Jakarta,
Bandara soekarno hatta.,.
Keynal dan Ve keluar lebih dulu dari dalam bandara sambil menarik koper mereka. Dengan bergandengan, raut muka Keynal sama sekali tidak dapat di tebak. Ia dengan santai berjalan bersama istri nya menuju mobil jemputan mereka.
Di belakang di susul Ares yang mendorong troli berisikan koper - koper nya dan juga Sheira. Yang sekarang berstatus istrinya.
Mereka menikah di Amerika, semua serba cepat dan kilat.Ia melirik pada Sheira yang berjalan dengan angkuh selangkah di depan nya. Ia masih belum bisa mempercayai kalau sekarang ia telah menjadi seorang suami.
Ck
Ares berdecak dalam hati, mengutuk dirinya sendiri. Benar - benar membuat nya pusing bukan main sekarang. Belum lagi kedua orang tua nya masih memasang muka marah dan kecewa padanya.
Sheira ? Jangan tanya, sejak ijab kabul kemarin di rumah nya. Wanita cantik itu sama sekali tidak mau menatap wajah nya.
"Sheira " Panggil Ve ketika mereka sedang berdiri di samping mobil memerhatikan Ares yang sedang memasukan barang - barang ke bagasi mobil. Tapi, Sheira sama sekali tidak memperhatikan Ares, ia hanya menatap kosong.
"Eh ? Iya Tante " saut Sheira sedikit kaget. Ve tersenyum manis.
" sekarang kan kamu sudah jadi istri Ares, jadi jangan panggil tante, Mami aja, " ujar Veranda membuat Sheira sedikit tertegun, namun ia dengan cepat dapat menguasai dirinya.
"Iya Tan, eh Mam " ucap Sheira masih gugup dan tidak terbiasa. Ve hanya kembali tersenyum.
Sheira sedikit kaget ketika Veranda mengusap lengan kanannya. Membuatnya merasakan kehangatan yang sudah hampir lima belas tahun ini tidak ia rasakan lagi. Hangatnya sentuhan dari seorang ibu.
Sheira berpaling ke lain arah dan dengan cepat ia mengusap mata nya.
Ia tidak bisa membiarkan dirinya terlalu sentimentil. Ia tidak ingin orang - orang tau kalau sebenarnya seorang Sheira gadis lemah.
Ia tidak suka itu.
"Makasih pak " suara Ares yang mengucapkan makasih pada si sang sopir yaitu pak Andi. Membuat keduanya menoleh.
Keynal membuka pintu penumpang samping supir dan langsung menaikinya.
Ares membuka pintu bagian belakang mobil alpart putih itu untuk kedua wanita di samping nya.Ve masuk lebih dulu, lalu di susul Sheira. Dan terakhir Ares.
Perjalanan berjalan dengan sepi, entah karena lelah atau memang suasan masih dalam ke adaan canggung mereka semua memilih diam.
Ares yang biasanya bawel kini juga ikut diam seribu bahasa di bagian paling belakang.***
"Kamar kamu sudah di beresin Bi Ina, jadi kalian bisa langsung nempatin " ujar Ve pada Ares ketika mereka tiba di rumah.
Ares hanya mengangguk. Dan membantu Pak Andi membawa koper - kopernya dan Sheira masuk kedalam rumah mewah yang sudah sangat di rindukan Ares.
Ares masuk ke dalam, dan langsung di sambut oleh Gracia yang berdiri bersandar si belakang sofa ruang keluarga dengan kedua tangan bersedakap di depan. Dan tatapan tajam pada Ares.
Huft
Ares menghela napas lelah, ia sudah bisa menebak kalau akan seperti ini. Namun ia jujur kalau saat ini ia sudah sangat lelah. Beberapa hari ini ia lewati dengan batin yang nelangsa.
"Kalau kakak mau marah - marah nanti aja, aku lagi capek banget sekarang " ujar Ares lemas.
Gre mendesah kalah, ia juga melihat itu apalagi luka lebam di wajah Ares yang masih membekas itu membuatnya tidak tega.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maried By Accident ( End ) -
General Fiction#2 in General fiction 230917 #3 in General fiction 190917 #4 in General fiction 180917 Di umurnya yang masih 20 tahun. Ares sudah menyandang gelar S1. Di umur nya yang masih 20, dia juga sudah menjadi suami dan calon ayah. Setelah tiga tahun lebih i...