Kita kembali menjadi sepasang yang saling menjauh, yang pernah begitu dekat sebelumnya namun menjadi begitu asing sekarang.
Kita kembali menjadi masing-masing yang mempertahankan egonya tanpa berpikir lagi kalau sebenarnya kita saling melukai satu sama lain.
Lalu apa yang harus di salahkan?
Apakah waktu atau kah rasa yang tak kunjung pergi bersama waktu?
Lalu apa yang harus di ingat kembali sedangkan pikiranku menyimpan memori baik namun hati memaksanya untuk segera melupakan.
Lalu apakah hidup akan baik-baik saja?
Sebelumnya aku juga pernah begitu bahagia sampai kamu dtg, lalu aku merubah definisi bahagia ku menjadi
"sempurna yang ku syukuri"
Sekalipun waktu telah pergi membawa kamu dan cerita2 kita tapi aku selalu bersyukur karena bahagiaku pernah begitu sempurna karenamu.
-A-