Mistery of Wonderless

8 3 3
                                    

Malam itu pementasan drama bertajuk "Duka dan Air Mata" diselenggarakan oleh Sanggar Adinda di auditorium Gedung Kesenian. 

Ruangan besar dengan deretan kursi-kursi berlapis busa berwarna merah. Kursi-kursi disusun menanjak dengan anak tangga di sisi kanan dan kiri. Lampu kristal berukuran besar menggantung di tengah ruangan. Auditorium ini dilengkapi dengan sebuah pipe organ yang usianya cukup tua, berdiri tegap di dinding balkon sejajar dengan titik tengah panggung. 

Tidak sembarang orang dapat memainkan pipe organ dan memang hanya sedikit orang yang mahir memainkannya di dunia ini. Pihak gedung juga tidak mengizinkan pengunjung untuk menyentuh alat musik yang terbilang langka dan biaya perawatannya pun tinggi. 

Hanya ada satu orang yang terkenal mahir memainkannya di kota ini dan karena kemahirannya itu ia dibayar cukup mahal. Tidak ada yang dapat menandingi kemahirannya. Dia seorang seniman yang paling ditakuti banyak orang karena kemisteriusannya. Black Wonderless, lelaki paruh baya yang selalu berpenampilan serba hitam. Pakaian, kacamata, topi, tas selempang, dan payung berwarna hitam selalu dipakainya kemanapun ia pergi. 

Herannya, setiap kali usai pementasan drama pasti ada saja korban jatuh, entah hilang tiba-tiba atau meninggal secara tidak wajar. Walaupun begitu, tetap saja para penikmat drama datang memenuhi auditorium untuk menyaksikan pementasan drama. Mereka meyakini bahwa kasus itu hanyalah rumor yang dibangun untuk mematikan seni drama.

Tidak sedikit orang yang penasaran dengan kasus seusai pementasan drama itu. Ada satu penonton setia yang selalu mencatat tiap kejadian, Clementine namanya. Selama tiga tahun ia berhasil merekam sekitar limapuluh pementasan drama dalam bentuk tulisan. 

Sabtu malam ia tidak menonton pementasan. Ia membaca ulang buku catatan drama yang dia tulis dan berhasil mengambil kesimpulan. Kasus orang hilang ataupun meninggal itu terjadi setiap kali usai pementasan drama yang diiringi oleh suara pipe organ yang dimainkan oleh Wonderless.

Kecurigaan Clement menguat setelah menyadari kalau Wonderless selalu menghilang seusai pementasan drama walaupun hari hujan. Kabarnya, ia selalu menenteng kotak pendingin menuju rumah tua yang berada di tengah hutan yang tak jauh dari kota. Tidak ada yang tahu apa isi kotak pendingin itu.

***

Rampai KhayalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang