Bridge Six : Adventure(3)

38 6 0
                                    

Pagi ini Stacy, Amel, Ana dan Dave memiliki rencana berburu dan menjelajah hutan tenggara. Mereka berpencar dan berlomba mendapatkan hewan buruan terbanyak. Stacy ke utara, Amel ke timur, Ana ke selatan dan Dave ke barat, mereka akan berkumpul lagi saat senja di tempat mereka berkemah semalam.

"Baiklah Shine, kali ini mari pecahkan rekor kita terdahulu!" ucap Stacy yang menunggangi Shine.

"Benarkah? aku tidak yakin kau akan mendapatkan banyak buruan hari ini!"  Balas Shine yang membuat Stacy memajukan bibirnya.

Mereka sudah berjalan sangat jauh dari tempat terakhir saat mereka berkumpul bersama Amel, Ana dan Dave.
"Stay, rasanya aku kenal tempat ini!" Shine tiba tiba berhenti dan membuat Stacy keheranan.

"Benarkah? apa maksudmu?" tanya Stacy.

"Lihat! aku benarkan, apa kau ingat gubug tua itu?" Shine menunjuk ke arah sebuah gubug tua yang beberapa hari lalu mereka datangi, Stacy sontak melihat ke arah yang sama seperti Shine.

"Ya, aku ingat. Coba mendekat!"perintah Stacy.

"Apa kau yakin? kau pernah terkena sihir pelindung disana dan membuat semua orang khawatir!" tanya Shine.

"Aku yakin, lagi pula kau fikir selama di istana aku hanya diam saja? aku mempelajari banyak tentang sihir yang tidak aku ketahui sebelumnya termasuk sihir itu!" jawab Stacy yakin.

"Aku bingung mengapa kau bisa lulus dari akademi sedangkan kau tak mengetahui banyak tentang sihir" celoteh Shine tidak ditanggapi oleh Stacy. Nilai pelajaran sihir Stacy memang tidak seberapa namun ia sangat mahir dalam bidang olah raga dan senjata.

Stacy mengucapkan mantra penangkal yang sudah ia pelajari sebelumnya, memang Stacy belum pernah mencobanya secara langsung namun kali ini ia sangat yakin bahwa apa yang di pelajarinya tidak akan sia sia.

"Huhh, berhasil!" Stacy melompat kegirangan saat mengetahui bahwa mantranya berhasil, dan sihir pelindung itu lenyap seketika.

"Bagaimana bisa?"  Ucap Shine bingung.

"Kan sudah ku bilang, jangan meremehkan aku!" balas Stacy.

Stacy mencoba untuk membuka pintu gubug itu perlahan lahan. Kosong ,hanya itu yang terbesit saat Stacy melihat keadaan didalam. Tak ada seorang pun di dalam gubug tua itu, hanya ada beberapa perabotan lapuk yang tertata rapi.

"Hallo!apa ada orang?" Stacy memastikan keadaan. Stacy melihat kesekeliling, tak ada respon apapun. 'Apa benar ada seseorang yang tinggal disini?'batin Stacy.

"Sedang apa kau?" Tiba tiba terdengar suara dari belakang Stacy, spontan Stacy berbalik dan sangat terkejut.

"Kau...kau kuda yang waktu itukan?" Ucap Stacy sembari memundurkan langkahnya.

"Mau apa kau?" Tanya kuda itu sekali lagi. Memang benar itu adalah kuda coklat yang waktu itu Stacy temui. Stacy melihat ke arah kaki kanan depan kuda itu, terlihat bekas luka tusukan yang belum sepenuhnya pulih.

"Memang benar! kau adalah kuda yang kutemui waktu itu!lihat bekas luka yang sama seperti saat anak panahku tak sengaja mengenaimu!" Stacy memajukan langkahnya.

"Bodoh!" ucap kuda itu.

"Aku tahu!" balas Stacy dengan senyum kikuknya yang khas.

_____

Gadis berambut pirang dengan mata sebiru lautan itu sedang sibuk membaca buku kesukaanya di perpustakaan istana.

"Yang Mulia, Pangeran Morgan ingin bertemu dengan anda!" Sia datang dan langsung membungkuk hormat pada gadis itu.

"Biarkan dia masuk," jawab gadis itu namun tak mengalihkan pandangannya sedikitpun.

"Hai, buku apa yang kau baca kali ini?" tanya Morgan dan langsung duduk di sebelahnya.
Gadis itu memperlihatkan sampul buku yang dibacanya,disana bertuliskan 'LEGEND'. Morgan hanya tersenyum dan gadis itu kembali melanjutkan bacaanya.

"Kak, Aku bosan!" Ucap gadis itu dengan menunjukan wajah memelasnya.

"Kau tahu kan, ibu tidak akan mengijinkanmu keluar," ucap Morgan.

"Ya ya ya, setidaknya aku butuh sedikit hiburan!" Gadis itu seraya merengek pada kakaknya.

"Baiklah, apa yang ingin kau lakukan selain pergi keluar?" tanya Morgan.

"Tak tahu" Gadis itu menundukan kepalanya.

Morgan selalu tersenyum ketika melihat adiknya itu berlaga kekanak-kanakan. Morgan memang sangat menyayangi adik satu satunya itu, ia akan berjanji akan selalu melindunginya hingga kapanpun.
"Hey, Jangan bersedih seperti itu! bagaimana jika kita berlatih pedang? sudah lama kita tidak berlatih bersama-sama!" ucap Morgan sembari menaikan dagu gadis itu.

"Eemm, boleh juga! Ayoo!" gadis itu segera berlari menarik tangan Morgan.

______

NEATEST KINGDOM : THE TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang