[ slow update ]
Selama belasan tahun, Attalea Aleczander, penerus inti Bluemoon Pack, mendedikasikan diri sepenuhnya pada tampuk kekuasaanㅡyang siap memberinya gelar seorang Alpha Female pertama sepanjang sejarah kehidupan kaum Manusia Serigala di P...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Berminat? Bisa langsung cek akun yang tertera di atas, ya👆
Anyway, jangan lupa klik vote + komentar setelah membaca chapter ini :-) tunjukkan apresiasi terbaik kalian :3
—
ANGGOTA inti keluarga Ezradio tiba di pack house sesuai kabar yang dicuri dengar Seth. Mobil iring-iringan sang calon Beta mengisi halaman depan Bluemoon Pack, sepintas membuat pemandangan tak ubahnya pagelaran acara lelang mobil mewah.
Keluarga Aleczander sudah berdiri di depan pintu utama, membentuk satu kesatuan yang utuh. Bibinya, Liona Aleczander, yang batang hidungnya tidak terlihat selama beberapa bulan terakhir, rela datang jauh-jauh dari Shadow Moon Pack—tempat tinggal baru Liona bersama pasangan jiwanya—untuk menghadiri pertemuan Lea dengan Nathan. Pria itu bernama Raphael Borris, posisinya Beta. Raphael punya perawakan tegap berkulit kecokelatan—singkatnya, dia tampan. Sepasang netra hitamnya memancarkan kecerdasan yang berbahaya, menyerupai Nathan.
Bergeser ke kanan, di sebelah Seth, ada kakek-nenek Lea. Keduanya sudah lama mangkir—memutuskan mengawasi roda pemerintahan dari belakang. Sama dengan Liona, Erastus dan Leana tidak lagi tinggal di pack house, melainkan di sebuah tempat tinggal pribadi milik keluarga Aleczander. Melihat mereka hadir dalam kondisi segar bugar sedikit meringankan beban tak kasat mata yang menggelayuti bahu Lea. Paling tidak, orang-orang yang disayanginya masih utuh dan baik-baik saja.
Figur Nathan muncul di pelupuk mata Lea. Pemuda itu mengenakan kemeja hitam bergaris putih tipis dibalut jas biru gelap. Surai cokelat gelapnya terpangkas rapi dan klimis. Dia menyunggingkan jenis senyum yang barangkali membuat kaum hawa memekik kegirangan. Tak kalah mencuri perhatian, Gabriel Ezradio—adik laki-laki Nathan—menampakkan diri di samping kakaknya. Di belakang, Josephine dan Braden Ezradio, orangtua mereka, berjalan dengan lengan siku yang bertautan. Rekan lama Leon, Axelio, menyusul sambil menggendong seorang gadis cilik. Pasangan jiwa Axelio—Vyerine—terkekeh-kekeh pelan, jari telunjuknya mengelus pipi gembil si gadis.
“Selamat datang,” kata Leon, menyambut rombongan keluarga Ezradio.
“Leon.” Braden menjabat tangan Leon. “Kawan lama.”
Lea tersenyum formal kala pria itu mengalihkan pandang ke arahnya. Lea mampu merasakan kilatan menilai dari sepasang mata Braden. “Ah, Attalea. Gadis cilik yang tumbuh menjadi wanita perkasa. Alpha Female.” Suaranya merendah di akhir kalimat.
“Terima kasih, Paman Braden.” Lea merendahkan bahunya, sekadar menghormati Braden. Kalau pun Braden bermaksud mengintimidasinya, Lea tidak membiarkan Braden mendapat reaksi yang diekspektasikannya terbit di wajah Lea. Alih-alih, gadis itu mengangkat dagu dengan elegan. “Saya memang dilahirkan untuk itu.”
Ujung bibir Braden yang dipenuhi garis-garis keriput berkedut. “Benar.” Braden menyelamatkan diri dari sengatan malu dengan menyapa Seth. “Seth, putraku,” katanya. “Sayang sekali kau tidak bisa mendampingi Nathan tahun ini. Tapi aku yakin, kelak, kau akan menjadi pria yang hebat.”
