"Bos,"
"BOS!" untung saja Prilly tidak latah, dia hanya terkejut sambil menatap Ali kaget.
"Bos kenapa? Sakit? Kok diem aja?"
"A-aku gak papa kok, lagi kepikiran urusan perusahan yang tadi." jawab Prilly bingung.
"Oh, gausah dipikirin kali Bos, santai aja kan ada babang Ali disini," ucap Ali bangga menepuk dadanya sendiri, membuat Prilly memberikan pandangan datarnya kepada Ali.
"Seharusnya kamu memeriksakan kondisi kepede-an mu itu kedokter, jangan-jangan sudah overdosis."
"Iya udah overdosis nih Bos, aku kena overdosis cintanya Bos," ucap Ali frontal, lalu dia terkejut sendiri.
"Apa?"
"E-enggak kok Bos, becanda. Sans Bos hehe." 'Ya masalahnya meskipun bercanda, jantung ku ini kenapa udah kaya abis lari marathon?' Prilly berdehem untuk menormalkan detak jantungnya.
'Anjir nih mulut kenapa frontal banget sih, gaada cool-cool nya,' Ali blingsatan tidak tenang, karena meskipun wajahnya terlihat tenang jantungnya sudah lompat kesana kemari.
"Permisi ini pesanan meja nomor 8, silahkan dinikmati."
"Makasih mbak,"
"Iya sama-sama," ucap salah satu pelayan sambil mengedipkan sebelah matanya pada Ali, sedangkan Ali hanya membalas tersenyum. Biasa nak ganteng mah kemana-mana selalu gitu.
Prilly yang melihatnya menatap Ali datar, entah kenapa ada rasa tidak rela Ali memberikan senyumannya pada wanita lain. Jadi selama makan Prilly hanya diam, dengan pandangan datar, dan itu membuat Ali bingung.
"Bos, Bos kenapa? Wajahnya asem bener,"
"Tidak papa." jawab Prilly singkat. Lalu dia berdiri dan pergi dari meja itu, tapi sebelum pergi Ali memegang tangan Prilly dan ikut berdiri.
"Bos kenapa? Apa gara-gara masalah perusahaan? Atau ada yang lain? Perasaan Bos tadi gapapa, kok jadi asem wajahnya?"
"Saya sudah bilang, tidak papa." jawab Prilly dengan menggunakan kembali bahasa bakunya itu. Lalu pergi begitu saja meninggalkan Ali. Dan memang dasarnya Ali tidak peka dia hanya bisa menggaruk kepalanya bingung.
"Aduh Prilly, bodoh banget si kamu! Kenapa coba aku bersikap kaya gitu ke Ali? Aduh percuma dong jadi ceo tapi gak pinter cuma masalah ini?"
'Kenapa coba tadi aku cemburu? Aku ini kenapa? Apa yang terjadi sama aku?'
'Dia-- dia emang ganteng, wajahnya gak bosen kalo dipandang, kaya ada aura tersendiri yang Ali pancarin, tapi aura itu gak diimbangi sama sifat idiotnya dia itu sih, trus juga--'
"Eh! Kok jadi mikirin Ali sih?!"
"Aduh, aku kenapa sih sebenernya? Kenapa kaya gini? Susah nih. Aku tau bener tentang perasaan kaya gini."
"Aku cuma bingung perasaan ini hanya sekedar kagum atau-- cinta?"
"Ribet kalo udah masalah kaya gini, aku yakin profesor juga gabakal bisa pecahin masalah kaya gini. Mending aku urus berkas tadi aja. Buat ngalihin pikiran aku dari orang idiot kaya Ali." yah setelah Prilly berhenti mengomel sendiri dia kembali berkutat didepan laptopnya sembari mengalihkan pikirannya dari Ali.
***
"Ck. Napa lagi si elah, perasaan gua salah mulu jadi cowok, masa iya jadi cewek dulu baru dianggap bener? Hadeh," ucap Ali lelah karena ditakdirkan jadi spesies cowok.
"Yaudah lah mending gue vc aja tuh Bos," Ali mulai menekan kontak whatsapp Prilly dan mem-vc nya.
"Hallo Bos! Akhirnya diangkat juga,"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ignorant Boss [Slow Update]
FanfictionSaat cewek anggun ketemu cowok gesrek. Bisa dibayangin? Cover by @rimlfptr (!) Warning! Ada banyak banget humor-humor garing yang gaje, jadi mohon dimaklumi😂