Kerajaan Goci

112 5 0
                                    

(Part 3)
Setelah semua beres, sholat , ngopi dan makan goreng pusang panas yg cukup nikmat kami lanjutkan perjalanan dan belok kearah jalan menanjak setapak yg cukup extrim karena batuan yg tidak terurus.. Dengan bacaan basmallah kami belok dan tiba2 saja kami disambut hujan, petir yg sangan amat lebat dengan kilatan2 menyambar yg membuat kami sangat khawatir, kondisi mobilku yg tidak tinggi sehingga kami harus bener2 memilih jalan walau tidak ada pilihan lain, kami merayap dengan penuh harap akan segera sampai tp sudah berkilo2 meter si uwa malah bilang :
"Aduh neng uwa malah lupa letak rumahnya" sambil geleng2 kepala... Kebayang dong bagaimana bingungnya kami saat itu dengan kondisi yg seperti itu... Si neng yg menyetir jg kebingungan dimana hujan lebat seperti yg tercurah dr langit, samar2 aku lihat ko disepanjang jalan setapak itu seperti ada umbul2 dan banyak bendera ya, aku tak bertanya apapun dan pd siapapun.

Tiba2 dan tau2 mobil seperti terperosok ke parit... Aku menghela nafas dalam2 , subhanalloh ada apa ini? Ternyata memang benar ban depan sebelah kanan terperosok ke parit. Kami panik dan kami dalam hujan lebat dan petir menggelegar kami berhambur keluar mobil, kami dorong bersama2 tp mobil tak bergeming sedikitpun mana penerangan hanya dr lampu sorot mobil saja.. Setengah jam kami berkutat dengan segala upaya namun ban mobil yg sebelah masuk parit tak bisa naik..
Ya Alloh kami berdo'a dengan segala khusuk agar kami diberi jalan kemudahan dengan tiba2 dari semak belukar muncullah 4 bapak2 dengan membawa senter dan memakai 2 payung, begitu melihat kami seorang bapak2 bertanya :
"Kenapa pak?"
Tanya nya sama uwa, uwa kaget dan berseru :
"Eh kang Uci, dan bapak, syukur Alhamdulillah ternyata kalian tolong bantu ya" kata uwa kegirangan dan begitupun kami yg sudah mulai menggigil kedinginan.
Ternyata eh ternyata itu pas tempat masuk ke rumah kang Uci walau pinggiran jalan nya ada kebun kecil lalu dibelakangnya itu baru rumah si akang..
Subhanalloh rupa2 nya itu petunjuk agar kami memang harus berhenti disitu.

Alhamdulillah mobil bisa naik dan cari tempat tuk parkiran agak naik ke atas jalan itu, kami dipersilahkan masuk ke dalam rumah yg dan diajak langsung kedapur untuk menghangatkan badan pada api di tungku yg besar menyala.
Kami dikasih pinjam pakaian kering rasa2 nya sangat bahagia saat itu karena kami memang tak membawa bekal pakaian satupun, setelah selesai diajak makan malam dan sholat isya, kami mengobrol di luar dan duduk memakai tikar.
Aku tak menyangka kang Uci dan teh Riri sangat santun pd kami, si neng berbisik pdku :
" tha ko jd penuh sesak begini, darimana orang2 itu dengan pakaian seperti itu?"
"Iya nanti kita minta penjelasan sama kang Uci" kataku.
Uwa menceritakan tentang segala kejadian selama diperjalanan pd kang Uci, teh Riri jg sama kedua orang tuanya kang Uci jg, dan kang Uci akhirnya menjelaskan bahwa mereka sudah tau karena salah satu tentara katanya sudah memberitau nya makanya semua makanan sudah terhidang saat kami tiba td.. Dia menatap bergantian padaku dan pada adikku dan tersenyum lalu berkata :
" neng sudah lihat, mereka semua datang untuk menyambut kedatanganmu bahkan kedatangan neng sudah sampai ke negri atau ke kerajaan Salem" ujarnya.
Sampai detik ini aku tak tau dimana itu kerajaan Salem ku cari dibuku sejarah sampai ke google tak aku temukan, ketika aku tanya malah jawabnya nanti jg neng akan tau..
Banyak perbincangan yg membingungkan, terkadang tak aku mengerti sama sekali tp aku hanya bisa menyimak kedua orang tua itu.. Si neng jg tak banyak omong padahal biasanya dia cerewet sekali..
Tiba2 teh Riri meminta untuk melihat tangan kiriku dan setelah dilihat dan diusap dia tersenyum..
" Jaga diri baik2 neng tugasmu banyak dan sulit tp tth yakin neng mampu karen banyak kekuatan yg kadang neng sendiri tak menyadarinya, itu tanda ditanganmu sudahenjelaskan semuanya.. Itu anugrah tak banyak orang memiliki rajahan hurup sunda buhun yg tertulis banyak hurup "RA" dr zaman ke zaman (kala/ niskala) jg jelas terlihat gambar mahkota ditanganmu ini" Katanya... Wuiiih cukup kaget dia bisa baca semuanya..
Wallohu'allam bishowab.
Saat

Kerajaan GociTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang