Davira mulai membawa mobilnya memasuki kawasan Dhrama Bangsa.
Ia berjalan menelusuri koridor yang telah padat dipenuhi para siswa siswi sekolahnya.
Mood nya sedang membaik hari ini.
Ia duduk dikursi bangkunya. Ia tersenyum.
"Kenapa senyum Dav?"Keyra bertanya.
"Lo kesambet yah Dav. Kok gue takut sih."Ucapan dodol Ayla kembali keluar.
"Serah gue. Orang yang senyum gue kok."
"Tapi kan gue takut."
"Takut mulu lo."Keyra menoyor kepala Ayla yang membuat sang empunya mendelik marah.
"Oh ya nanti temenin gue ke toko buku yuk." Ajak Davira dengan menampilkan senyum termanisnya.
"Beli novel pasti."Tebak keyra.
"Iya. Gue mau beli novel."
"Oh iya katanya ada anak baru. cowok. Dari Nusa pertiwi. Ganteng parahh."Kata Ayla panjang lebar.
"Ayla gue lagi ngomong tentang ke toko buku, jangan ngomongin yang lain."
"Toko buku? Ngapain?"
"Ah tulalit emang. Udah lo ikut aja nanti. Eh soal anak baru emang ada ya? Gak bohong kan? Kelas? Ganteng gak?"
"Satu-satu dong kalo nanya. borong gitu. Gimana gue mau ngejawab."
"Yaudah jawab aja."Davira melerai.
"Ada anak baru, kelas XI tapi anak ips. Ganteng banget. Gue ada fotonya kok."
"Serius? Liat?"Keyra merebut ponsel Ayla dan mencari keberadaan foto anak baru itu.
"Wih gila ganteng bener. Nambah deh stock cogan sekolah kita. Dav mau liat enggak?" puji Keyra setelah dia melihat foto anal baru itu.
"Mana coba gue li-----"
Bel sekolah berbunyi.
Davira mengurungkan niatnya dan membuka buku pelajarannya.
Real memasuki kawasan sekolah barunya. Dan memarkirkan motor sport miliknya.
Mata para siswa siswi kini tengah terarah padanya. Bisikan tak jelas mulai terdengar.
Ia berjalan menelusuri tiap koridor dan sekarang tibalah ia diruang kepala sekolah.
Setelah mendengar ucapan demi ucapan yang diucapkan kepala sekolah barunya, ia lalu mencari letak keberadaan kelasnya.
XI ips 3.
Selama pelajaran dimulai. Ia sama sekali tak berniat mendengarkan ajaran gurunya.
Ia izin ke toilet.
Dan diperjalanan menuju toilet, ia bertemu seorang Davira yang dari malam tadi menggelayuti pikirannya.
Davira berjalan sambil menunduk.
Dan Buk!
Davira menabrak badan kekar milik sang Real.
"Eh maaf gue gak--- Elo? Ngapain disini?"
"Hai."
"Ngapain disini?"
"Sekolah lah."
"Sekolah? Lo kan bukan---- Oooh jadi elo yang jadi hot news sma gue? Yang katanya anak baru ganteng? Cih."
"Hem gitulah. Gue emang ganteng kali."
"Pede."
"Lo mau kemana?"
"Ke kelaslah"
"Lo kelas apa?"
"Ipa 2. Gue duluan."
Real tersenyum dan melanjutkan niatnya yang sempat tertunda."
Bel istirahat berbunyi.
Davira Keyra dan Ayla kini telah terduduk manis dikursi kantin.
Menikmati pesanan masing-masing.
Davira tersedak saat seseorang duduk tepat disebelahnya.
Orang itu menampilkan senyum termanisnya didepan muka Davira.
Davira tersenyum kikuk.
"Nah ini dia nih ab nya. Yang di gl waktu itu. "Kata Ayla setelah meneguk habis sisa siomay nya.
"Eh iya yang waktu di gl. Baru inget gue."
"Hah ab? Ab apaan?"tanya Davira kepada Ayla.
"Anak baru. Ab."
"Sinting."
Bari saja Ayla ingin membalas ucapan Davira tetapi Real telah berbicara lebih dulu.
"Davira."Panggilnya.
"Apa?"
"Ikut gue bentar"Real menarik tangan Davira menuju rooftop sekolah.
"Lo tu apa-apaan sih?! Ngapain lo bawa gue ke rooftop?!"
"Gue mau ngomong."
"Langsung to the point aja. Buru!"
"Lo cantik."
"Lo ngebawa gue kesini cuma mau bilang itu?! Kurang kerjaan banget."Davira ingin pergi dari sana tetapi cekalan ditangannya membuat ia mengurungkan niatnya itu.
"Sebenarnya tujuan lo pindah kesini tu apaan sih ?! Tanya Davira dengan suara yang agak kuat.
"Gue pindah kesini karna lo. Cuma karna lo."
"Kenapa karna gue?! Urusan lo sama gue apa?! Gue tuh engga kenal sama lo. Dan gue minta sama lo jangan pernah lo deketin gue lagi!"Kata elvira final dan langsung pergi dari sana dengan emosi yang memuncak.
"Semakin lo ngejauh dari gue gue bakalan dekat sama lo."Teriak Real yang masih bisa didengar oleh Davira.
Vomment ditunggu.
Jangan jadi silent reader!
KAMU SEDANG MEMBACA
Kepergian Yang Kekal
JugendliteraturKamu bagai matahari, matahari yang sangat jauh bila dilihat dari bumi, sangat tidak mungkin untuk digenggam. Sama seperti dirimu, kamu yang takkan pernah mungkin lagi bisa ku genggam dan ku lihat.....