Chapter 8

2.1K 169 10
                                    

Pagi buta Jeonghan sudah bangun, membuat sarapan dan membersihkan rumah, tanggung jawab yang harus dia kerjakan sebagai seorang isteri.

Jam sudah menunjukan pukul 11, Jeonghan bersiap diri untuk pergi.

"Han, kau mau kemana?"

"Aku mau pergi sebentar. Oh ia kalau kau mau makan siang sama Seungcheol tak apa, aku juga makan siang diluar"

"Tapi hari ini aku tak makan siang bareng Seungcheol"

"Kalau gitu, kau makan sendiri hari ini jadi jangan masak terlalu banyak. Oh ia aku juga ada janji makan malam sama Mingyu. Jadi tak usah menungguku"

"Ia han, Oh ia kau sekarang jarang ada dirumah dan sering makan diluar"

"Aku bosan dirumah terus, dan ternyata sangat menyenangkan makan diluar dan berjalan jalan. Aku pergi dulu bye"

Setelah kejadian itu Jeonghan mulai jarang dirumah, beberapa hari ini ia pulang malam dan pulang dengan tangan yang penuh belanjaan pakaian atau kosmetik terbaru.

.

"Shua handphonemu dari tadi ada panggilan masuk" ucap Mingyu saat Joshua baru kembali dari toilet

"Kau mengangkatnya?"

"Tidak, aku bukan pria langcang yang mau tau urusan orang lain, jadi tak usah panik gitu"

"Aku biasa saja"

"Aku liat yang telpohonemu tulisannya J, siapa?"

"Temanku"

"Kau mulai berbohong kan, aku juga liat wallpapermu tulisannya JJ"

"Itu inisial namaku"

"Kenapa ada 2"

"Ya suka sukaku"

"Handphonemu sekarang di pasword, ada yang kau rahasiakan"

"Yak, kau buka buka handphoneku. Kau bilang kau bukan pria lancang yang mau tau urusan orang lain"

"Aku tak sengaja, lagipula kalau kau tak mau memberi tahuku tak masalah. Sudah jam makan siang aku lapar, kita mau makan dimana?"

"Aku ada urusan, kau makanlah sendiri. Hari ini aku kerja setengah hari jadi kau pulang duluan aaja, kau tak usah kahwatir aku sudah izin sama pak bos"

Mingyu hanya diam tak paham apa yang terjadi dengan Joshua, yang Mingyu tau Joshua sepertinya sedang jatuh cinta.

Joshua memasang log pada handphonenya dia takut Mingyu membuka dan mengetahui kedekatanya dengan Jeonghan. Joshua tau Mingyu akan marah jika tau kedekatannya dengan Jeonghan

"Aku pergi dulu, kau makanlah yang banyak baby besar"

Joshua pergi menuju parkiran, ia hari ini meminjam mobil kantor karena perjalanan akan rumit menggunakan bus.

Tak lama Joshua sampai di depan halte, disana Jeonghan sudah menunggunya.

"Jeonghan, masuklah"

"Kau bawa mobil"

"Ia masuklah"

"Kau bolos kerja"

"Tidak, aku izin kerja" ucap Joshua sembari membantu memasangkan selfbelt

Jeonghan hanya bisa diam dan tak habis fikir dengan kelakuam Joshua sembari melihat wajah Joshua yang terus tersenyum semeringah

"Kita makan siang dulu setelah itu beli bunga, habis itu kita ketempat ibumu oke?"

"Oke, aku lapar sekali"

Joshua kemudian menuju ke cafe dan makan siang sebentar disana, karena jarak ke tempat ibu Jeonghan lumayan memakan waktu.

Setelah makan mereka langsung berangkat ke toko bunga, menemani Jeonghan membeli beberapa bunga.

Bunga sudah dapat, Joshua mulai menuju ketempat ibunya Jonghan. Sepanjang perjalanan Jeonghan tak henti hentinya berbicara bercerita tentang masa kecilnya dan lelucon yang membuat Joshua bisa berhenti tertawa tanpa sadar mereka sudah sampai.

Setelah sampai Jeonghan mengajak Joshua ke tempat ibunya tidur

"Ibu maafkanku sudah lama aku tak kesini, lihatlah sudah banyak rumput liar yang tumbuh tinggi ditempat tidurmu"

"Aku bawakan bunga, ini dari Joshua. dia belikan ini special untuk ibu sebagai salam kenal"

Joshua mulai perkenalkan diri kepada ibu Jeonghan walaupun tanpa jawaban balasan.

"Ibu apakah kau tau, aku sangat merindukanmu. Kemarin hari ulang tahunku tapi aku merasa hari itu sama saja seperti hari hari biasanya. Aku sangat membutuhkanmu, aku kesepian, aku sendiri, aku takut bu, aku membutuhkanmu aku ingin di peluk seperti dulu, aku ingin makan masakanmu lagi, aku ingin di pukul ibu lagi saat aku pulang kemalaman, aku ingin kau menghubungiku terus menerus lagi karena aku belum pulang, aku ingin kau merawatku saatku sakit. Ibu aku tak tau harus menceritakan masalahku kesiapa sekarang, ibu kau tau sekarang aku memiliki banyak keluarga dirumah tapi kau tau aku sangat tidak menyukai itu. ibu aku takut, aku sendiri bu, aku tau kau selalu berada disampingku dan mendoakanku. Kau tau aku sangat mencintaimu melebihi apapun dan aku akan selalu mendoakanmu. Aku akan menjadi kuat sepertimu, walaupun sekarang aku sangat lemah hiks..hikss"

Jeonghan menangis di depan nisan ibunya, menjatuhkan tubuhnya di atas tanah seakan sedang memeluk ibunya. Jeonghan benar benar sedang merindukan ibunya. Air mata terus membasahi wajahnya.

Joshua hanya biasa terdiam namun tidak bisa menahan air matanya, ia bisa merasakan apa yang dirasakan Jeonghan sekarang dan tak menyangka kemarin hari ulang tahunnya yang ia yakin tanpa dirayakan bersama Seungcheol.

Setelah beberapa saat, Joshua membantu Jeonghan berdiri, membatu membersihkan tanah yang menempel diwajahnya.

Setelah puas mencurahkan isi hatinya, Jeonghan meninggalkan makam ibunya karena langit sebentar lagi mulai gelap. walaupun rasanya berat meninggalkan tempat itu

Selama di mobil Jeonghan hanya diam menatap jalanan. Joshua tau mengajaknya makan pun tak akan berguna saat seperti ini. Joshua memutuskan mengajaknya kepantai, melihat laut lepas akan membuatnya tenang

"Kenapa kau membawaku kesini"

"Iseng aja" Joshua keluar dari mobil, mengajak Jeonghan memandang laut

"Lihatlah ini sangat indah" yang di ajak berbicara hanya diam

"Ibumu sedang melihatmu disana, tersenyumlah. Kau akan membuatnya sedih kalau kau seperti ini"

"Shua, aku merindukan ibuku, aku butuh dia"

Joshua memeluk Jeonghan dengan erat, membelai rambutnya untuk membuatnya nyaman.

Tanpa sadar Joshua mengangkat kepala Jeonghan, mendekatkan bibir mereka, menciumnya dengan lembut, Jeongahan pun membalas ciuman Joshua. Ciuman itu semakin dalam, seiring matahari yang mulai turun


TBC

maaf kepending ketiduraaan huft

lanjut nanti malam

PoligamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang