4. Cinta?

5.7K 389 34
                                    

"Apaan nih?"

"Kok ada foto cowok sama bos sih?"

"Gue gak rela! Lagian masih gantengan gue kok daripada dia! Badan tinggi doang cem tower! Gak kayak gue ada ototnya! Heleh coba sandingin ke gue, kalah ganteng pastinya!" Ali mengoceh sendiri seperti orang stress, memuji dirinya sendiri dan membandingkan dirinya dengan lelaki yang ada di foto instagram Prilly itu, tapi meskipun begitu Ali tetap menscreenshoot fotonya.

"Ya Allah! Hamba lupa sholat karna wanita! Yaampun gue lupa sama kewajiban gue!" Ali menepuk dahinya sendiri karna lupa dan berteriak alay. Kemudian turun dari ranjang dan berjalan kearah kamar mandi untuk berwudhu.

Selesai berwudhu Ali segera mengambil sajadah dan menatanya lalu memakai sarung, baju koko dan kopianya. Dan memulai sholat.

"Assalamualaiku warah matullah, Assalamualaikum warah matullah." gumam Ali mengakhiri sholatnya, setelah itu dia berdzikir dan berdo'a.

'Yaallah jagalah orang tua hamba dari segala mara bahaya sayangi mereka seperti mereka menyayangi hamba sewaktu kecil. Ya Allah berikan hambamu yang lemah ini kekuatan agar bisa menghadapi dunia yang fana ini, berikanlah hamba jodoh yang Kau hendaki dengan sifat-sifat yang mulia yang bisa menuntun hamba kejalan yang lebih baik lagi, dan jadikanlah hamba imam yang baik bagi keluarga kecil hamba kelak. Amin, amin yarobal alamin.' doa yang dilantun kan Ali dari hatinya sangat tulus, sampai membuat Ali termenung beberapa saat.

Sejenak Ali menghela napas, kenapa kehidupannya seperti ini?

Dia berdiri melipat sajadahnya dan melepas sarung, baju koko dan kopia yang dia pakai sholat tadi, dan meloncat ke ranjang besarnya.

"Oke Ali! Lo gak bisa kayak gini terus! Lo harus diterima di perusahaan bos cantik itu, siapa tau gue ama dia jodoh."

***

Seorang wanita duduk di kursi kerjanya sambil masih fokus ke arah komputer. Dan tiba tiba arah pandangnya teralihkan saat ada yang membuka pintu ruang kerjanya. Dia mengahampiri dan berdiri tepat di depan meja wanita itu.

"Hai Prilly sayang!" Wanita itu menekan nama sayang dihadapan Prilly, sedangkan ekspresi Prilly datar hanya melirik sebentar dan kembali ke pekerjaan semula.

Wanita itu mendengus kesal. "Sayang mama nyapa kamu loh!"

Brakk!

"Jangan pernah sebut anda sebagai mama saya, karna kenyataannya anda bukan mama saya dan akan selamanya seperti itu!" Prilly berdiri dan menekan setiap kata yang dia keluarkan. Yang dihina malah tertawa keras dan tiba tiba berhenti lalu menatap tajam mata hazel Prilly.

"Lalu apa peduli saya? Kamu memang bukan anak saya. Saya gak butuh anak seperti kamu! Yang saya butuhkan cuma hartamu dan harta papamu!" wanita itu tertawa sinis mengejek Prilly.

Prilly mulai tersulut emosinya, dia mengepalkan tangannya kuat-kuat.

"Lebih baik anda pergi dari rumah saya atau saya akan panggil satpam untuk menyeret anda!" Ucap Prilly tanpa melihat orang yang mengaku seorang mamanya.

"Dengar Prilly kamu lihat saja, papamu sendiri yang akan membuatmu pergi keluar dari rumah ini dan kamu akan dihapus dari daftar pewaris keluarga! Secepatnya!" Bisik wanita itu kejam.

"Keluar." desis Prilly tajam dan menekan setiap hurufnya.

Dia mendengus kesal dan pergi dari tempat itu dengan perasaan kesal lalu membanting pintu dengan keras.

"Aku gak akan biarin hal itu terjadi nyonya Farah!" Desis Prilly dengan tatapannya yang sangat tajam, menunjukkan kemarahan yang amat besar kepada wanita tadi.

