Chapter 6

2K 187 18
                                    

Jeonghan sudah berdandan cantik, hari ini ia akan pergi melihat pameran foto bersama Seungcheol, ia tau Jeonghan sangat menyukai seni.

Jeonghan sangat senang bisa pergi bersama Seungcheol terlebih lagi mereka hanya berdua tanpa Doyoon

Jeonghan sudah sampai di tempat pameran, mereka tidak berangkat bersama karena Seungcheol berangkat dari kantor.

Jeonghan menunggu cukup lama, namun Seungcheol belum datang juga

"Mingyu Joshua kau ada disini juga"

"Ia hyung"

"Kau melihat Seungcheol? aku menunggunya dari tadi tapi dia tak ada"

"Seungcheol hyung tak bisa datang"

"Tidak datang?"

"Katanya dia lagi banyak kerjaan yang harus di selesaikan sekarang, mangkanya Seungcheol hyung menuruh kita kesini untuk menemanimu"

Raut wajah Jeonghan berubah seketika, moodnya kembali buruk, mendadak hilang selera berada disini.

Mengetahui sikap Jeonghan yang mendadak berubah, Joshua menyuruhnya masuk melihat lihat pameran

"Ayo kita masuk, aku belum pernah ke pameran, sepertinya ini menarik"

"Aku ingin pulang"

"Ayolah hyung temani kita, kasihan Joshua belum pernah ke tempat pameran. Dia akan sangat norak disini, aku tak sanggup menanganinya sendiri"

Jeonghan pun ketawa mendengar pernyataan Mingyu dan mensetujui ikut dengan mereka

selama di dalam, seperti biasa Mingyu tak henti hentinya berbicara. Jeonghan hanya bisa tertawa, disini bukan Joshua yang norak tapi malah Mingyu yang susah di kendalikan

setelah melihat pameran Jeonghan memutuskan untuk pulang karena sudah malam

"Aku pulang duluan ya"

"Mau kami antar?"

"Tidak usah, aku bisa naik taksi"

Setelah pamit jeonghan pulang kerumah, menurutnya hari ini tak terlalu buruk.

Sampai dirumah, Seungcheol sudah tidur, tak memperdulikannya.

Saat pagi pun seungcheol merasa tidak bersalah, jangankan untuk membahas masalah kemarin, meminta maaf pun tidak.

***

"Sayang, kau liat cincin pernikahanku dengan Jeonghan tidak?"

"Tidak, mungkin kau lupa taruh dimana"

"Aku benar benar lupa, sudah 2 hari ini aku cari kemana mana tak ada, dikantor juga tak ada"

"Nanti aku bantuin cari, sekarang sudah siang kamu berangkat kerja dulu sana"

"Terimakasih sayang"

Seungcheol kemudian berangkat kerja dengan rasa bersalah, Seungcheol kahwatir kalau sampai Jeonghan tau, dia pasti marah karena Seungcheol sangat ceroboh sampai menghilangkanya, yang dia ingat terakhir ia taruh diatas meja nakas kamar Doyoon.

.

Seperti biasa rutinitas sebagai seorang ibu rumah tangga, Jeonghan membersihkan rumah bersama Doyoon, membuat masakan, mencuci pakaian dan menyiram tanaman. Melelahkan melakukan hal seperti ini terus menerus tapi Jeonghan menikmatinya karena ini pekerjaan seorang istri.

"Han"

"Ia Doyoon"

"Kau melihat cincin?"

"Cincin? Tidak, memang cincin siapa?"

"Cincin pernikahan kalian, Seungcheol tadi pagi bilang katanya menghilangkan cincin kalian. Aku kira kau melihatnya"

Sontak Jeonghan berhenti dari kerjaanya, kakinya bahkan mendadak kehilangan kekuatan. Tubuhnya seperti sebentar lagi akan roboh, namun genggaman tangannya mengeras bahkan tanganya mampu mematahkan gagang sapu yang sedang ia pegang.

"Kamu kenapa han?"

"Ah tidak, aku sapu kamarku dulu ya"

Jeonghan beranjak pergi menuju kamar, matanya sudah panas, butiran air mata sudah mengenangi matanya, dalam satu kedipan air mata membasahi pipinya.

Tak tau apa yang difikirannya saat ini, yang ia tau hatinya sangat sakit sekarang.

Semudah itu Seungcheol menghilangkan cincin pernikahan mereka, semudah itu Seungcheol melepaskan cincin pernikahan mereka.

"Aku membencimu cheol" hanya kata kata itu yang bisa keluar dimulut Jeonghan saat ini.

***

Jam sudah menunjukan jam 7 malam, Jeonghan menunggu Seungcheol pulang dengan fikiran yang berkecamuk. Tak lama Seungcheol pulang. Jeonghan merasa ia berhak tau mengapa cincin pernikahanya bisa hilang

"Kau sudah pulang"

"Ia han"

"Cincin kita tak kau pakai?"

"Ha cincin kita? Aku taruh dilemari, aku lupa memakainya lagi pas mandi"

"Kau menghilangkanya kan?"

"Kau tau dari mana?"

"Apa segampang itu kau menghilangkanya?"

"Bukan seperti itu Han""

"Bukan apa? Apa cincin kita tidak ada arti apa apa untukmu sampai kau mudah melepasnya dan taruh dimana saja? Kenapa kau tak melakukan hal yang sama dengan cincin pernikahanmu dengan Doyoon"

"Han..."

"Aku tidak pernah melihat kau melepas cincin pernikahan kalian tapi kenapa kau semudah itu melepas cincin kita?"

"Han cukup"

"Kenapa? Apa aku tidak berarti apa apa lagi untukmu? Sehingga kau lebih mencintai Doyoon dari pada aku?

"Han sudah cukup"

"Dulu kau berjanji akan bersama denganku selamanya, mencintaiku sepenuh hatimu. Dulu pernikahan merupakan impian bagi kita. Dulu bahkan kau rela mengorbankan persaudaraan kau dan Mingyu demi aku. Dulu setelah kita menikah kita sangat bahagia, kau dapat mengatur kesibukanmu demi aku. Dulu kau selalu menanyakan keadaanku setiap waktu. Tapi semua itu hanya dulu, setelah ada Doyoon kau melupakanku, kau tidak mencintaku lagi, kau tidak memperhatikanku lagi bahkan kau tak tau apa yang aku lakukan saat kau tak ada. Yang selalu kau tanya hanya Doyoon dan Chan. Yang kau ajak pergi hanya Doyoon dan Chan. Apa kau tau aku sangat membenci ini aku sangat membencinya. Aku muak hidup seperti ini. Aku membenci Doyoon yang merebutmu dariku, merebut kebahagianku denganmu. Dia menghancurkan kebahagianku ...."

Plakk

Tanpa sadar Seungcheol mendaratkan tanganya tepat di pipi Jeonghan, menamparnya dengan keras membuat Jeonghan terdiam air matanya mengalir dengan deras. Pipinya terasa panas. Jeonghan tak menyangka Seungcheol akan melakukan ini kepadanya.

Jeonghan pergi meninggalkan Seungcheol yang terdiam. Pergi menuju kamarnya, menguci pintu dan bersembunyi di balik selimut. Menangis sekencang kencangnya.

Seungcheol hanyaterdiam dan terus meliat tanganya. Seungcheol tak tau mengapa ia bisa menamparJeonghan. Seungcheol juga tak menyangka Jeonghan akan berkata kasar terhadapDoyoon. Seungcheol merasa sudah gila sampai ia tega melakukan hal seperti ini,ia tau Jeonghan sekarang akan semakin membencinya. 


TBC   

PoligamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang