Up and Down

103 9 0
                                    

Suasana terasa hening sejenak. Kemudian, aku mendengar suara yang menusuk telingaku.

Mata itu berbicara.

"MANUSIA! DI MANA KALIAN! JANGAN BERSEMBUNYI DARIKU!"

"Hah..!" Mukaku berubah masam.

Aku tidak tahan saat mendengar suara itu.

Bayangkan saja, saat seseorang yang tidak mengerti nada berbicara pertama kalinya. Apalagi jika itu puluhan suara yang dipadukan.

Aku menggenggam erat jemari ayah dan menutup mataku.

Mukaku masam. Suara itu terdengar samar di telingaku karena rambatan suara terhambat di dinding besi. Meski begitu, tetap saja sangat tidak mengenakkan.

Tiba-tiba ayah menarik badanku ke dekapannya.
Kemudian tangannya menutup rapat-rapat kedua telingaku.

Suara itu benar-benar hilang.
Aku tidak bisa mendengar apa yang monster itu katakan selanjutnya.

Tapi... Kedua tangan ayah di telingaku?!

Aku kikuk. Ayah membuat pipiku merona.

"A-ayah..?" aku berbicara tertahan.

"Sst.. Diamlah. Aku sedang mencoba mendengarkan."

Aku mendengar ayah berbisik kecil di belakang telingaku.

Hwaaaahh!!

Wajahku benar benar memerah.

Kalau bukan di saat seperti ini aku pasti sudah berteriak sekuat tenagaku.

Aku yakin kepala ayah telah terbentur sesuatu hingga ia menjadi sangat-sangat aneh seperti ini!

Aku menggerutu di dalam hati.

Aku tidak mendengarkan ayah dan monster itu yang tengah membicarakan sesuatu..

Terasa senyap sejenak.

Kemudian, aku merasakan getaran di lantai. Beberapa saat sebelum ayah melepaskan kembali tangannya dari telingaku.

Aku tidak lagi mendengar suara mata itu. Apa yang telah terjadi?

Baru saja aku hendak berbalik bertanya, ayah mendongakkan wajahku dengan jemari ke arahnya. Ia terdiam.

Matanya berhawa tajam dan menatapku dengan cermat. Apakah ayah hendak mengatakan sesuatu hal yang serius.

Peluh mengalir dari kepalaku. Suasananya seketika berubah tegang.

"?? A-ada.. apa..?"

"..."

"Tidak, tidak apa-apa." Ayah tersenyum manis.

Kemudian ia mencium keningku.

Ayah... Ayah mulai berbahaya! Tidak... Ayah mulai mematikan!

"Ayah!! A-aku bisa mati...!!" Aku mencoba mengatur napas dan degup jantungku.

Apa yang ayah pikirkan?? Aku tahu dia sangat menyayangiku. Tapi yang seperti ini...

Oh ibu.. cepatlah kembali! Ayah bertingkah aneh!

Dan... mengapa keadaan menjadi sangat senyap? Kemana mata itu pergi?

Ayah berdiri, kemudian berjalan mendekati jendela di sana dan membukanya. Lalu, ayah melihat ke bawah untuk memastikan sesuatu.

Aku tiba-tiba merasa agak penasaran dan memutuskan untuk ikut melihat.

Aku menodongkan kepalaku untuk melihat keluar jendela. Dan seketika mataku berkunang-kunang saat melihat ke bawah.

Lantai ini tinggi sekali!

Red EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang