Good Bye, Elsa

61 9 5
                                    

Kedua belas :

             •••


Ini hari minggu.
Hari yang ditunggu-tunggu bagi seorang pelajar.

selain kesibukan yang tidak padat, waktu tidur pun bertambah.

"Hoammm..." Zea terbangun sambil melirik setiap sudut di sekitarnya.

Sebagian teman-temannya masih ada yang tertidur pulas, malahan ada juga yang sampai membuat pulau, hihihi.
Ada yang kerja bakti, ada juga yang mandi, ada juga yang masih duduk-duduk manis di atas ranjangnya.

Zea melirik arah ranjang ketiga teman akrab yang ada di sebelahnya.
"Ehh Via? Udah bangun!" sapa Zea, sambil cengengesan.

"Udah dari tadi kali, udah wangi pula! Mandi gih sana, malu tuh iler kemana-mana! Hahaha." balas Via meledek.

Zea cemberut, disertai dengan malu, ia menutupi mulutnya dengan dengan kedua tangannya.

"Oiya, Lita sama Elsa mana?" tanya Zea seraya melirik kedua ranjang yang tidak ada penghuninya.

"Ohh, si Lita lagi mandi! Tapi kalo Elsa gak tau deh! Dari tadi aku nggak ngeliat dia!" gumam Via.

Gedubak... Gedebug...

Teman-teman yang lain berlarian menuju keramaian yang ada di luar asrama.

Kedua anak itu masih tetap berada di atas ranjang, melirik satu sama lain sambil melihat keramaian itu dari balik jendela.

Lita datang dengan membawa gayung yang berisi peralatan mandi dan handuk yang melilit lehernya.

"Ehh? Kalian nggak pada turun!? Itu di luar rame banget!" ucap Lita seraya mengambil bergo lalu berlari keluar asrama, Via dan Zea juga mengikutinya.

"Innalillahi wainna ilaihi roji'un"

Hanya ucapan itu yang mereka bertiga dengar dari orang-orang yang berada di keramaian itu.

Di tempat itu benar-benar ramai, sehingga mereka bertiga tidak bisa melihat dengan jelas apa yang sebenarnya terjadi.

"Mmhh, maaf? Itu kenapa ya kok ada rame-rame begitu?!" tanya Lita pada salah satu temannya yang habis mengundur diri dari kerumunan itu.

"Elsa..." jawab mia. *Anggap saja namanya Mia ya.

"Ada apa sama Elsa?" tanya Lita yang di susul oleh Zea dan Via.

Mia menarik nafas panjang. "El... Elsa.. Elsa meninggal!"

"Hah? Apa?..."
Mereka bertiga tak percaya akan ucapan Mia barusan. Langsung saja mereka bertiga berlari menerobos kerumunan itu.

Dan benar apa yang dikatakan Mia tadi.

Itu Elsa, dia berbaring, tubuhnya sudah memucat, darah yang mengalir semalam di tangannya itu sudah kering. Dan, terdapat cutter di telapak tangannya.

Via, Zea dan Lita menangis seraya memeluk erat tubuh Elsa.

Tak lama, tubuh Elsa pun diangkat oleh ketiga petugas dari Rumah Sakit.
Yang sengaja dipanggil oleh pemilik asrama untuk mempercepat proses pemakaman Elsa.

Maafin athor ya, yang semakin hari ceritanya semakin pendek😂😂

Jangan lupa tinggalin jejak kalian ya

My Sister Hate MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang