Drabble

9 2 0
                                    

Sebenarnya ini merupakan bagian Hanna untuk membuang sampah setiap pukul empat. Tetapi ternyata dia harus kembali ke flatnya dan mengambil proyek seni rupa miliknya untuk dikumpulkan sore ini juga.Maka tugas membuang sampah dilimpahkan padaku yang, terlihat, sedang membaca majalah di sofa khusus untuk para pengunjung.

Tapi tidak, aku sebenarnya sedang mencari artikel tentang Choi Seunghyun, model idolaku yang mengelola toko olahraga tepat di sebelah KeyBum's -butik milik Kibum, kakakku, dan merupakan tempat aku bekerja paruh waktu.

Seunghyun oppa beberapa kali melakukan pemotretan dengan Jonghyun, kakakku yang lain, untuk brand miliknya dan terkadang milik Kibum.

Sangat disayangkan, hubungan yang dimiliki kedua kakakku dengan Seunghyun oppa tidak membuat kedekatan yang terlalu berarti antara aku dan dia. Kedua kakakku pikir dia terlalu tua untukku, atau aku terlalu kecil untuknya, padahal menurutku pria yang lebih tua itu selalu terlihat menarik. Dan sepuluh tahun bukanlah perbedaan usia yang terpaut jauh.

Ditambah lagi, Seunghyun oppa memiliki pesona yang tidak bisa dijelaskan oleh kata-kata.

Bagaimana cara dia berpakaian, bagaimana rambutnya yang halus itu selalu rapi disisir ke belakang, bagaimana kedua tangannya selalu dimasukan ke saku celana ketika dia berjalan, dan betapa suaranya yang seindah lantunan syren itu menyapaku.

Aku terkejut ketika melihat Seunghyun oppa berjalan ke arah pintu belakang toko miliknya, dan bersama seseorang dari kelasku yang terlihat sama terkejutnya.

"Kau bekerja di sini?"

Choi Junhong dari kelasku bersama Seunghyun Oppa?

"Kalian saling kenal?" Giliran Seunghyun oppa yang bertanya.

"Um, yeah. Dia teman sekelasku," kata Junhong mengira pertanyaan itu untuknya, "Kau bekerja di KeyBum's?" Matanya tertuju pada pin besar di beanieku, bertuliskan KeyBum's yang memang merupakan atribut untuk pegawai.

Aku berkedip dengan cepat sebelum menjawab, "Ya, sepertinya begitu. Apa yang kau lakukan di sini?"

Seunghyun oppa tertawa melihat reaksiku. "Dia bilang butuh skateboard baru jadi aku ajak dia kemari."

"Kenapa tidak lewat pintu depan?"

"Pintu depan terlalu ramai, nanti orang-orang akan heboh melihat kami berdua. Kau tahu aku tidak suka keributan." Seunghyun oppa memberikan senyuman terbaiknya padaku, "Aku duluan, ya." dan seketika dia sudah menghilang memasuki tokonya.

Junhong, yang katanya butuh skateboard baru, bukannya pergi mengikuti Seunghyun oppa dia malah mendekatiku dan berdiri tepat di depanku. Dia menarik lidah topinya agar menutupi telinga dan kedua tangannya dimasukan ke saku jaket varsity yang dia kenakan. Musim semi baru datang sekitar dua minggu yang lalu, jadi wajar saja jika angin yang bertiup masih membuat tulangmu beku.

"Bukankah kau masih di bawah umur?" Satu alisnya terangkat.

"Ya, lalu?"

"Anak di bawah umur 'kan tidak boleh bekerja."

"Ya, aku tahu." aku mengangkat bahu dan memutar bola mataku, "Tapi ketika aku meminta Kibum agar bisa bekerja di sini dia membiarkan aku. Jadi seperti yang kau lihat sekarang ini, aku memang bekerja di sini dan, ya aku masih di bawah umur, entahlah."

Junhong yang terlihat bingung menggelengkan kepalanya, "Aku harus masuk. Sampai nanti, Minah."

Dia melambaikan tangannya dan tidak masuk ke toko sebelum aku membalas lambaian tangannya.

Aku kembali ke KeyBum's untuk meneruskan pencarianku di majalah ketika pertanyaan itu kembali menghantam kepalaku. Kenapa Junhong bisa bersama Seunghyun oppa?

Tapi sudah terlambat untuk bertanya. Junhong sudah tidak berada di depanku. Yeah, mungkin aku bisa menanyakannya saja Senin depan di kelas.

  💥 💥💥 

A/N: bih this was written when i was kelas sembilan atau kelas sepuluh gitu... aku bahkan nggak ingat. Aku pernah posting ini di tumblr dan dreamers radio kayaknya.. jadi kalau misalnya kalian pernah lihat, yah karena ituuuuu.. pernah diposting di situuu.. wkwkwk... aku nggak ngubah ini sama sekali... jadi kalau misalnya gaya tulisannya aneh, wkwkwk... yah aku pakai alasan itu... karena aku nulis ini sekitar enam sampai tujuh tahun yang lalu....

FifteenWhere stories live. Discover now