Derex melihat alana tertidur pulas gadis itu yang akan mengakhiri keabadiannya dia seharusnya senang untuk itulah dia mencari pengantin siluman selama seribu tahun, tapi setelah pengantin siluman berada di dekatnya dia merasa ingin hidup lebih lama bersama pengantinnya.
Karena merasa sedih jika mengingat kalau dia akan segera mati, derex menembus dinding dan pergi ke rumahnya dia berjalan menuju kamarnya dia tidak menyadari scoot memanggil-manggil namanya.
"Paman." Teriak scoot untuk kesekian kalinya lalu dia berlari menuju derex dan berdiri di hadapan derex sehingga membuat langkah derex terhenti.
Derex tidak mengatakan apa-apa dia hanya berdiri dan menatap scoot yang merasa bingung karena sikap pamannya tidak seperti biasanya.
"Apa yang terjadi kepada paman? Apakah paman kalah judi, atau paman tidak mendapatkan wanita?" Kata scoot, dia melihat wajah sedih pamannya dan dia ingin tahu apa yang telah membuat siluman bersedih.
"Jangan ganggu aku. Minggir." Kata derex kemudian berjalan melewati scoot saat ini dia ingin sendiri, dia butuh waktu untuk sendiri sebelum kematian mendatanginya setidaknya itulah yang dia pikir akan dia lakukan sebelum dia meminta alana untuk mengakhiri keabadiannya.
Derex masuk ke dalam kamarnya lalu berbaring diatas ranjang, dia merasa sakit tetapi rasa sakitnya tidak ada obatnya rasa sakit itu sangat menyiksa bahkan dia merasa akan mati ketika rasa sakit itu menyerangnya, dia bertanya-tanya? Apakah saat ini dia telah di surga atau dia berada di antaranya. Kehidupan tidak memilihnya untuk bahagia jadi apapun yang terjadi dia harus menghadapinya dengan tegar karena dia siluman yang kuat, dia telah hidup begitu lama dan dia telah menyaksikan banyak kejadian di sekitarnya seharusnya kematian tidak mengganggunya.
"Bahkan saat akan mati pun kau menyusahkanku." Kata jay yang tiba-tiba duduk di atas ranjang.
Derex bergumam dia sudah bilang jika dia tidak ingin ada yang mengganggunya tapi tampaknya tidak ada satu pun yang mendengarkan perkataannya, apakah dia harus marah terlebih dahulu agar mereka tidak berani untuk mengganggunya.
Jay terkejut disaat melihat semua benda di kamar derex melayang semua benda itu terlihat akan menyerangnya, dia menoleh melihat derex dengan kesal siluman itu tidak perlu bersikap barbar dia tidak akan ada di kamar siluman jika scoot tidak memintanya untuk menemui derex. Scoot merasa khawatir melihat keadaan pamannya jadi dia meminta tolong kepada jay untuk menemui pamannya dan membantunya jika dalam masalah karena itulah jay berada di kamar siluman.
Dia pikir mungkin kesedihan siluman karena alana jadi seharusnya dia menemui alana dan bicara kepada alana dia akan memberitahu gadis itu apa takdirnya dan mungkin saja alana akan segera mengakhiri keabadian siluman agar siluman mendapatkan ketenangan.
Jika alana menolak untuk membunuh siluman dia akan membuat alana tidak sadar ketika melakukannya, dia akan membuat alana mabuk karena manusia mabuk tidak akan menyadari perilakunya jadi jay rasa dia harus melakukan itu.
"Jangan coba-coba untuk melakukan semua hal yang kau pikirkan, aku tidak akan membiarkannya." Kata derex ketika jay akan teleportasi ke apartemen tempat alana tinggal.
"Hah. Lalu kenapa kau bersikap seperti ini dan membuat orang-orang di sekitarmu khawatir? Kalau kau tidak ingin mati jauhi gadis itu atau aku akan melenyapkan gadis itu." Kata jay dan sedetik kemudian seseorang mendorongnya ke dinding sehingga membuatnya kesakitan karena serangan tiba-tiba yang ternyata dilakukan oleh derex.
"Jangan coba-coba menyentuhnya apa lagi menyakitinya atau aku yang akan membunuhmu dengan wujud siluman." Geram derex dia benar-benar marah.
"Baiklah, baiklah. Aku tidak akan mengatakan atau melakukan apapun lagi yang berhubungan dengan pengantin siluman, aku tidak akan mendekatinya aku serius." Kata jay dengan susah payah karena derex mencengkram lehernya.
![](https://img.wattpad.com/cover/117726395-288-k362649.jpg)
YOU ARE READING
THE STEALTH BRIDE
FantasyDEREX CYBERTRONIAN seorang panglima perang terkuat di kerajaan GORGEYO, dia selalu kembali dengan kemenangan yang membuat sang raja bangga padanya namun suatu hari kepulangannya menjadi maut untuknya dan para prajuritnya. Hujan panah yang di arahkan...