.Setelah memarkirkan mobilnya diparkiran yang telah disediakan oleh pihak sekolah, Davira berjalan cepat menuju kelasnya.
Padahal bel sekolah belum berbunyi.
Koridor masih ramai dipenuhi para siswa siswi.
Banyak para siswa siswi yang menatapnya dengan senyam-senyum. Tetapi dia juga membalas senyum mereka.
Davira termasuk orang yang ramah.
Sesampai dikelas ia langsung menuju bangkunya dan mendaratkan bokongnya dikursi kekuasaannya.
"Nanti ke gl yuk."ajak Keyra, sohibnya sejak zaman taman kanak-kanak.
"Pulang sekolah nanti kan key?" Pertanyaan dodol dari Ayla.
"Yaiyalah masa sekarang. Lo mau dihukum ketahuan bolos kayak geng Via kemaren? Engga kan."
"Ya enggalah, males banget gue dijemur ber jam-jam ditengah lapangan kek gitu."
"Kalo lo gimana Dav?"
"Terserah, gue ikut aja."
"Tapi gue gak bawa mobil. Lo Ay?"
"Gue juga."
Keyra dan Ayla melirik ke arah Davira.
Davira memutar bola matanya "Mobil gue kena."
Bel yang dinanti akhirnya berbunyi. Nikmat surgawi bagi para pembuat onar sekolah. Waktunya pulang.
Siswa siswi berhamburan cepat menuju keluar gerbang sekolah. Meninggalkan rumah kedua mereka, Sekolah.
Davira bersama Keyra dan Ayla sekarang tengah berada didalam mobil, menuju sebuah cafe ternama dikota tempat tinggalnya.
Greenland cafe. Itulah yang disebut keyra dengan nama gl tadi.
Setiba di gl mereka langsung berbincang sambil menikmati pesanan masing-masing.
Ditengah perbincangan, mata jeli Ayla tak sengaja menangkap barisan para cogan yang sedang berjalan menuju meja sebrang.
Keyra pun ikut menoleh. Dilanjuti oleh Davira.
"Gila tuh cowok pada ganteng semua. Parah."
Mata Davira tak lepas dari seorang cowok yang juga duduk dimeja tersebut. Sesaat mata mereka bertemu. Cukup lama.
Davira meneguk salivanya kasar.Davira merasa tak asing dengan mukanya. Ia lupa. Tak ingat.
Dan bum. Cowok itu yang menghadangnya waktu hujan kemarin kemarin.
Tatapannya ia alihkan. Ia takut dengan sejenis cowok seperti itu.
Diliriknya, cowok itu tersenyum kearahnya.
Keyra dan Ayla mengikuti arah pandang Davira dan cowok itu.
"Dav, lo kenal sama tu cogan?" Keyra bertanya.
"dia senyumin lo dav, gilaa."Ayla menyahut.
"Eng.. Engga kenal kok."
"Yakin engga kenal? Kita pernah ketemu lo. 2 kali malah."Suara serak khas lelaki memecahkan topik obrolan mereka.
Kedatangan lelaki itu membuat ketiga nya kicep.
"Ng..ngapain lo disini?!"
"Eh hai" sapa Keyra dan Ayla kompak.
Cowok itu mengabaikan sapaan Keyra dan Ayla.
"Yaudah kalo gak kenal, kita kenalan aja dulu."ucap cowok itu lagi.
"Nih kunci mobil, kalian bawak aja. Gue bisa naik taksi. Gue duluan."
Davira berjalan keluar dengan cepat dan secepatnya mencari taksi.
Saat ini dia takut. Sangat takut. Karna kehadiran lelaki itu lagi. Ia berharap ini terakhir kalinya ia bertemu lelaki berwajah tampan dan menakutkan itu.
Taksi melintas didepannya, dengan cepat ia melabaikan tangan, bermaksud untuk memberhentikan taksi itu.
Baru saja pintu taksi sedikit terbuka, sebuah tangan menutupnya kembali.
Dan pemilik tangan tersebut menarik Davira ke sebuah motor ninja hitam.
"Eh lo ap.. Apa-apaan sih. "
"Biar gua anter. Yuk naik"
"L.. Lo kira gue cewe apaan pulang sama orang yang gak gue kenal dan gue juga bisa pulang sendiri" emosi Davira terpancing juga.
"Kan udah gua bilang, kita kenalan dulu."
"Sinting" Davira melarikan diri dari cowok itu dan pergi.
"Lo cewek. Gak baik kalo cewek pulang sendirian."lelaki itu berbicara setelah menyesuaikan langkahnya dengan Davira.
"Ini tuh bukan malem. Dan ini juga masih rame. Lagian gue bisa jaga diri gue sendiri."
"Tapi kan gak baik. Biar gua anter."
"Lo gak punya hak buat ngatur gue! "Setelah mengucapkan kata itu, Davira menaiki taksi yang telah ia stop sedari tadi.
Vomment.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kepergian Yang Kekal
Ficção AdolescenteKamu bagai matahari, matahari yang sangat jauh bila dilihat dari bumi, sangat tidak mungkin untuk digenggam. Sama seperti dirimu, kamu yang takkan pernah mungkin lagi bisa ku genggam dan ku lihat.....