Part 1.

13 1 0
                                    

"Naina!"

Naina menutup telinganya dengan bantal mendengar teriakan yang begitu menggelegar di balik pintu kamarnya. Oh ayolah ini masih pagi dan Naina semalam sudah memutuskan bahwa dirinya akan menghabiskan harinya dengan tidur seharian di hari libur kerjanya. Tapi semua rencana yang Naina susun dengan rapi berantakan sudah saat suara teriakan dan gedoran di depan pintu kamarnya membangunkannya.

Tapi Naina tidak mengubris teriakan dan gedoran pada pintu kamarnya, gadis itu tetap mencoba untuk tertidur lelap walau nyatanya tidak bisa lagi karena terganggu oleh teriakan dan gedoran di balik pintu kamarnya itu.

Siapa lagi yang akan membangunkannya sepagi ini jika bukan Morena, orang yang akan selalu menggangu waktu tidur Naina di hari libur seperti ini. Lagi pula, hanya Morena yang tau password apartemen nya. Kini Naina jadi merasa menyesal karena dulu ia telah memberikan password apartemen nya kepada Morena. Penyesalan selalu datang terlambat bukan?

"Naina!"

Dor! Dor! Dor!

Teriakan dan gedoran di pintu Naina semakin Menjadi, membuat Naina mau tak mau pun memutuskan untuk membuka matanya yang masih terasa sangat berat. Dengan malas, Naina bangkit dari kasur kesayangannya dan berjalan menuju pintu.

Naina membuka pintu kamarnya dan langsung mendapatkan tatapan tajam dari Morena, namun Naina tidak merasa terimindasi sama sekali dengan tatapan Morena.

"Apa?" tanya Naina santai.

Morena melihat Naina dari atas hingga bawah, lalu menggertakkan giginya kesal karena Naina baru saja bangun tidur dan Morena yakin jika dirinya tidak membangunkannya maka Naina tidak akan bangun hingga hari menjelang sore atau bahkan malam.

"Pasti kamu lupakan kalau hari ini kamu sudah janji mau menemani aku belanja?" tanya Morena sarkastik.

Naina mengendikkan bahu acuh, dia memang lupa jika pernah berjanji akan menemani Morena belanja. "Bisakan kamu tidak membangunkan aku sepagi ini?"

Morena melotot Kearah Naina. "Pagi? Oh ayolah yang benar saja, ini sudah jam sebelas siang Naina dan kamu mengatakan ini adalah pagi." ucap Morena kesal.

"Itu masih pagi karena belum lewat jam duabelas." balas Naina santai lalu berlalu dari hadapan Morena.

Morena kembali menggertakkan giginya kesal, ia mengikuti Naina yang berjalan ke dapur untuk mencari minuman. Sepertinya Naina terlalu haus karena langsung meminum segelas air tanpa sisa.

"Cepat mandi sana, jangan lama-lama." ucap Morena mendorong badan Niana hingga kembali masuk kedalam kamar, bahkan kamar mandi.

Naina hanya memutar bolamatanya malas, lalu bergegas membersihkan diri. Tidak membutuhkan waktu lama bagi Naina untuk membersihkan diri, karena dia bukan tipe gadis yang akan berlama-lama dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Berbanding balik dengan Morena yang akan bisa menghabiskan waktu satu jam lebih di dalam kamar mandi, entah apa yang gadis itu lakukan. Hanya Morena dan tuhan yang tahu 😉.

Naina mendengus kesal saat Morena menarik tangannya kesana dan kemari, keluar masuk toko. Naina merasa bahwa dirinya itu sudah seperti kekasih Morena yang hanya menurut kemanapun gadis itu menariknya. Ya, saat ini keduanya sedang berada di Mall Central Park.

"Morena, bisakah kita istirahat sejenak... Aku lapar, mari kita cari makanan disana." ucap Naina menunjuk salah satu restoran yang dilewatinya, dengan tangan yang penuh dengan belanjaan Morena.

Morena mengangguk, lagi pula ia juga lapar, lalu mereka berdua berjalan memasuki restoran. Naina meletakkan belanjaan Morena di kursi dan ia pun langsung duduk di kursi sebelahnya.

Naina Afraid...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang