Bab 1 : Terlambat

22.9K 979 107
                                    

         Matahari mulai menampakkan cahayanya. Burung-burung berterbangan sambil bernyanyi kian merdu. Bunga-bunga pun mekar merekah nan wangi di pagi hari ini.

         Jam weker berdering cukup keras di atas nakas. Sehingga membuat Azalea terbangun. Dia mematikan jam weker itu, ketika melihat angka jam menunjukkan pukul enam, Azalea terbelalak kaget dan merutuki dirinya sendiri. "Sial!" ucapnya. Rupanya dia salah memasangkan alarmnya, seharusnya ia bangun jam lima pagi dan sekarang dia kesiangan.

         Azalea langsung bergegas menuju kamar mandi, usai mandi ia langsung mengenakan seragam putih biru serta rambut panjang yang indah itu harus dikuncir dua mengenakan pita merah putih dan juga ia memakai topi kerucut dari kertas karton. Azalea sedang mengikuti masa orientasi siswa di salah satu sekolah favorit nya.

        Setelah semuanya rapi Azalea langsung keluar dari kamarnya dan menuruni anak tangga. Ibu nya menawarkannya sarapan pagi terlebih dahulu, namun ia menolaknya karena hari ini merupakan hari terakhir MOS. Sementara ketua OSIS menginformasikan bahwa hari ini tidak boleh ada siswa-siswi yang terlambat mereka harus datang tepat waktu, tepatnya pukul 06.00 WIB sudah berada di sekolah.

        Dia melirik jam tangannya sudah menunjukkan pukul 06.10 WIB, dia benar-benar terlambat belum lagi menaiki angkutan umum yang menghabiskan waktu 20 menit untuk sampai ke sekolahnya. Jarak rumahnya dengan sekolahnya itu memang cukup jauh. Azalea tinggal di salah satu komplek perumahan yang ada di Bandung. Azalea langsung berpamitan dengan Ibunya dan berlalu pergi.

         Sementara Ayahnya sedang bekerja di Jakarta. Ayahnya seorang manajer di sebuah perusahaan terbesar di Jakarta. Namun sayangnya, Ayahnya hanya pulang ke Bandung satu bulan sekali, biasanya paling lama satu minggu di Bandung atau tiga hari. Azalea dan Ibunya pun mengerti karena pekerjaan Ayahnya sangat sibuk. Ayahnya sempat menawarkan Azalea dan Ibunya untuk tinggal bersamanya di apartemen milik Ayahnya di Jakarta, namun Azalea tidak mau, ia tetap ingin tinggal di Bandung.

       Banyak cowok-cowok yang menyukainya semasa SMP dulu. Selain cantik dia juga cerdas, dia jago dalam pelajaran bahasa Inggris dan dia masuk sekolah favorit nya ini karena ia masuk lewat jalur prestasi. Tapi sayang, dia belum berhijab. Kelakuannya juga belum baik. Dia kurang paham akan agama islam. Ibunya sangat sedih melihat putri kesayangannya belum berhijab, sementara Ibunya memakai hijab. Ibunya selalu menasehatinya tapi Azalea mengabaikannya. Semoga saja Azalea dapat berhijrah ke jalan Allah. Itulah doa Ibunya setiap malam.

※※※

        SMA Negeri 1 Bandung. Itulah sekolah favorit Azalea sekarang yang terpampang jelas di atas gerbang sekolah. Sesampainya di gerbang sekolah, Azalea mendapatkan teguran dari senior cowoknya yang tak lain anggota OSIS yang bertugas sebagai seksi bidang keamanan itu.

"Sudah jam berapa ini? Kamu mau masuk SMA tapi gak disiplin!" ucap seniornya dengan suara meninggi, yang membuat tubuh Azalea bergetar ketakutan.

"Ma--maaf kak." ucap Azalea pelan.

"Sekarang kamu dihukum! Sana ikut baris di depan dengan siswa yang datang terlambat." ucap seniornya itu. Azalea pun mengangguk patuh.

        Azalea pun ikut berdiri di depan dengan siswa yang terlambat, dia sungguh malu dan menyesal karena perbuatannya. Sehingga ia mendapatkan hukuman dari seniornya itu dengan jalan bebek mengelilingi lapangan basket.

        Setelah usai dihukum, Azalea langsung berlari memasuki ruangan MOS nya. Untungnya, kordinator ruangan ini sangat baik. Sehingga Azalea diperbolehkan untuk duduk. Baru saja Azalea duduk, ketiga seniornya yang mempunyai jabatan tinggi di OSIS itu datang ke ruangannya. Mereka adalah Bagas Ketua OSIS yang terkenal alim dan ganteng, Aldo Wakil ketua OSIS dan Chika sekretaris OSIS yang terkesan judes.

Diary Azalea (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang