Cuaca kali ini sedang tak bersahabat. Hujan yang mengguyur kota ini semakin lama kian melebat. Dentuman bunyi petir menggetarkan telinga.
Angin yang berhembus kencang membuat dedaunan terenggutkan dari tangkai pohonnya.
Siluet jalanan yang dilihat dari kaca berembun tampak tak terlihat. Tak jelas.
Gadis itu meniup telapak tangannya, lalu keluar rumah dan memasuki mobilnya yang telah terbungkus air hujan.
Ia mengendarai mobilnya dengan kencang, meninggalkan rumah besarnya yang tampak sepi.
15 menit lagi bel sekolah nya berbunyi.
Genangan air dijalanan ia hiraukan dan membuat percikan air yang besar.
Hujan kian mereda. Dan kian berhenti.
Dengan kencang ia membawa mobil lalu ngerem mendadak saat ada sebuah sepeda motor menghalangi jalannya.
Dengan rasa ketakutan yang kian melenggu, ia turun dan menutup kembali pintu mobilnya dengan pelan dan terbata.
Ia terheran saat melihat pengendara motor itu tak kunjung turun dan membuka helm full-pace nya. Dan satu lagi, bajunya terbalut kotoran coklat. Seperti air yang kotor.
Gadis itu diam ditempat setelah menutup kembalu pintu mobilnya.
Lelaki itu membuka helm nya dan menyisir rambutnya yang setengah basah dengan telapak tangannya.
Lalu turun dari motornya dan menghadap ke gadis itu.Sama. Seragam sma. Lelaki itu memakai pakaian sama seperti yang gadis itu kenakan tetapi berbeda lambang. Berbeda sekolah.
Mata mereka bertemu. Mata hitam tajam yang kini menatap mata coklat milik sang gadis.
Gadis itu salah tingkah, lalu mengalihkan pandangannya.
"Lo mau apa?!"Lelaki itu maju 2 langkah "baju gua!"
Gadis itu mengalihkan matanya ke baju yang membungkus tubuh pria itu. "Kenapa emangnya? "
"Karna lo!"
"Karna gue? Kok?!"
Lelaki itu menatap lekat mata sang gadis yang membuat sang empu nya salah tingkah lagi.
Lalu ia berbalik meninggalkan sang gadis menuju motornya. Kemudian membawa motornya pergi dari sana.
Tanpa disadari, senyumnya terus mengembang setelah ia menatap mata sang gadis lekat.
"Freak!" ucap gadis itu setelah lelaki itu dan motornya meninggalkan tempat tersebut.
Gadis itu adalah seorang Davira Gayatri Alisando. Satu-satunya anak dari keluarga Alisando. Dan termasuk salah satu siswi di kelas XI ipa 2 sma Dharma bangsa.
<~>
Lelaki itu melangkahkan kakinya menduduki kursi disebuah warung. Disana sudah ada 3 temannya yang menunggu.
Heran. Temannya terheran melihat keadaan lelaki tersebut. Dipenuhi kotoran. Air yang kotor.
Tawa sudah terdengar. Temannya menertawainya.
"Kecipratan air apa Re? Kok kotor gitu hha. "Ucap temannya yang duduk dikursi paling pinggir.
"Jauh jauh lo. Bau" ucap temannya yang satu lagi.
"Bangsat! "Lelaki itu pergi meninggalkan teman-temannya yang sedang dilanda ketawa.
Vomment ditunggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kepergian Yang Kekal
Teen FictionKamu bagai matahari, matahari yang sangat jauh bila dilihat dari bumi, sangat tidak mungkin untuk digenggam. Sama seperti dirimu, kamu yang takkan pernah mungkin lagi bisa ku genggam dan ku lihat.....