Baru saja Akihito hendak menjawab, Chiaki dan Ryuaki datang dengan berlari ke arah mereka. Chiaki menubruk kaki jenjang Asami dan memeluk kedua kaki itu erat sambil menangis. Asami melepaskan pelukan Chiaki. Dia berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan Chiaki
"Ada apa Chiaki?" Tanya Asami
"Touchan..." Ujar Chiaki sambil menangis
Asami menggendong Chiaki dan menepuk pelan punggung anak itu berusaha menenangkan anak itu. Kini tatapan mata Asami dan Akihito menatap pada Ryuaki
"Aniki..." Ujar Ryuaki sambil mengambil napas
"Ada apa dengan Ryuto?" Tanya Akihito tidak sabaran
"Kami dikejar oleh orang-orang berbaju hitam. Aniki menyuruh kami lari sedangkan dia tetap tinggal disana"
"Asami!!" Bentak Akihito
"Aku bahkan belum sempat menghubungi Kirishima" ujar Asami pada Akhito
Mata Akihito melebar kaget. Asami memberikan Chiaki pada Akihito dan mencium pipi gembul anak itu
"Kalian tunggu disini. Aku akan membawa Ryuto kembali. Aku berjanji" ujar Asami
-------
Brukk
Punggung Ryuto menabrak dinding rumah seseorang. Ryuto memang menyuruh adiknya lari. Ryuto pikir dia bisa menghindar dari orang-orang di depannya ini. Dugaannya meleset, karena panik, Ryuto justru memasuk gang buntu dan terjebak disana
"Beritahu dimana tempatnya?!" Ujar salah seorang dari mereka
Ryuto menutup mulutnya rapat-rapat. Salah satu dari kelima orang itu menampar Ryuto dengan sangat keras. Darah mengalir dari sudut bibir Ryuto selain itu, pipi Ryuto juga menjadi bengkak
"Cepat beritahu dimana?!" Tanya orang itu dan lagi, Ryuto diam
Salah satu dari orang itu kembali memukul Ryuto dan membuat wajah anak itu penuh dengan memar
"Jangan menguji kesabaran kami bocah!!! Cepat beritahu!" Tanya salah satu dari mereka
Ryuto tetap diam, bahkan sebenarnya dia tidak tahu apa yang kelima orang itu cari. Ketika Ryuto sedang berpikir, orang yang bertanya padanya menarik rambutnya dan membenturkan kepala Ryuto ke dinding di sebelahnya. Ryuto meringis
"Cepat jawab!!!"
Prangg
Sebuah botol minuman yang masih berisi dipukulkan ke kepala Ryuto. Ryuto merasakan sesuatu mengalir dari kepalanya. Dia juga mulai merasakan kepalanya sangat sakit dan pusing selain itu, pandangannya mulai memburam. Ryuto terduduk di atas tanah
"Sudahlah, habisi saja dia. Dia tidak berguna!" Usul salah satu orang itu dan disetujui oleh teman-temannya
Pria yang terlihat seperti pimpinan mereka mengeluarkan pistol dari balik jas-nya dan menodongkan pistol itu ke kepala Ryuto. Ryuto masih diam, dia diam karena terkejut melihat orang itu menodongnya dengan pistol
'Tatsukete... Otōsan' batin Ryuto
Bugh
Jduagh
Dugh
Ryuto mengangkat kepalanya, mencoba melihat apa yang terjadi
"Ryuto" suara yang cukup sering didengarnya selama tiga hari belakangan membuat Ryuto tersenyum kecil
Asami memeluk Ryuto dengan erat dan membuat Rtyuto meringis. Asami terkejut dan melepaskan pelukannya. Asami mengangkat dagu Ryuto pelan dan melihat wajah anaknya sudah babak belur bahkan, mata emas anak itu sudah dipenuhi oleh airmata. Asami memeluk Ryuto perlahan dan mengusap rambut anak itu
"Kau sudah aman... Tōsan ada disini... Tōsan akan melindungimu" ujar Asami
Suara isakan mulai terdengar dari mulut Ryuto. Asami memakaikan jasnya ke badan mungil Ryuto dan memeluk anak itu dengan erat dan lembut
"Ryuto..."
"Beritahu tōsan, siapa yang melukaimu?"
Seketika itu juga tubuh mungil Ryuto menegang dan gemetar. Asami begitu murka melihat anaknya seperti ini. Asami mengusap punggung anaknya pelan dan mencium puncak kepala anaknya
"Ssshh... Tenang saja, jangan takut! Tōsan sudah memelukmu. Tōsan akan melindungimu. Beritahu Tōsan siapa yang melukaimu?" Bujuk Asami
Ryuto masih diam dan mencengkram kemeja yang dipakai Asami. Ingin rasanya Asami menghabisi kelima orang di depannya dengan tangannya sendiri
"Ryuto... Siapa yang membuat bibirmu berdarah?" Tanya Asami
Ryuto mengintip setiap orang yang memukulnya dari balik pelukan Asami. Perlahan tangan mungil Ryuto menunjuk seseorang. Asami menyeringai ketika Ryuto memberikan jawaban yang ditunggunya
"Dia menamparku" ujar Ryuto pelan
"Lalu, siapa yang membuat wajahmu penuh lebam dan memar?"
"Dia..." Ryuto kembali menunjuk seseorang
"Dia memukul Ryuto dengan sangat keras..." Lanjut Ryuto
"Siapa yang membuat kepalamu berdarah?"
"Dia memukulkan botol itu ke kepalaku" ujar Ryuto sambil menunjuk seseorang lagi dan menunjuk ke arah pecahan botol
Asami menggeram kesal
"Tōsan, orang itu melemparkanku ke dinding dan menarik rambutku juga membenturkan kepalaku di dinding itu" adu Ryuto
"Dan dia" Ryuto menunjuk orang terakhir
"Dia ingin menembak Ryuto dengan pistolnya"
Asami memeluk anak sulungnya
"Mereka tidak akan berani Ryuto. Tōsan akan melindungimu"
Asami menggendong Ryuto dalam dekapannya dan seketika itu juga Ryuto menyembunyikan kepala dan wajahnya di bahu sang ayah. Kedua tangan kecilnya memeluk leher Asami dengan erat
"Kita pulang. Papa, Ryuaki dan Chiaki sudah menunggu kita" ajak Asami pada Ryuto dengan berbisik. Ryuto mengangguk kecil
Asami melangkahkan kakinya dan berhenti di depan kelima orang yang sudah berwajah pucat
"A-Asami-sama... Ampuni kami... Kami tidak akan berani melakukannya lagi" ujar salah satu dari mereka
"tentu kalian tidak akan melakukannya lagi. Ingat baik-baik! Jangan pernah kalian mengganggu dan menyentuh keluargaku, ketiga anakku, Asami Ryuto, Asami Ryuaki dan Asami Chiaki!"
"Tidak akan kami lakukan Asami-sama"
"Bagus! Ingatlah itu di kehidupan kalian yang berikutnya!"
Asami melangkah ke arah mobilnya
"Kirishima" panggil Asami sebelum dirinya masuk ke dalam mobilnya
"Ha'i Asami-sama"
"Punish with the same things they've done to my precious son"
"Ha'i Asami-sama"
KAMU SEDANG MEMBACA
Leave and .... (Finder No Hyouteki Dj)
FanfictionCharacter milik Yamane Ayano.... Akihito melihat Asami bersama dengan seorang gadis cantik dan masuk ke dalam hotel! Akihito meninggalkan Asami tanpa pikir panjang apa yang akan dilakukan Asami? Akankah permasalahan mereka selesai?