***

"Ku diam-diam aku jatuh cinta kepadamu~" Ali terus saja bernyanyi sepanjang perjalanannya ke kantor. Tadi pagi dia telpon oleh kantor pusat bahwa dia diterima menjadi sekertaris Prilly, dan itu yang membuatnya sangat senang.

"Gak sia sia gua sholat tahajud tadi malem."

"Ah akhirnya cap jomblo gue bisa ilang, gue harus bisa naklukin Bos cantik itu!"

"Uhhh iam coming My Ignorant Boss!"

Brak!

"Aduh, eh lo itu kal--" Ali menghentikan ucapannya karna menabrak seorang wanita.

"Eh, eneng cantik, sorry ya neng udah nabrak, eneng gak papa kan? gak ada yang lecet kan?" Ali memberi pertanyaan bertubi-tubi sambil mengelus bagian tangan, pundak, dan--

Plak!

"Aduh! Neng, sakit." eluh Ali saat kepalanya digeplak.

"Suruh siapa hampir megang-megang dada saya, dan kenapa manggil saya neng?!"

"Kan hampir hehe, biar lebih akrab gitu Boss," Prilly menatap Ali datar lalu pergi melanjutkan perjalanannya tadi yang sempat diganggu oleh makhluk tak kasat mata.

"Eh eh Boss! Bos mau kemana? Bos gak ke kantor? Bos! Woy bos!" Prilly langsung melirik Ali tajam ketika memanggil Prilly dengan sok akrab.

"Mwehehe peace," ucap Ali sambil menunjukkan jari telunjuk dan tengahnya.

Setelah itu Prilly melanjutkan jalannya sambil menggerutu, "Belum diterima di perusahaan aja udah sok kenal apalagi diterima?" Prilly bergidik sendiri memikirkan hal itu.

'Ah, gue ikutin Boss ajalah, kan daripada dikantor percuma kagak ada CEO nya.' Batin Ali sambil mengikuti Prilly berjalan kepinggir jalan, lalu Ali melihat Prilly masuk ke salah satu pedagang kaki lima.

'Hah! Yang bener woy! Bos masuk ke abang tukang soto!'

"Bos! Kenapa Bos masuk kesini?!" Prilly yang mendengar itu langsung memutar bola mata malasnya.

'Dasar Alay!' Batin Prilly geram.

"Pak pesen soto satu ya!"

"Iya neng."

"Bos nanti Bos sakit perut loh gak kebiasa, saya beliin direstoran mau?"

"Kata siapa saya gak kebiasa? Saya malah sering makan disini. Jangan sok tau anda."

'Kenapa jantung gue deg-deg annya gak biasa ya? Dag dig dug hatiku, dag dig dug hatiku, cinta cinta cinta datang padaku, malu malu malu tuk akui itu, tapi tapi tapi kamu tlah menawan hatiku, cintaku bersemi diputih abu-abu-- kok putih abu-abu sih? Gapapalah, rasanya sama kayak waktu diputih abu-abu kok.'

Prilly yang melihat ekspresi Ali yang tersenyum sambil sedikit mangap dan melihat kearahnya membuat Prilly malu setengah mati. Hingga dia memutuskan untuk pergi.

"Pak tolong bawa keruangan saya ya,"

"Siap neng."

Sampai beberapa saat Ali sadar Prilly sudah tidak ada ditempatnya.

"Loh Bos kok gaada?" Lalu Ali melihat abang soto mengantarkan soto masuk kedalam kantor.

"Mungkin aja itu Bos yang pesen, ah! Gue ada ide!" Gumam Ali lalu ia berlari kearah abang-abang soto.

"Bang! Bang woy! Tunggu bang!"

"Iye ada apa? Mau pesen soto? Ntar ya mau nganterin ni soto dulu ke eneng Prilly."

"Eh eh Bang tunggu, jadi bener kalo ini buat Bos Prilly? Kalo gitu gue aja Bang yang nganterin, kasian Bang pelanggannya banyak yang nungguin noh,"

"Yauda deh terserah lu aja, gue pergi dulu ya!"

"Oke Bang!"

"Akhirnya gua bisa pedekate! my boss iam coming!"

***

Hay gue balik lagi! Sori ngaret, dikit lagi:''(( Kalo kebanyakan nanti kalyan gumoh:(

Lataf:*

Sidoarjo, 19 agustus 2017

My Ignorant Boss [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang