Diperjalanan, Anjeli dan 2 pria itu masih belum sampai ke tempat tinggal Tuan Lakshan. Mata Anjeli tertutup dan hanya mendengar suara mobil yang lalu lalang. Beberapa jam kemudian, suara mobil itu sudah tidak ada.
" Hm... Aku tebak, kita berada di jalan terpencil dan jarang sekali dilewati orang-orang. Kemungkinan kecil tempatnya sangat pribadi dan tidak ada yang tahu kalau disana ada sebuah rumah." Kata Anjeli dengan kain yang menutupi matanya
" Sudah, Diam!" Perintah salah satu pria disampingnya. Mobil itu menanjak dan jalannya pun rusak.
" Dan aku tebak lagi, mungkin tempatnya berada di gunung atau di bukit. Lalu jalannya rusak berat, aku tahu 2 kota kecil yang bernama kota Etawah dan Gumla memiliki jalan terusak di India dan sekarang aku berada di antara 2 kota itu."
" Argh... kalau kau berbicara terus, aku akan..." Kata pria itu dipotong oleh temannya yang duduk di samping sopir.
" Kita sudah sampai." Mobil itu pun berhenti. Anjeli dan 2 pria itu keluar dan membuka penutup pada mata Anjeli.
" Aw... silau sekali!" Anjeli merintih. " Tunggu, Apakah ini di Gumla?" Anjeli melihat sekeliling tempat itu. " Benarkan kataku." Anjeli senang. Setelah itu pria itu mendorong Anjeli untuk berjalan ke rumah besar yang berada di pinggir pantai
Rumah itu begitu besar layaknya sebuah istana. Atapnya yang berbentuk sama dengan istana di inggris dulu. Temboknya terbuat dari batu yang tersusun rapi. Didepan pintu terdapat 2 penjaga yang sangat garang bahkan Anjeli sedikit ketakutan dengan wajah penjaga itu. Didalam sudah ada pelayan yang membukakan pintunya.
Sekarang Anjeli berada di ruang tamu besar dengan vas-vas cantik. Mejanya pun indah dan bahannya terbuat dari kayu langka. Lampu yang menerangi ruang itu sangat besar. Setelah sibuk melihat ruangan itu, Anjeli terkejut mendengar suara yang memanggilnya.
" Halo, sayangku Anjeli! Bagaimana kabarmu? Aku harap anak buahmu tidak menggangumu. Dan bagaimana perjalananmu?" Kata Tuan Lakshan sambil berdiri di tangga.
" Cukup baik." Kata Anjeli bosan. Tiba-tiba datang seorang perempuan ke sebelah Tuan Lakshan.
" Oh ya, aku perkenalkan dia adalah Evelyn. Dia adalah kekasihku."
" Hm... cukup cantik sebagai kekasih yang nakal dan aku ingat kau punya kekasih yang bernama Lorraine, apakah dia masih ada?" Tuan Lakshan terkejut.
" Tunggu, kau bilang kau tidak memiliki kekasih sebelumnya karena kau lajang." Kata Evelyn kesal.
" Eh... Bukan sayang, dia hanya berbohong. Dia memang licik, jangan dengarkan dia!" Sambil mengelus kepala Evelyn.
" Kau pembohong! Kau memang playboy dan kau..." Percakapan Evelyn pun dipotong.
" Sudah...sudah... sebaiknya kalian bertengkar di dalam kamar kalian dan aku tidak mau berlama-lama menunggu kalian bertengkar. Sekarang apa yang harus aku lakukan?" Kata Anjeli
" Hm... Begini, salah satu klienku ingin segera melakukan eksperimen dan membayarnya. Tapi ada beberapa bahan yang masih kurang jadi aku perlu kau mengambil bahan itu." Kata Tuan Lakshan.
" Lalu aku harus mengambilnya dimana?" Tanya Anjeli.
" Tempatnya berada di pusat penelitian benda asing luar angkasa."
" Tapi kenapa harus aku? Dimana pencuri profesionalmu? Apakah dia mati?"
" Benar, dia sudah mati sewaktu mengambil di tempat itu karena tempatnya sangat ketat. Hanya kau yang ahli dan juga kau pencuri profesionalku." Sambil berjalan kearah Anjeli
" Tunggu... Aku? Aku masih belum professional bahkan aku hampir tertangkap saat aku mencuri di Roma. Dan kenapa harus mencuri meteor kecil itu?"
" Karena meteor itulah yang memperkuat eksperimennya. Jadi kau mau mengambilnya untukku atau tidak?"
" Kalau aku menjawab tidak?"
" Hm...Aku akan membunuh Anjelina secara perlahan hingga dia sangat kesakitan dan meminta tolong kepadamu."
" Baik...Baiklah... Akan aku ambilkan hanya untukmu." Kata Anjeli menyesal.
" Excellent... Sekarang kau bisa mengambil barang-barangnya. Ganji...Wija, antarkan dia ke ruangannya!"
" Baik, boss." Kata 2 pria itu yang semenjak tadi berdiri dibelakang Anjeli. Mereka pun pergi menuju ruangan itu.
Untuk ke ruangan itu, Anjeli harus melewati lorong-lorong kamar dan tangga rahasia tetapi salah satu pria itu menjaga tangga rahasia itu. Tangga itu menuju ke bawah dan juga tangganya pun sangat kecil. Setelah menuruni tangga, Anjeli sekarang berhadapan dengan pintu setinggi tubuhnya.
" Wah... Pintunya lebih kecil dibandingkan dengan yang dulu."
Anjeli memasuki ruangan itu dan Wah... banyak sekali peralatan senjata dan alat-alat canggih. Tetapi lampunya sangat redup dan ruangannya sangat tertutup. Alat canggih itu buatan Anjeli dan Anjelina lalu diduplikasikan untuk anak buah Lakshan. Anjeli melihat sederet alat-alat itu dan menemukan alat berbentuk bola yang sangat asing untuknya.
" Alat apa ini? Siapa yang membuatnya?" sambil mengambil alat itu.
" Itu alat yang berisi gas dan yang membuatnya adalah Anjelina." Jawab pria itu.
" Tapi bagaimana cara kerjanya?"
" Aku tidak tahu banyak tapi dia mengatakan kalau alat itu dilemparkan pada musuh, kulit musuh itu akan terbakar dan meleleh."
" Wah... Cukup pintar dia, ya!"
" Sebaiknya kau cepat karena kita tidak ada waktu lagi."
" Baiklah...Baik." Anjeli pun segera mengambil tas yang disediakan dan memasukkan barang yang ia butuhkan. Setelah itu, Anjeli mengganti pakaiannya dan bergegas keluar dari ruangan itu.
Sebelum dia memulai aksinya, dia menemui Tuan Lakshan yang berada dikamarnya untuk membuat rencana. Kamarnya sangat megah bahkan 1 kamar bisa menempati 10 tempat tidur. Dindingnya banyak sekali lukisan yang berharga jutaan dolar dan banyak sekali guci-guci yang dibelinya di pasar gelap.
Setelah memasuki kamar itu, ternyata Tuan Lakshan sedang menghubungi salah satu kliennya. Setelah selesai, dia menutup teleponya dan menoleh ke arah Anjeli.
" Ah... ternyata Anjeli, masuklah dan lihatlah koleksi-koleksiku."
" Lebih banyak dibanding yang dulu." Jawab Anjeli sambil melihat sekeliling.
" Kenapa kau ke kamarku, Anjeli?" Tanya Tuan Lakshan.
" Hm... aku hanya datang kesini untuk merencanakan pencurian hari ini."
" Ah...iya... aku lupa karena sudah 1 tahun lebih kita tidak melakukan ini lagi. Baiklah, ayo, kita ke ruang perpustakaan!" sambil berjalan keluar.
Setelah memasuki ruang perpustakaan, Anjeli terkejut melihat isi ruangan tersebut. Banyak sekali buku-buku yang tersusun, bahkan tidak ada rongga pada buku itu layaknya batu bata pada benteng. Disetiap rak tidak ada buku yang melubangi sederet buku itu. Raknya pun panjang setinggi 15 m. Dindingnya pun terpajang hasil buruan Tuan Lakshan. Semua hewan pun ia buru bahkan hewan terlangka pun ia buru. Anjeli hanya menganga melihat perpustakaan itu.
" Bagaimana? Kau terkejut melihat buku-buku itu?"
" Iya benar tapi... aku tidak peduli. Apa yang harus direncanakan?"
" Baik, jadi begini..." Tuan Lakshan pun menjelaskan. Anjeli pun memahami dan segera melaksanakan.
Anjeli pun mengambil mobil spot yang sudah disediakan oleh anak buah Lakshan dan dia pun langsung pergi. Sebelumya, dia juga mengambil cookies di dapur Tuan Lakshan.
Diperjalanan, Anjeli sempat memikirkan keadaan Anjelina. Dia berjanji suatu saat nanti dia akan menghentikan Tuan Lakshan dan membunuh anak buahnya jika perjanjiannya di ingkari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thieves Sister
AksiRemaja kembar yang bisa mencuri benda-benda bersejarah milik dunia dan membalas dendamkan kematian kakaknya. Apa yang terjadi selanjutnya?