Night at Home

107 6 6
                                    

Sinar bulan purnama terlihat sangat jelas di sela kegelapan langit. Jalanan yang berhiaskan cahaya perkotaan kini telah berganti oleh sorot-sorot lampu jalan.

Sudah tengah malam.

Sejak tadi aku masih memikirkan kejadian barusan.

Alan.. Pikirannya itu benar-benar tak bisa kutebak.

"Em... Alan?"

Ucapku memecah keheningan.

".. Iya?"

Entah mengapa, suara Alan terdengar begitu nyaman.

"Itu.. Rumahnya yang itu."

Aku menunjuk sebuah rumah besar di tepi jalan.

Alan langsung mengangguk dan memarkirkan motor di depan gerbang.

Tanpa basa-basi aku turun dari motor dan berjalan ke gerbang.

Mataku menyapu sekitar.

Terlihat di balik gerbang ini, sebuah air mancur berhiaskan patung seorang malaikat bersayap tepat di tengah perpotongan jalan antara pintu masuk dan gerbang, Taman yang ditanami pohon hias di setiap sudut, serta sebuah mansion berlantai tiga.

Mansion ini milik kedua orangtua ibu yang selalu kusebut dengan rumah.

Alan ikut memperhatikan rumah itu dengan seksama.

Aku mengetuk gembok yang terpasang di situ.

"Paman Roy...!? Bibi Mana...!? Apa ada orang di rumah..!?" Aku mencoba berteriak.

Suasana hening. Namun beberapa saat kemudian aku mendengar suara pintu dibuka.

Seorang pria tua berkacamata mengenakan seragam hitam tampak keluar dari pintu dan berjalan menuju kami dengan membawa kunci.

Itu paman Roy.

"Ah, Nona Shanon.. Selamat datang... Mengapa nona baru pulang? Di mana tuan..?" Ucapnya risau sembari membuka pintu gerbang.

"Ah.. Paman Roy.. I-itu... Ayah ada di..."

Aku terdiam.

Aku tidak bisa menceritakan tentang hal ini kepada paman.. Aku tidak ingin orang di rumah terlibat..

"Ayah Shanon tiba-tiba ada urusan mendadak, jadi ia meminta tolong padaku untuk mengantar Shanon pulang. Ah.. mohon maaf sebelumnya, aku Alan, teman Shanon."

Suara Alan menyambung kalimatku. Ia tersenyum ramah pada paman.

"O-oh ya, paman.. ini Alan, Ia temanku juga orang yang sudah menolongku. Dan Alan, ini Paman Roy. Ia adalah kepala pelayan yang terpercaya oleh keluargaku selama 40 tahun."

Paman Roy dan Alan saling tatap dan melempar senyum satu sama lain.

Pandangan paman berganti melihatku.

"Nona Shanon? Apa yang telah terjadi? Seragam nona tampak lusuh. Ayo cepat kita masuk dan ganti baju."

Aku bingung. Langsung saja aku memperhatikan pakaianku.

Lagipula.. setelah apa yang terjadi...

"A-ah.. Itu, aku akan mengurusnya nanti.. Aku sedang sibuk sekarang."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 20, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Red EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang