Hari ini pembagian nilai ujian dilakukan.
Kepala sekolah naik ke podium dan mengumumkan nilai 5 besar tertinggi di sekolah itu.
"Tertinggi ketiga, Park Chaeyoung" baca kepala sekolah.
Chaeyoung kaget. Apa nilainya turun sejauh itu?
Sampai pada akhir pengumuman, saat para murid telah bubar, Chaeyoung masih disana menatap kosong.
"Chaeyoung" panggil Taehyung. "Ayo kita pulang" ajaknya. "Taehyuuuuuung... Bagaimana iniiiiiii" rengek Chaeyoung. "Bagaimana apanya?" tanya Taehyung sambil berusaha melepaskan tangan Chaeyoung yang menguncang-guncangkan pundaknya. "Nanti kalau aku tidak boleh main game karena nilaiku turun bagaimanaaaa" rengek Chaeyoung pada Taehyung. "Yah sudah" jawab Taehyung dengan wajah pasrah.
"Aaaaa kamu jahaaaaat". Chaeyoung menguncang-guncangkan pundak Taehyung lebih keras lagi. "Hei, hei, aku pusing!" kata Taehyung sambil menepis tangan Chaeyoung dari pundaknya. "Pokoknya, kita pulang sekarang" kata Taehyung sambil menekankan kata 'sekarang'. Akhirnya Chaeyoung menyerah. Dia mengikuti Taehyung berjalan dari belakang dengan muka cemberut. "Bisa-bisanya dia tidak peduli" ujar Chaeyoung kesal dalam hati.
Taehyung dan Chaeyoung pun menunggu bus mereka di halte. "Aduh, semoga busnya tidak terlambat. Lihat, sudah mau hujan" ujar Taehyung sambil melihat langit yang gelap. "Tidak" ujar Chaeyoung pelan. "Apa?" tanya Taehyung. "Tidak" ulangnya. "Mengapa?"
"Aku takut memberi tahu peringkatku pada orangtuaku" jawab Chaeyoung pelan.
"Tidak apa-apa. Peringkat 3 juga bagus. Nilaimu juga semuanya diatas 9.5" kata Taehyung menyemangati sambil mengusap kepala Chaeyoung. Walaupun sekelas, Chaeyoung tetap lebih muda dari Taehyung. Karena itu, Taehyung merasa harus menyemangatinya sebagai 'kakak'. Padahal kan dia punya kakak.
Bus yang mereka tunggu pun datang. Tidak lama setelah pintu bus tertutup, hujan pun turun.
"Bagaimana reaksi kakakmu tentang nilaimu nanti?" tanya Taehyung. "Aduh jangan bahas yang gak enak dong" pinta Chaeyoung. Menyadari mood Chaeyoung yang sedang tidak baik, Taehyung pun memilih untuk diam selama perjalanan.
Chaeyoung yang duduk dekat jendela pun melihat pemandangan hujan diluar, sementara Taehyung masih melihat-lihat kertas ulangannya yang baru dibagikan.
Tiba-tiba kertas ulangannya jatuh ke arah kursi penumpang lain. Taehyung pun bangkit untuk mengambilnya.
Kertas itu jatuh tepat di bawah kursi seorang gadis yang memakai seragam sekolah Taehyung dan Chaeyoung. Gadis itu sedang membaca sebuah buku, mungkin karena terlalu sayang pada bukunya buku itu disampul dengan kertas coklat.
"Eh? Kau yang selalu bersama Park Chaeyoung kan?" tanya gadis itu saat melihat Taehyung mengambil kertasnya. "Kim Taehyung" balas Taehyung kesal sambil menatap gadis itu dalam-dalam.
"Eh, maaf" ujar gadis itu sambil tertawa kecil. Dia membantu Taehyung memunguti kertas-kertasnya.
"Ketua OSIS macam apa yang tidak hafal siswa-siswanya sendiri" omel Taehyung. "Aku hanya perlu hafal pelanggan setia tokoku" jawab gadis itu sambil tertawa. "Aku juga sering kesitu tahu" ujar Taehyung memberi tahu. "Iya, aku tahu kok. Aku cuma tidak peduli padamu saja" jawab si gadis, Jisoo.
"Hahh... kok kesal yah..." batin Taehyung.
Bis berhenti di halte.
"Aku turun disini Kim Taehyung. Sampai jumpa" kata Jisoo sambil tersenyum dan melambaikan tangan. Taehyung membalas lambaian tangannya. "Bye, ketua OSIS" balas Taehyung.
Tak lama setelah Jisoo turun, mereka pun sampai di halte tempat Taehyung dan Chaeyoung turun. Taehyung membangunkan Chaeyoung yang tertidur.
"Chaeyoung, bangun" kata Taehyung sambil mengguncang-guncangkan bahunya pelan. "Huahm... apa kita sudah sampai?" tanya Chaeyoung. "Iya" jawab Taehyung singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Memories of You
FanfictionLama tidak berjumpa, bukan berarti rasa cinta untukmu ini sudah hilang.