Setelah menunggu beberapa saat akhirnya nada tunggu yang membosankan itu berakhir. Berganti dengan suara yang masih sangat kuhafal. Setelah berbasa-basi sebentar menanyakan kabar, akhirnya aku mengatakan inti dari teleponku ini.
“Aku lagi di rumah. Sabtu sore nanti ada waktu?” tanyaku.
Sejenak hening. Aku menunggu agak sedikit lama sampai akhirnya mendengar suara dari seberang sana. “Oke, di tempat biasa?”
*
Mungkin memang benar, sesuatu yang sudah patah tidak akan pernah bisa disatukan kembali. Tidak akan pernah bisa disatukan dengan sempurna, sesempurna saat belum patah. Namun, setidaknya aku ingin berusaha. Tidak hanya sekadar berandai-andai. Untuk kali ini aku ingin melakukan apa yang seharusnya kulakukan.
Dan seperti segala yang ada dalam hidup ini, bukankah memang tidak ada yang sempurna?
***
2 Maret 2014
KAMU SEDANG MEMBACA
SEPERTI SEHARUSNYA
Teen FictionSeharusnya kita tidak begini. Namun aku lupa, mungkin ini yang terbaik.