Tahun berganti tahun
Bulan berganti bulan
Haripun begitu
Menit, detik, milisekonpun terlewati sampai saat ini.Tapi ternyata sulit bagiku untuk melupakan bayangmu. Entah sejak kapan suaramu itu buat hatiku tergetar.
Tadi. Tidak kusangka aku akan bertemu denganmu setelah sekian lama tidak bertemu. Bukan. Bukan tidak bertemu melainkan tidak saling kenal. Tapi tadi? Kamu menatapku lama, seakan menyelam mataku yang kamu rindukan.
Apa benar kamu merindukanku? Rasanya seperti tidak mungkin, setelah lama tidak berpapasan, ternyata dirimu menyimpan berjuta pertanyaan dalam benakku.
Apa kamu tahu? Ketika kamu memutuskan untuk menatapku, aku sudah menatapmu dari lama, menunggu matamu itu melihat kearahku. Tapi baru sekarang ini, tadi, kamu menatapku setelah betahun-tahun kamu meninggalkan luka dalam disudut hatiku.
Hanya melihatmu saja membuatku merasa terlempar kehari dimana kamu menanyakan apakah aku siap menjadi kekasihmu. Rasanya sama. Mendebarkan, membuat relung hatiku berdenyut senang. Hanya melihatmu buatku bahagia. Sederhana, bukan?
Apa aku boleh melihat retinamu lebih lama? Apa aku boleh menanyakan kabarmu yang sudah kupersiapkan dari dulu dibenakku? Jika tidak, jangan buatku berharap lagi, jangan menatapku seolah-olah aku boleh masuk kedunia mu.
Terimakasih, bayangan yang selalu menghantui.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Perasaanku
PoetrySebuah perasaan yang tak pernah terkikis waktu. Perasaan yang tak pernah tega melepaskan. Perasaan yang sulit dijabarkan kata namun selalu disimpan dalam dada.