam aula dibuat kebingungan karena tak menemukan satupun panitia yang berada di dalam sana. Mereka sudah berada di dalam aula selama lebih kurang setengah jam tetapi tanda-tanda akan kehadiran panitia sama sekali tak ada. Seohyun yang kala itu sibuk menulis sesuatu dibukunya harus menghentikan kegiatannya setelah gadis lain yang berada di sebelahnya mencolek bahunya berkali-kali.
Seohyun memutar bola matanya malas,"Apa?"
"Gue bosen, ada makanan nggak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
FRENEMIES [PREQUEL OF SOSMED]
FanfictionMenurut lo.. Temen itu apa sih? Mirip ginger ANJING peliharaan gue - Kim Taeyeon Friend? I think its kinda shit - Jessica Jung Friend is you, you are bitch, Friend is bitch - Lee Sunny Yang suka warna pink titik - Stephanie Hwang Sepupu kayak Taeye...