Bab 2 : Teman Baru

11.6K 796 25
                                    

    Langit menjulang tinggi. Matahari nampak cerah di kota kembang pagi hari ini. Tentunya dengan suasana yang begitu sejuk. Hari ini hari senin dimana orang-orang sibuk melakukan aktivitasnya dan sekarang hari pertama Azalea masuk sekolah sebagai siswi kelas X IPA 1.

        Tiba saatnya Azalea memakai seragam putih abu dan tidak memakai seragam putih biru lagi. Nampaknya pagi ini Azalea kesal dengan Ibunya. Ibunya bersikekeh agar Azalea mau memakai seragam lengan panjang, rok panjang serta kerudung putih yang tergerai panjang. Seragam putih abu itu nampak syar'i, Azalea tidak menyukainya. Terlebih Azalea tidak mau memakai kerudung. Dan ia pun memakai seragam putih abu pilihannya yaitu lengan pendek dan rok pendek yang hanya sampai menutupi paha yang ia beli sendiri tanpa sepengetahuan Ibunya. Karena dia tahu pasti Ibunya membeli pakaian seragam syar'i dan Azalea tidak menyukainya sehingga ia berinisiatif membeli sendiri dengan uang tabungannya.

          Pagi ini Azalea sangat cantik dengan olesan bedak bayi sedikit dan tanpa make-up dengan rambut hitam panjang yang tergerai indah.

"Azalea, rok kamu terlalu pendek! Ibu minta ganti dengan rok yang Ibu beli!"

"Bu, Azalea udah nyaman sama rok ini jadi jangan paksa Azalea!"

"Azalea sayang! Nak dengar Ibu, kamu sudah remaja! Menutup aurat itu wajib nak, ganti yah seragam nya!" ucap Ibunya lembut.

"IBU! Harus berapa kali sih Lea bilang? Lea gak mau pakai seragam sekolah syar'i seperti itu bu! Rok panjang, kerudung panjang seperti yang dibelikan Ibu. Kampungan tau bu!" bentak Azalea kepada Ibunya. Ibunya hanya memegang dadanya sambil beristighfar melihat anaknya berbicara seperti itu.

"Turunkan sedikit nada bicaramu Lea! Sekarang Ibu tidak akan memaksamu lagi nak, Ibu hanya mengingatkan bahwa sudah kewajiban kamu sebagai muslimah untuk menutup auratnya!" ucap Ibunya.

"Iya ... iya bu! Azalea minta maaf, untuk saat ini Azalea belum mau memakai kerudung. Jadi Ibu jangan pernah paksa Azalea lagi! Yasudah, bu Azalea pamit sekolah dulu. Assalamualaikum." ucapnya sambil meyalami punggung tangan kanan Ibunya itu dan berlalu pergi.

'Maafkan putri hamba ya Allah, yang belum bisa melaksanakan kewajiban darimu. Maafkan juga hamba yang belum bisa menjadi Ibu yang baik buat Azalea.' ucap Ibunya di dalam hati sambil meneteskan air mata.

※※※

       Setibanya di sekolah, Azalea melihat seseorang yang ia kenal sedang duduk di kursi panjang depan kelasnya. Dia sedang melantunkan ayat suci Al-Qur'an dengan suara sangat merdu. Seketika Azalea berdiri mematung melihatnya dan tentunya mendengarkan suaranya yang menyejukkan hati Azalea. Nampaknya Azalea, mengagumi dirinya sejak hari pertama MOS. Seseorang itu memberhentikan bacaanya, ketika ia melihat Azalea berdiri mematung di sebelahnya. Lantas seseorang itu berdiri dan tersenyum ke arah Azalea dan berlalu pergi. Azalea pun tersipu malu, hatinya tentu bahagia karena mendapatkan senyuman yang sangat manis dari seseorang itu. Seseorang itu ialah Bagas ketua OSIS yang terkenal ganteng dan alim di sekolahan ini.

         Kemudian Azalea pun masuk kelas, Azalea langsung menempatkan tempat duduk di depan dan tentunya masih kosong, kemudian ada seorang gadis cantik memakai hijab pendek menutupi dada namun terlihat rambutnya karena tidak memakai ciput. gadis cantik itu mengajaknya untuk duduk sebangku dengan Azalea, Azalea pun langsung membolehkannya karena dia sendiri belum punya teman sebangku.

"Hai ... Em, aku boleh gak duduk sebangku sama kamu?" ucap gadis itu ragu.

"Hai juga. Oh silahkan, lagian aku sendirian belum ada teman sebangku." ucap Azalea sambil mengajak gadis itu duduk disamping bangkunya.

Diary Azalea (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang