Dan dia melihatku......
aku mulai gugup dan berkeringat dingin karena tatapannya. Aku segera memalingkan wajahku dan mengambil cara untuk segera berlari.Namun, di pergelangan tanganku seperti ada yang mencekal."mampus dah,abis gini berurusan sama batu es berjalan" batinku
"neng ngapain atuh kesini"tanya tukang kebun
"syukur untung bukan batu es berjalan"gumamku
"haahhh,eneng ngomong apa"tanya tukang kebun itu
Eh,gapapa kok pak"jawabku
"saya pergi dulu ya"ucapku
----- OoO-----
Sesampainya aku dikelas aku melihat kelas sepi,aku berjalan menuju bangku ku.
Diatas bangku ku terdapat kertas yang aku tak tahu apa isisnya.Tiba tiba
"braaaaaak"
"lo ngapain ngikutin gue tadi" ucap vano dengan tatapan tajam suara yang dingin.
Aku mulai takut dengannya, aku menundukkan kepala.
"eh,ga..paapa tadi cuma penasaran"ucapku dengan rasa gugup
"ok, jangan sekali kali lo ikutin gue"ucap vano
Aku hanya berdehem,setelah itu dia melengos pergi.
Ting... Ting... Tingg
Bel masuk pun berbunyi,Ana telah duduk di sebelahku.
"an lo tau apa aja tentang vano ceritain dong"ucapku
"ciee, lo suka ya sama vano,mending lo jangan suka deh sama vano karena lo nanti jadi sakit hati"
"ihh gue gasuka sama vano, gue cuma penasaran aja sama dia"
"ok, jadi vano itu cowoknya dingin banget,cuek,pern.........." ucapan ana terpotong karena Guru bahasa indonesia yang dikenal dengan berwajah cantik, namun sangat galak namanya bu indah
Akhirnya aku dan ana memutuskan untuk melanjutkan cerita nanti.
Akhirnya waktu jam pelajaran bu indah telah selesai dan 5 menit lagi bel pulang pasti berbunyi
Ting....Ting.....Ting
Bel telah berbunyi, aku teringat rencanaku untuk mengikuti vano, aku cepat cepat keluar dengan berlari menuju parkiran untuk melihat vano, ternyata vano berjalan menuju sepeda motor ducati sportnya yang berwarna merah.
Aku yang melihat vano segera menaiki sepeda motornya,cepat cepat aku berlari keluar gerbang dan memasuki taxi yang ada.
-----OoO-----
Author pov
Seorang gadis tengah membuntuti seorang laki laki yang mengendarai sepeda motor dengan kecepatan yang tinggi.
Dia tidak sadar karena rasa penasarannya itu akan membuat dirinya berada dalam masalah.
Setelah laki laki itu sampai di sebuah lapangan yang sudah tak terpakai dan sepi sekali, gadis itu turun dari taxi dengan jarak agak jauh dari laki laki itu.
Gadis itu adalah Risa.dan laki laki itu Vano
Risa berjalan dengan sembunyi sembunyi dibalik tabung,dia melihat vano yang seperti menunggu seseorang.
Vano didatangi 3 cowok yang memakai seragam berbeda dengannya.
Risa yang melihat vano dan ke 3 cowok itu berbicara dengan mata yang menunjukkan aura permusuhan itu dia tiba tiba menjadi takut.
Tiba tiba
"bug" "bug"
Risa melihat vano berkelahi dengan 3 cowok itu,risa yang takut menutup matanya hingga sebuah suara kaki berlari tergesa gesa membuatnya membuka mata ternyata 3 cowok itu sudah kabur.
Risa melihat vano duduk di lapangan dengan menunduk sambil mangacak rambutnya.
Entah sadar atau tidak Risa malah berlari menghampiri vano.
Risa pov
"vano lo gapapa" ucapku
Vano sepertinya kaget adanya aku,dia mendongak menatapku,aku sempat bertatapan dengannya namun perhatianku teralih pada sudut bibirnya yang robek dan mengeluarkan darah.
"van sudut bibirlo luka" ucapku
Aku buru buru mengambil tisu basah dan tisu kering di tas ku.Aku melihat sudut bibir vano dan mulai membersihkan darahnya.
Vano meringis mungkin kesakitan, aku juga tiba tiba ikut meringis saat mengobatinya.
Hahhh! Apa gue gak salah lihat vano tadi habis senyum meskipun senyumnya kecil tapi aku bisa melihatnya, astagaa kadar ketampanannya semakin menambah jika dia tersenyum.
"heh lo kok gabisa dibilangin sih" ucap vano dengan datar dan tatapan tajamnya
"apa" ucapku yang tak tau maksud vano apa
"jangan sok polos deh lo"ucap vano
"udah ditolongin juga masik aja marah marah, apalo gatau cara berterima kasih"ucapku
"gatau"ucapnya
Aku menghiraukan nya dan melihat langit akan menjadi gelap, aku takut dengan kegelapan.
Cahaya disini mulai meremang remang.aku ingin menangis rasanya.
"van vanoo"ucapku memanggil vano dengan suara yang serak karena menangis
Namun tak ada sahutan dari vano, aku melihat ke sekelilingku dan ternyata vano berjalan menuju sepeda motornya,aku takutt sekali dengan gelap aku hanya menangis sekencang kencangnya.
"vano tega banget si ninggalin gue sendiri, gue kan takut gelap"batinku
Tiba tiba ada sebuah telapak tangan yang menyentuh pundak ku.aku takut, tubuhku bergetar dan keringat dingin membasahi pelipisku. Bagaimana jika itu hantu?tuyul?banci?eh.
Dengan perasaan takut aku membalikkan badan dan
"vanoo" gumamku
Aku yang sedang di landa rasa ketakutan tanpa aba aba aku langsung memeluk vano...
Vote+komen
Makasii udah baca cerita ini..
Semoga suka yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
My Loveable Boy
Teen FictionAku berhak menyukai siapa saja,termasuk kamu.Aku siap menerima semua rasa sakit yang kau berikan,namun jika aku sudah pergi meninggalkanmu,jangan menyesal karena kau lah yang membuatku pergi