Akhirnya liburan panjang di depan mata. Tak sabar rasanya menikmati hari santai tanpa harus dikejar waktu memeras otak. Ujian Tengah Semester. UTS.Bukan hanya fisik yang butuh istirahat. Otakpun minta direfresh ulang. Apalagi otakku yang akhir-akhir ini memang seringkali konslet. Mungkin gara-gara kepalaku pernah terbentur saat kecil. Insiden sering jatuh dari ranjang. Seingatku waktu jamannya SD hampir setiap pagi jatuh dari ranjang. Aku tak bisa tidur tanpa guling. Kalau tanpa bantal sih tidak masalah.
Pernah juga dikira hilang pagi-pagi. Semua orang di rumah panik. Apalagi Ummi. Biasanya setelah masak sarapan pagi Ummi akan pergi ke kamarku. Pagi itu, saat Ummi bermaksud membangunkan beliau tidak menemukanku di atas ranjang atau setidaknya di lantai.
Dan....
Kisah masa lalu itu terekspos kembali dari kapasitas otakku.
◇◇◇◇◇
"Ayah....." Teriak ummi Zakiyah berlari keluar dari kamar Shakila yang sekaligus merangkap kamar Iam.
"Shakila tidak ada di kamar." Wajahnya terlihat cemas.
Ayah Sofwan yang saat itu sedang duduk santai di teras rumah langsung beranjak ke kamar Shakila. "Tidak ada bagaimana, Ummi? Mungkin dia ke kamar mandi."
Setelah memastikan di kamar mandi tidak ada, mereka mencari Shakila di pagar depan, belakang rumah, dan kamar-kamar yang lain. Bahkan di halaman juga tidak ditemukan keberadaannya. Hampir satu jam pencarian mereka mulai kebingungan. Apalagi Iam sudah mulai menangis. Dia sangat menyayangi adiknya. Takut sesuatu yang buruk terjadi pada Shakila.
"Ummi, Dedek dimana? Kenapa dia belum ketemu juga?" Rengeknya yang masih berumur 8 tahun.
"Tenang sayang. Dedek kamu pasti ketemu, kok. Mungkin dia main ke rumah nenek Rum."
Nenek Rum yang dimaksud adalah tetangga di sebelah selatan rumah Shakila. Gadis kecil itu sering bermain disana di pagi hari. Ummi Zakiyah bertanya pada tetangga sekitar. Tempat biasanya Shakila bermain. Tapi tak satu pun dari mereka mengetahui keberadaan Shakila. Di rumah nenek Rum juga tidak ada.
Dimana Shakila?
Saat semua orang mulai panik tiba-tiba gadis kecil itu keluar dari kamar dengan wajah kusut dan rambut acak-acakan.
"Ya Allah, Shakila. Darimana saja kamu, Nak? Semua orang panik mencari kamu." Ummi Zakiyah memeluk anaknya.
"Shakila tidur di kamar, Ummi. Kenapa nggak dibangunin?" Jawabnya menguap lebar. Dia tidak tahu menahu tentang kepanikan keluarganya.
"Tidur dimana? Tadi Ummi sudah mencari ke semua tempat tapi tidak menemukan kamu."
"Iya, Dek. Kakak kira kamu hilang."
"Ilang? Dedek tidur, Kak. Dedek nggak ilang." Protesnya cemberut.
"Memangnya kamu tidur dimana, Sayang?" Sela Ayah Sofwan dengan sikap tenang. Merasa lega putrinya baik-baik saja.
"Tadi Shakila jatuh lagi, Yah. Trus guling Shakila ilang. Ketemunya di bawah ranjang. Shakila ambil tapi Shakila ngantuk. Makanya Shakila tidur lagi."
"Di kolong ranjang?"
"He-eh" Jawabnya polos.
◇◇◇◇◇
Sore ini seperti biasa aku sowan ke Dhalem Kiai Hannan--pengasuh Pesantren Al-Barokah Putri. Beliau membuka jasa terapi kesehatan. Setiap kali kesana pasti hatiku terasa damai. Ingin sekali nyantri disana. Terbayang, pasti indah banget bisa menimba ilmu agama dengan tekun. Ngaji kitab dan mengabdi pada guru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uhibbuka Fisabilillah [Terbit di AE Publishing]
Spiritual#1 In Kejutan : Selasa, 24072018 #1 In Lora : Rabu, 22061440 #1 In NovelBaper : Sabtu, 01071440 #1 In Sahabatfillah : Ahad, 03101442 #1 In Shakila : Rabu, 080145-260723 Novel ini diikutsertakan dalam event Writing Project AE 4 #WPAE4 #RomanceReligi...