Jungkook tidak lagi menunduk. Sekalipun kejadian busuk yang pernah dialaminya terulang kembali. Kejadian dimana Taehyung dengan brengseknya bercinta dengan sang sahabat didepan matanya. Mata bulat itu hanya menatap datar kearah kedua manusia penuh dosa. Pandangan mata kosong, seolah tidak hidup, seperti menyisakan sebuah raga tanpa nyawa.
Hatinya terlampau sering disakiti, dihancurkan tanpa sisa. Hingga menyisakan dirinya yang kosong dan mati rasa."Taehyung,"
Jungkook membuka suara, bahkan ketika sang kekasih masih dengan aktifitasnya menggagahi sang sahabat dengan brengseknya. Namun seolah tuli, Taehyung tidak sedikitpun menoleh untuk menghiraukan ucapan Jungkook.
"Kita berhenti saja ya." Lanjutnya. Suaranya halus, disertai senyuman tulus tersungging dibibirnya.
Bukan. Jungkook bukan tidak lagi mencintai Taehyung. Demi Tuhan, Taehyung adalah satu-satunya orang yang mampu mendobrak pertahanan dinding hatinya. Bahkan ketika pria tampan itu menyakitinya luar dan dalam, Cinta itu tidak juga memudar. Katakanlah Jungkook seorang masokis, karena sekejam apapun Taehyung menyakitinya, dirinya tetap bertahan atas nama cinta.
Tetapi tidak untuk kali ini. Ia merasa telah sampai pada batasnya. Lalu menyerah adalah satu-satunya jalan yang terbaik untuknya.
Seketika Taehyung menghentikan gerakannya. Tubuhnya menegang, sebelum akhirnya kembali menggerakkan pinggulnya.
"TaeㅡakkkㅡLepㅡashkㅡ"
Jungkook melirik sekilas kesumber suara. Begitu desahan menjijikkan wanita itu berubah menjadi teriakan tertahan.
Benar. Tatapan matanya menangkap satu adegan dimana Taehyung menyetubuhi Jennie begitu kasarnya, dengan tangan mencengkram erat mencekik lehernya.Menyisakan pekikan dari tertahan dari bibirnya, yang mana merasa frustasi karena gagal mengais oksigen dalam paru-parunya. Taehyung marah karena ucapan Jungkook. Namun Jennie lah yang menjadi pelampiasan emosinya.
Taehyung telah sampai pada puncaknya. Lantas memungut pakaian yang berserakan diatas lantai apartemen Jungkook.
Ya, kali ini Taehyung melakukannya didalam kamar apartemen Jungkook. Brengsek.
Dilempar kasar pakaian tersebut kepada pemiliknya."Cepat pakai. Dan pergilah." ucapnya begitu dingin.
"Tapi Tae, aku tidak membawa mobil." Sang gadis sedikit berteriak tanda menolak.
Tanpa berfikir panjang, Taehyung menarik tangan sigadis dan mendorong keluar dari apartemen tersebut. Meninggalkannya dalam keadaan masih bertelanjang, dengan pakaian yang dipegang dikedua tangan.
Beralih menutup pintunya kasar. Enggam menghiraukan teriakan juga gedoran dari luar.
Kakinya kembali melangkah menuju kamar Jungkook. Tempat pribadi yang baru saja ia nodai.Membuka pelan pintu kamar. Menciptakan decitan pelan dari pintu kayu berwarna coklat pudar. Pandangannya mengedar, mencari sosok pemilik kamar.
Hingga sorot matanya menangkap siluet yang tengah berdiri berpegangan pada balkon. Membelakanginya.
Jungkook memandang lekat keindahan kota. Bukan, keindahan kota tersebut hanya dijadikan obyek pandangan kosongnya. Sementara fikirannya berlabuh entah kemana.
Tubuhnya sedikat terjingkat, ketika merasakan sepasang lengan kekar melingkar pada pinggang rampingnya. Tanpa harus berbalikpun, Jungkook tau siapa pelakunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
One Last Smile | Kth+jjk
Fanfiction[COMPLETED] Apakah takdir sedang mempermainkanku sekarang...?? Bahkan orangtuakupun meninggalkanku disaat semua orang tengah menghakimiku...disaat kekasih yang kutau sangat mencintaiku mencampakkanku... Dan disaat sahabat yg kupercayai menghianatiku...