Risa pov
Semoga vano suka deh sama nasi goreng itu, ntar pas pulang sekolah gue samperin gue tanya gimana rasanya. Ahh kok gue jadi seneng banget si.
Nih juga senyum mulu ntar dikira orang gila deh. Tapi kenapa ya gue bahagia banget sekarang.au ah
"heh lo ngapain sih dari tadi senyam senyum kayak orang gila "ucap ana yang ada disampingku
"hehe gapapa "ucapku dengan cengiran
"eh lo kemarin gabales chat gue"ucap ana dengan kesal
"kemarin gue ngantuk, jadi maaf gabisa bales, nah sekarang lo ceritain vano itu gimana"ucapku dengan rasa pensaran
"oke,jadi vano itu anak dari pemilik yayasan ini, dia itu pinter, dia juga kalo di sekolah anaknya datar dan dingin,trus kalo disekolah ga badboy tapi gatau sih kalo dirumah soalnya ada anak pernah bilang kalo si vano pernah balapan liar gitu tapi itu anak anak pada gak percaya, vano juga punya 3 sahabat yang gak kalah gantengnya, trus mereka itu konyol gak kayak si vano datar banget,ada yang bilang juga kalo vano itu punya mantan cantik banget"ucap ana panjang lebar.
"Oh...."jawabku
"eh gue ngmng panjang lebar lo cuma jawabnya oh doang"ucap ana dengan kesal
Aku hanya terkikik dan bel masuk telah berbunyi.
-----OoO-----
Sumpah tuh guru gila kali ya ngasih tugas banyak banget.
"kruyuukk.. Kruyuukkk" anggap aja suara perut yang bunyi
Laper banget,ana juga lama banget ngerjain nya,apa gue tinggal aja ya ana
Eh tapi kan gaenak,gue kasik kode aja ya
"naaa" panggilku dengan suara kecil
"apa" jawab ana tanpa suara
Aku menujuk perutku dan kuarahkan ke arah kantin,ana seperti sedang memikir.
Semoga ana tau maksudku.
Ana memberi isyarat ok padaku, syukurlah ana tau maksudku,aku segera pergi menuju kantin
Suasana dikantin penuh sekali dan tidak ada tempat duduk yang kosong, aku mengedarkan pandanganku ke penjuru kantin dan wah di pojok belakang ada vano dan dua temannya itu
Aku berjalan menuju kesana dan kenapa semua orang melihatku saat aku sudah sampai didekat vano dan duduk didepannya tapi dia hanya fokus dengan bakso nya itu.
"eh ada eneng cantik "ucap teman vano yang menurutku imut itu,aku hanya menanggapinya dengan senyuman kecil.
"kenalin neng nama abang Cello Febrian Xander Ganteng sedunia"ucap laki laki imut itu
Laki laki yang ada didepan cello itu langsung menjitak kepala cello dan berucap "apaan sih lo, ganteng sedunia gantengan juga gue"
"aduh...sakit ogeb"adu Cello, tapi dihiraukan oleh lelaki itu
"kenalin nama gue Bara Devrish"ucap laki laki yang menurutku ganteng tapi masik aja sih tetepan juga gantengan si vano.
Aku juga mengenalkan namaku "namaku Clarissa A,dipanggil Risa"
"namanya aja cantik pas sama orangnya cantik"ucap cello
"gombalan mainstream lu"ucap bara
"dari pada lu gabisa"cibir bara
Aku menghiraukan 2 makhluk yang kadang terlihat konyol itu,aku mulai melihat arah depanku.
Entah mengapa rasanya jantungku berdebar kencang saat melihatnya seperti itu walaupun dia sedang memakan baksonya tetap saja terlihat tampan semakin aku melihatnya semakin jantungku berdebar kencang. Ahh... Rasa apa sih ini kenapa sih gue pas deket vano jantung gue berdetak kencang padahal kan cuma vano doang.
Lamunanku terbuyar karena suara vano yang teramat dingin ngin dan datarr."ngapain sih lo liatin gue"
Aku sedikit salah tingkah karena ketahuan sedang melihatnya."eh engga"
Aduh risa lo harus fokus jangan kayak gini entar rencana lo gagal ucapku dengan diriku sendiri.
"ano gimana tadi nasi gorengnya enak apa nggak"tanyaku dengan gugup sambil memainkan jari jariku di bawah meja.
Vano yang sedang makan bakso tiba tiba tersedak dia segera meminum jus alpukatnya itu.
"jadi lo yang ngasih gue nasgor itu?.."tanya vano
"iya"
"waahhh ternyata R itu Risa ini toh, masakannya enak kok"ucap bara dan cello berbarengan
"emangnya yang makan nasgor gue siapa?"
"gue "ucap cello dan bara dengan memamerkan deretan giginya yang putih dan rapi
"haaaaaaa.... "jawabku dengan mata yang membulat sempurna.
"jadi vano gak makan nasgor itu"ucapku dengan menunduk dan nada sedih
"gue makan kok"ucap vano
Aku yang mendengar itu mendongak dengan mata berbinar segera kutanyakan "gimana rasanya? "tanyaku dengan penasaran
"GAK ENAK"ucapnya dengan penekanan lalu langsung pergi meninggalkan kantin
Aku terkejud mendengar pernyataan nya itu,apa tak se enak itu masakanku sampai dia bicara dengan nada ditekan seperti itu hingga butir butiran air dari mataku lolos begitu saja.
Aku segera menghapusnya tapi itu hanya membuatnya semakin deras,aku segera berlari keluar kantin dan pergi ke halaman belakang sekolah dengan berlari.
-----OoO-----
Author pov
Terdengar suara tangis dari kursi besi berwarna putih itu.
Keadaan sangat lah sepi dihalaman belakang itu,namun sebenarnya ada satu seseorang melihat gadis itu yang tengah menangis dalam kesendirian.
Rambut gadis itu yang awalnya di kucrit satu menjadi tergerai dan semilir angin menerpa rambutnya hingga berterbangan.
TBC
Vote +komen
Haiii readers maaf ya kalo banyak typo nya.
kuku jempol author abis dipotong jadi ngetiknya pas di hp melenceng melenceng gitu...
Sedih juga sih kalo ada yang ngebaca tapi gamau nge vote atau komen gitu..
Tapi usahakan ya gaes abis ngebaca jangan lupa vote+komen
Okay makasi sampai jumpa lagi di part selanjutnya nyaa
KAMU SEDANG MEMBACA
My Loveable Boy
Teen FictionAku berhak menyukai siapa saja,termasuk kamu.Aku siap menerima semua rasa sakit yang kau berikan,namun jika aku sudah pergi meninggalkanmu,jangan menyesal karena kau lah yang membuatku pergi