Taehyung termenung sore itu di Sungai Han. Sudah satu minggu sejak insiden 'Taehyung-Jungkook berakhir'. Taehyung terus memikirkan seseorang, seseorang yang dia rusak hatinya, dia tumpahkan air matanya, dia hancur kepercayaannya.
Siapa lagi kalau buka Jeon Jungkook.
Taehyung selalu berusaha berbicara dengan Jungkook, mencoba membuat Si Kelinci kembali jatuh padanya. Tapi tak kunjung di kubris oleh lawannya.
Taehyung egois, katakan itu. Tapi dia tak peduli.
Dia butuh ketulusan hati Jungkook, dia butuh senyum semanis gula Jungkook, Taehyung butuh sosok tak sempurna Jungkook untuk menyempurnakan dirinya.
"Argh!"
Taehyung mengacak surai dark brown nya kasar dengan rahang yang mengeras. Erangan kasar terus dia keluarkan.
"Kim Taehyung bodoh!"
"Keparat kau, Kim!"
"Dasar bajingan!"
Taehyung terus mengeluarkan sumpah serapah untuk dirinya sendiri.
Bahkan selama satu minggu ini Taehyung terus berusaha menghindar dari atensi Bae Irene. Entahlah, perasaan Taehyung untuk Irene kian memudar tiap detik, terdepak oleh perasaan bersalah dan rindu untuk Jeon Jungkook.
"Hey, bung,"
Taehyung kaget. Ia langsung memutar tubuhnya kearah seseorang yang menyapanya tadi.
Ah, Park Jimin.
"Kau ok?" Tanya Jimin dengan tangan kanan memegang paper bag berwarna putih dengan label SUPREME.
Taehyung tak menjawab.
Jimin sudah mengambil kesimpulan, kalau sahabatnya baiknya ini sedang tidak baik-baik saja. Terlihat jelas dari raut wajahnya yang kacau dan rambut berantakan yang sayup-sayup tertiup angin.
"Tentang Jungkook, hm?"
Taehyung tetap diam. Jimin mendekati Taehyung dan duduk di sebelahnya.
"Kau tau, bro? Penyesalan selalu datang di akhir. Aku sudah peringatkan untuk tidak melakukan permainan gila ini, karena pada ujungnya kita sendiri yang akan terperangkap di permainan ini." Ujar Jimin bijak.
Taehyung tersenyum penuh kepedihan. Dadanya sesak. Rasa menyesal terus tertanam sempurna di relung hatinya.
"Lalu aku harus apa?"
"Berusaha. Karena usaha tidak pernah mengkhianati hasil."
Lalu ucapan Jimin sore itu kembali membakar semangat Taehyung.
●●●
KRING KRING
Bel istirahat memecah rasa bosan seluruh pelajar. Guru-guru mulai keluar dari ruang kelas, diikuti segerombolan murid yang juga ikut keluar bergegas dengan semangat menuju tujuan masing-masing, entah sendiri ataupun bersama temannya.
"Kook, kau tidak makan? Kau bisa sakit," Lisa memasang mimik khawatir.
Jungkook tersenyum tipis,"Aku tak apa. Pergilah. Aku lelah."
Lisa tak bisa membantah, Jungkook tipe anak yang keras kepala. Lalu Lisa pergi bersama Jisoo ke kantin.
Jungkook mengusap wajahnya kasar. Bekas luka di hatinya tak kunjung sembuh, seakan setiap detik kian menganga. Otaknya tetap tertuju pada Si Brengsek Kim walaupun dirinya sudah sekuat tenaga menghapus.
KAMU SEDANG MEMBACA
True Love | taekook ✓
Fanfic❝Siapa sangka sebuah permainan bisa berujung mempertemukan sebuah ikatan cinta? Inilah yang di sebut takdir. Tak peduli apa sebabnya ataupun akibatnya. Karena cinta sejati itu bukan hanya di rasakan oleh wanita dan pria saja. Antara pria dan pria ju...