Namaku Diandra Alena. Cukup panggil Alena saja.
-Dare to Love
"Alena, bangun sayang. Nanti kamu telat. Jangan melewatkan momen hari pertamamu." Ucap perempuan yang sedang membuka tirai kamar Alena. Dia adalah mama Alena. Anna namanya. Usianya sudah hampir masuk kepala empat, tapi penampilannya membohongi umurnya saat ini.
Hari ini adalah hari pertama Alena masuk ke sekolah baru. Papanya, Andy membuat keputusan untuk pindah ke Jakarta karena alasan pekerjaan. Mau tidak mau Alena harus menuruti apa yang sudah papanya putuskan. Sebenarnya, pindah sekolah adalah hal yang paling Alena tidak sukai. Ia harus kembali berbaur bersama teman baru dan meninggalkan semua teman lamanya. Perpisahan adalah hal yang paling tidak Alena sukai, karena harus meninggalkan semua kenangan itu.
"Iya ma, sebentar lagi." Mata Alena masih terpejam. Ia semakin memeluk erat guling kesayangannya.
"Ayo bangun. Kamu itu lama kalo siap – siap. Kamu hari ini diantar papa, karena kita belum menemukan supir untuk mu." Dini menarik selimut dan guling yang sedang Alena peluk. Mendengar ucapan Anna, Alena langsung terperanjat dari tidurnya. Alena tahu kalau Andy tidak suka menunggu lama. Apalagi hari ini adalah hari kerja, baik Andy maupun Alena harus berangkat pagi – pagi agar tidak terjebak macet di tengah kota Jakarta.
"Mama gak bilang kalo belum dapet supir. Kalo gitu kan Nana bangun lebih pagi biar papa gak ngomel nungguin nana." Alena memanggil dirinya dengan sebutan Nana. Itu adalah nama panggilan sejak kecil yang diberikan oleh kedua orangtuanya. Alena langsung bangkit dari kasur dan mengambil handuk menuju kamar mandi.
"Mama lupa bilang. Yaudah, mama tunggu dibawah ya buat sarapan. Cepet ya, Na."
"Iyaaaaaa." Teriak Alena dari dalam kamar mandi.
Anna langsung keluar kamar Alena menuju ke bawah untuk menyiapkan sarapan. Di ruang keluarga, Andy sudah rapih menggunakan kemeja merah dengan dasi abu - abunya. Sambil menunggu Alena siap – siap, Andy sedang menonton tv melihat berita pagi ini.
"Sedang apa Nana sekarang?" tanya Andy yang melihat Anna turun dari tangga.
"Lagi pake baju. Bentar lagi juga turun." Anna sedikit berbohong untuk melindungi Alena dari ocehan Andy. Padahal, Alena baru saja mandi. Anna langsung menuju ke dapur untuk membuat sarapan. "Papa mau bawa roti atau nasi?"
"Nasi saja."
Anna langsung menyiapkan sarapan dan bekal untuk dibawa oleh Andy dan Alena. Anna memasak nasi goreng untuk bekal Andy. Sedangkan untuk Alena, Anna membawakan tiga buah roti isi selai coklat dan keju. Tidak menunggu lama, semua makanan sudah jadi. Anna lalu membawa nampan yang diatasnya ada susu dan beberapa potong roti. Ia menaruhnya diatas meja makan yang tidak jauh dari dapur. Anna lalu balik lagi ke dapur untuk mengambil tempat bekal Andy dan Alena.
Andy langsung mematikan tv dan menuju ke meja makan. Di tengah langkahnya, Andy memanggil Alena karena belum juga turun daritadi.
"Nana, cepetan. Ayo kita sarapan. Papa gak mau hari pertama kita telat."
Mendengar teriakan Andy, Alena langsung buru – buru menata rambutnya. Tidak lupa ia semprotkan parfum di seragamnya. Kemudian Alena keluar kamar menuju meja makan.
"Alena datang. Pagi pa." Alena tersenyum kepada Andy lalu duduk di posisi arah jam tiga.
"Kamu ini lama banget. Besok – besok jangan diulangi lagi ya. Jakarta ini macetnya kebangetan, beda dengan Bandung."
"Iya pa, maaf."
Anna mengambil teko yang berisi susu untuk dituangkan ke gelas. "Udah buruan sarapan biar gak tambah lama."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dare to Love
Teen Fiction"Mau sampe kapan lo tutup diri terus?" "Move on gak segampang itu." Jika ditantang untuk menyatakan cinta, laki-laki itu memang jagonya. Tapi, jika harus dituntut untuk melupakan, jangan salahkan kalau dia harus angkat tangan. Reno, laki-laki yang...