(Part 4)
Tiba2 kami dikejutkan oleh Mala putrinya wa Dodi yg teriak2 didalam rumah yg td aku lihat sedang menonton televisi bersama putra putrinya kang Uci, kami berhamburan kedalam rumah melihat Mala yg ketakutan dengan mata yg sangat beringas.. Oya Mala berusia 13 tahun masih sekolah di SMP kelas 1.. Katanya dia banyak melihat tentara didalam rumah dan melihar katanya makhluk2 aneh.. Uwa Dodi yg usianya 60 tahuna dan banyak menolong orang karena kepintaran nya menyembuhkan orang lain, tp aku lihat saat itu uwa panik jg karena itu menimpa putrinya sendiri.
Uwa bergegas mengambil segelas air putih dan dibacakan do'a2 lalu dia sodorkan padaku, neng tolong bantu uwa ya, aaach jd aneh kebalik gt kataku dalam hati duluuu aku dan kami yg selalu minta bantuan uwa tp sekarang knp uwa minta bantuanku? Dan aku hanya bisa menerima dan berdo'a apapun yg terlintas dlm hati dan pikiranku dan aku tiup air nya, setelah diusapkan ke wajah Mala dan diminumkan akhirnya dia sadar jg, kami mengucap syukur kekhadirat illahi Robby..Kami kembali ke tengah dan melanjutkan obrolan.
Kau hanya bisa menyimak dan menyimak semuanya..
Satu ucapan teh Riri yg melekat sampai saat ini.
"Berbahagialah neng, tth jg ikut senang sudah telah dipertemukan orang penting seperti neng, kelak jk sudah waktunya neng akan tau siapa neng sesungguhnya, dan itu anugrah yg tak terhingga, lihat semua para pejabat serta sang maha Raja sajaenyambutmu disini"
Itu katanya.. Dan aku sedikit2 jd banyak tau sekarang siapa aku dan apa tugasku ... In syaa Alloh.Sedang asyik2 nya kami mengobrol tiba2 semua hening, dan dengan tiba2 jg semua hewan yg entah dari mana saja asalnya semuuuua serentak berbunyi, terdengar suara burung2 yg beraneka ragam suaranya, suara kodok,jengkrik, belalang, kelelawar,lolongan anjing2 bersahutan, suara banyak kucing mengeong2, suara ayam2, bebek,jg suara kambing2, sapi dan kerbau serta auman sang raja hutan menggema seolah dikomando berbunyi.
Kami panik terlebih2 lg setelah aku lihat uwa kelihatan paniknya, bulu kuduk seolah tegak berdiri.. Mala menjerit ngumpet dijaket bapaknya, menambah seram dan kaget serta pada ketakutan..
Uwa tiba2 mengajak kami cepat2 pulang dan saat aku lihat jam menunjukkan jam 12 tepat.. Waduuh tiada terkira nya hati kami berkecamuk segala rasa ada disitu, kami siap? Mau pulang setelah aku mengganti baju2 yg kami pk untuk keluarga kang Uci, walau ditolak aku paksa karena aku tak mau ada hutang budi karena baju kami masih pada basah.
Setelah pamitan jg pd semuanya yg ada terlihat maupun yg tidak terlihat kami menuju mobil dan jalan pulang.. Dipenjang jalan kami tak lupa pd berdo'a masing2 tp aku yakin do'a kami sama.
Lepas dr belokan mesjid itu tiba2 saja hujan reda.. Aku sangat bersyukur.. Pertama2 aku lihat ada 3 doggy berjajar dijalan menghadap kejalanan.
Sudah kebayang gimana seram nya jalanan yg harus kami lalui sepanjang puluhan kilo tanpa ada rumah dan hanya hutan belantara serta jalanan yg cukup menguras perhatian.
Dibelikan tajam menurun tiba2 si uwa bilang :
"Alaaah ini harum kopi, neng, bu kecium ga? "
Katanya.. Subhanalloh benar sekali tercium harum nya kopi yg baru dituang air panas padahal pintu mobil tak semua tertutup rapat..
Sungguh aneh tp itu nyata.. Selang beberapa saat ada semacam dam kecil pinggir jalan dan aku lihat jg 3 doggy berjajar diatas tembokan dam dan sepertinya mengamati kami dan semua melihatnya.. Melewati dam itu si neng bilang :
" wa lihat dibelakang sepertinya ada 3 mobil"
Kulihat dikaca spion iya ada 3 mobil kelihatan dr sorot lampunya... Kami lega tp sayang nya hanya sesaat, sampai saat bundaku menjawab :
"Mana wa, neng ga ada apa2 ko di elakang kita"
Nah lho... apa dan siapa
Mereka? Sedangkan si neng, uwa dan aku masigelihat 3 mobil mengikuti kami.
aku pertajam hati dan pikiran dan aku lihat ke belakang karena si neng yg nyetir. .
Ya Alloh... aku melihat jelas siapa mereka yg mengiringi kami... 3 mobil seperti mobil tentara.. Aku cari komandan nya dan aky lihat dg jelas bapak2 itu menu dukkan kepala lalu tersenyum,
Diaitu aku paham mereka ditugaskan mengawal kami
Pantesan bu daku tak melihat nya, lepas kebun karet dan masuk ke jalur utama aku sengaja menyuruh neng menghentikan mobilnya. Aku turun dan melihat kebelakang, mereka masih ada dan memberi hormat seolah mau pamit karena sudah melaksanakan tugasnya.. Aku ucapkan banyak terimakasih pd semuanya. Uwa dan si neng jg aku lihat pd ikut turun dan pd membungkuk pl..
Alhamdulillah dini hari itu kami selamat sampai rumah setelah mengantarkan uwa dan Mala..
TAMAT.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kerajaan Goci
Mystery / Thrillerini cerita kedua dalam perjalanan hidupku yg nyata.. Mohon maaf jika masih banyak salah dan kurang berkenan dalam bercerita karena aku bukan ahlinya.. aku hanya ingin berbagi kisah dan semoga ada manfa'atnya.. Aamiin. ini kejadian setahun yg lalu, s...