Setelah kejadian antar jemput yang di awali dengan paksaan dan berakhir manis itu, kini hubungan mereka sudah jauh lebih baik.
Tidak ada lagi Jungkook yang mengumpat dan menjauh saat Taehyung mendekat, tidak ada guratan kesal di wajah Jungkook saat Taehyung mengusiknya, tidak ada usiran kasar dari Jungkook untuk Taehyung.
Semua sudah berjalan dengan baik.
Dan ya, perlu Jungkook akui bahwa dirinya sudah jatuh pada sejuta pesona mematikan seorang Kim Taehyung. Imun Jungkook belum cukup kuat untuk mengantisipasi virus dari si Pemuda Kim.
Terbukti dari jantungnya yang bekerja anomali saat berada di dekat Taehyung, merasa gugup saat Taehyung melalukan hal manis. Jungkook jatuh cinta. Benar-benar jatuh cinta.
Tapi hingga kini status mereka tak lebih dari teman baik. Mau dikatakan kekasih, tetapi Si dominan belum pernah mengungkapkan perasaannya. Mau dikatakan sahabat, tetapi semua perlakuan mereka sama sekali tidak mendukung.
Jungkook harus ekstra bersabar.
"Hyung!" Jungkook kesal sedari tadi karena Taehyung tak henti-hentinya menganggu Jungkook yang sedang membaca buku novel di perpustakaan sekolah sore itu.
Novel berjudul Under The Never Sky, karya Veronica Rossie. Kesukaan Si Jeon.
Katakan Jungkook sedikit feminim karena membaca novel berkisah klise klasik seperti itu, tapi Jungkook suka.
"Kau menggemaskan, sih," Jawab Taehyung, dan Jungkook kembali merona.
"Ah, hyung,"
Dan embel-embel 'sunbae' sudah di ganti oleh embel-embel yang lebih akrab, 'hyung' contohnya.
"Hm?"
"Aku ingin bertanya,"
"Kenapa?"
"Kenapa hyung dulu tiba-tiba saja mendekatiku dan mengusikku seperti ini?"
Satu pertanyaan yang sudah lama Jungkook pendam akhirnya terlontar dengan halus, menyebabkan yang ditanya mati kutu dengan perasaan gugup luar biasa.
Jungkook memang bingung, tak ada angin tak ada hujan, tiba-tiba saja senior anehnya ini datang kedalam hidup monoton Jungkook begitu saja dan mengubah plot twist hidupnya dengan seenaknya.
Namun bagi Taehyung, ini adalah pertanyaan mematikan.
Entah kenapa jantungnya seakan tertusuk mendengar pertanyaan Jungkook.
Alasan? Tentu Taehyung punya alasan mendekati Jungkook. Dan Jungkook pasti tak akan senang mendengar alasan 'sebenarnya'.
"Eum, itu karena, ya-- karena kau itu menawan. Surai hitam gelapmu, mata doe yang bulat dengan pupil hitam pekat, hidung bengir yang runcing, kulit putih halus tanpa cacat, gigi kelinci yang mengintip lucu saat kau tersenyum, tidak kah itu indah?"
Jungkook merasa dirinya terbang tinggi. Jangan tanya bagaimana kabar jantung dan pipinya sekarang.
"Ah-- ya, hehe, terima kasih. Ku anggap itu pujian,"
Mereka saling diam. Tak ada yang berbicara lagi. Jungkook kembali membaca buku novelnya, berusaha mencerna arti dari setiap huruf walau nyatanya tetap fokus pada objek pria di depannya.
Sementara Taehyung hanya memperhatikan keadaan perpustakaan tanpa tertarik untuk membaca salah satu buku yang tersedia.
Baginya malaikat yang sedang membaca di depannya jauh lebih menarik.
Tring!
Bunyi notifikasi dari ponsel Taehyung berhasil memecah keheningan.
Buru-buru Taehyung membaca pesan yang masuk ke ponselnya, dan mengetik sesuatu sebagai jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
True Love | taekook ✓
Fanfiction❝Siapa sangka sebuah permainan bisa berujung mempertemukan sebuah ikatan cinta? Inilah yang di sebut takdir. Tak peduli apa sebabnya ataupun akibatnya. Karena cinta sejati itu bukan hanya di rasakan oleh wanita dan pria saja. Antara pria dan pria ju...